Penghargaan Islam terhadap Perempuan yang Bekerja, Tokoh-tokoh Perempuan di Zaman Nabi pun Bekerja

ASSAJIDIN.COM – Dalam Islam, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam berkarya atau bekerja.
Hal ini tertuang dalam salah satu ayat Alquran yaitu Surat Annisa ayat 32.
Surat An-Nisa Ayat 32
وَلَا تَتَمَنَّوْا۟ مَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بِهِۦ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكْتَسَبُوا۟ ۖ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكْتَسَبْنَ ۚ وَسْـَٔلُوا۟ ٱللَّهَ مِن فَضْلِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا
Arab-Latin:
Wa lā tatamannau mā faḍḍalallāhu bihī ba’ḍakum ‘alā ba’ḍ, lir-rijāli naṣībum mimmaktasabụ, wa lin-nisā`i naṣībum mimmaktasabn, was`alullāha min faḍlih, innallāha kāna bikulli syai`in ‘alīmā
Artinya:
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Dikutip dari laman suarasyiyah.id,
Ayat tersebut memuat nilai dasar tauhid, bahwa Allah tempat diminta, Allah Sang pemberi rizki.
Allah memuliakan laki-laki dan perempuan tanpa pembedaan sebagai hamba Allah. Adapun nilai dasar keadilan dan prinsip kesetaraan, bahwa laki-laki dan perempuan mendapat peluang setara dalam bekerja, beramal, dan mendapatkan hak dari hasil usahanya.
Nilai dasar maslahah dan prinsip pengembangan potensi terlihat dari adanya isyarat bahwa laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki potensi.
Keberhasilan dalam meraih prestasi dan bekerja bukan karena dia laki-laki atau perempuan, tetapi karena potensi dan kerja kerasnya serta doa-doanya mohon karunia Allah.
Allah telah memberi penghargaan kepada perempuan bekerja, dengan mengabadikan perempuan bekerja dalam al-Qur’an untuk menjadi ‘ibrah berupa pesan edukatif dan keteladanan bagi para perempuan dalam bekerja.
Penghargaan terhadap Perempuan bekerja.
Penghargaan Allah dapat dipahami dalam al-Qur’an Surah al-Qashash [28]: 23, 24, dan 26.
Ayat-ayat tersebut mengabadikan kisah dua perempuan yang dalam Kitab Tafsir Ath-Thabari disebutkan mereka adalah putri Nabi Syu’aib bernama Shafurah dan Layya. Mereka membantu orang tuanya menggembala ternak di antara para penggembala laki-laki.
Dalam ayat tersebut dijelaskan kedua perempuan putri Nabi Syu’aib sedang mengantri untuk memberi minum ternaknya di sebuah sumur. Mereka menghalau dan menahan ternaknya untuk menunggu di antara kerumunan ternak para penggembala yang semuanya adalah laki-laki yang juga sedang memberi minum ternaknya.
Pada zamannya apa yang mereka kerjakan mencerminkan kemandirian perempuan yang mengerjakan pekerjaan yang pada umumnya dilakukan oleh laki-laki. Dalam ayat 26, salah seorang perempuan tersebut di samping perempuan bekerja, juga pemikir yang menyampaikan kompetensi ideal pekerja, yaitu al-qawiyyu dan al-amīnu (yang kuat lagi dapat dipercaya) atau memiliki kompetensi profesional dan kompetensi kepribadian.
Historisitas pada Masa Rasul
Para shahabiyyah (sahabat perempuan) pada masa Rasul menunjukkan aktivitasnya dalam dunia kerja. Khadijah ra, istri Nabi Muhammad saw, adalah sosok wirausahawan perempuan yang sukses mengelola holding company di masanya, sekaligus pendukung utama perjuangan Rasulullah saw.
Rasulullah memberi penghargaan terhadap perempuan bekerja, di antaranya terhadap dua perempuan yang sama-sama bernama Zaenab, yaitu Zaenab istri Abdullah Ibn Mas’ud dan Zaenab istri sahabat golongan Anshar. Ketika Rasulullah saw. bersabda kepada para perempuan:
تصدقن ولو من حليكن
“Bersedekahlah walau dengan perhiasan yang kalian pakai”, Zaenab menanyakan kepada Rasulullah saw melalui sahabat Bilal, bila ia akan bersedekah kepada suaminya yang tidak memiliki harta dan kepada anak-anak yatim.
Saat itu, Zaenab istri sahabat Anshar juga menanyakan hal yang sama. Merespons pertanyaan dua Zaenab dimaksud, Rasulullah saw.
Bersabda kepada sahabat Bilal.
أخبرهما أن لهما أجرين، أجر القرابة، وأجر الصدقة
Artinya, Rasulullah saw berkata: ”Sampaikanlah kepada mereka berdua bahwa mereka memperoleh dua pahala, yaitu pahala memberikan nafkah kepada keluarga dan pahala sedekah” (H.R. Imam Bukhari).
Hadis tersebut menggambarkan keaktifan para sahabat perempuan dalam dunia kerja, sebagaimana laki-laki bahkan menjadi tulang punggung keluarganya. Bahkan dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah saw. membolehkan seorang perempuan yang sedang menjalani iddah keluar rumah untuk memanen hasil kebunnya, sementara sebelumnya dia dilarang oleh sahabat untuk keluar dari rumahnya karena sedang menjalani masa iddah. Beliau bersabda:
بلى فجدى نخلك فإنك عسى أن تصدقى أو تفعلى معروفا
Artinya, ”Ya, petiklah buah anggurmu, karena dengan itu kamu akan dapat bersedekah atau kamu akan melakukan kebaikan”. (H.R. Imam Muslim). (*)