MOZAIK ISLAM

Sayyidina Umar, Syech Nasruddin dan Pencuri, Sebuah Renungan

ASSAJIDIN.COM –– Suatu hari ada pencuri yang berhasil mencuri surban sayyidina Umar ibn Khattab, kemudian dia lari.

Sepertinya si pencuri ini lupa bahwa Sayyidina Umar ini “sakti,” dengan langkah panjangnya sangat gampang mengejar si pencuri ini.

Singkat cerita, Umar berada tepat di belakang sang pencuri yang tiba-tiba berteriak ketakutan. Tahukah para pembaca kira-kira apa yang dikatakan sayyidina Umar? Subhanallah, beliau yang dikenal keras ini berkata dengan lembut: “Aku persaksikan kepada Allah bahwa surban itu saat ini kujadikan milikmu. Katakanlah aku terima biar api neraka tidak menyentuhmu kelak gara-gara surban ini.”

Lihat Juga :  Mengenal Hari Nahr di Bulan Dzikhijah, Banyak yang Belum Tahu

Tampang keras namun berhati lembut jauh lebih mulia dibandingkan wajah lembut namun berhati keras. Kelembutan sesungguhnya adalah kelembutan hati untuk selalu menyayangi, memaafkan dan memberi atau berbagi bahagia kepada atau dengan orang lain.

Saudaraku dan sahabatku, tahukah bagaimana kira-kira respon sang pencuri dengan kalimat Sayyidina Umar ini?
Kisah Umar inilah mungkin yang ditiru oleh Syekh Nasruddin yang mengejar pencuri yang membawa beberapa miliknya dari rumahnya.

Terengah-engah Syekh Nasruddin ini mengejar maling itu. Malingpun terengah-engah lari menjauh dari sang Syekh.
Akhirnya, ketangkap juga si maling ini. Syekh Nasruddin cuman bertanya: “Mengapa kamu lari? Aku cuma mau tanya, kamu butuh apa lagi? Akan saya kasihkan apa yang aku miliki.” Saudaraku dan sahabatku, tahukah bagaimana kira-kira respon si maling ini kepada sang Syekh?

Lihat Juga :  Sujud Salah Satu Cara Mendekatkan Diri kepada Allah, Mengikis Kesombongan

Sayyidina Umar ingin mensurgakan maling. Luar biasa. Sementara kita kini gampang dan suka menerakakan orang lain. Syekh Nasruddin ingin membahagiakan semua orang yang bertemu dengannya. Luar biasa. Sementara ada di antara kita yang lebih suka dan ingin memenderitakan orang lain. (*/sumber: tulisan KH Achmad Imam Mansyur)

Back to top button