LENTERA

Keutamaan Bersikap Ikhlas kepada Allah SWT

ASSAJIDIN.COM — Berikut ini, keutamaan dari bersikap ikhlas kepada Allah

1. Allah akan memberi pertolongan

Hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

إِنَّمَا يَنْصُرُ اللهُ هَذِهِ اْلأُمَّةَ بِضَعِيفِهَا بِدَعْوَتِهِمْ وَصَلاَتِهِمْ وَإِخْلاَصِهِمْ

“Sesungguhnya Allah akan menolong umat ini dengan orang-orang lemah dari kalangan mereka, dengan do’a-do’a mereka, shalat mereka dan keikhlasan mereka.”

2. Selamat dari adzab di akhirat
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang orang-orang yang bersikap ikhlas:

وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا﴿٨﴾إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا﴿٩﴾إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا﴿١٠﴾فَوَقَاهُمُ اللَّهُ شَرَّ ذَٰلِكَ الْيَوْمِ وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُورًا﴿١١﴾وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا

“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang di-tawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepa-damu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya kami takut akan (adzab) Rabb kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. Maka Allah memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) Surga dan (pakaian) sutera.” [Al-Insaan/76: 8-12]

3. Kedudukan yang tinggi di akhirat
Ayat dan hadits yang menjelaskan hal ini banyak sekali, di antaranya adalah ayat yang menceritakan tentang orang-orang yang baik di dalam surat al-Insaan:

فَوَقَاهُمُ اللَّهُ شَرَّ ذَٰلِكَ الْيَوْمِ وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُورًا﴿١١﴾وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا﴿١٢﴾مُتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى الْأَرَائِكِ ۖ لَا يَرَوْنَ فِيهَا شَمْسًا وَلَا زَمْهَرِيرًا﴿١٣﴾وَدَانِيَةً عَلَيْهِمْ ظِلَالُهَا وَذُلِّلَتْ قُطُوفُهَا تَذْلِيلًا﴿١٤﴾وَيُطَافُ عَلَيْهِمْ بِآنِيَةٍ مِنْ فِضَّةٍ وَأَكْوَابٍ كَانَتْ قَوَارِيرَا﴿١٥﴾قَوَارِيرَ مِنْ فِضَّةٍ قَدَّرُوهَا تَقْدِيرًا﴿١٦﴾وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنْجَبِيلًا﴿١٧﴾عَيْنًا فِيهَا تُسَمَّىٰ سَلْسَبِيلًا﴿١٨﴾وَيَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُونَ إِذَا رَأَيْتَهُمْ حَسِبْتَهُمْ لُؤْلُؤًا مَنْثُورًا

Lihat Juga :  Fungsi Partai Politik

“Maka Allah memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) Surga dan (pakaian) sutera, di dalamnya mereka duduk bertelakan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan. Dan naungan (pohon-pohon Surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya. Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak, dan piala-piala yang bening laksana kaca, (yaitu) kacakaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan sebaik-baiknya. Di dalam Surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. (Yang didatangkan dari) sebuah mata air Surga yang dinamakan salsabil. Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan.” [Al-Insaan/76: 11-19]

 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْر،ِ وَالَّذِينَ يَلُونَهُمْ عَلَى أَشَدِّ كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ فِي السَّمَاءِ إِضَاءَةً لاَ يَبُولُونَ وَلاَ يَتَغَوَّطُونَ وَلاَ يَمْتَخِطُونَ وَلاَ يَتْفُلُونَ أَمْشَاطُهُمُ الذَّهَبُ وَرَشْحُهُمُ الْمِسْكُ وَمَجَامِرُهُمُ اْلأَلُوَّةُ -عُوْدَ الطِّيْبِ- وَأَزْوَاجُهُمُ الْحُورُ الْعِينُ، عَلَى خُلُقِ رَجُلٍ وَاحِدٍ، عَلَى صُورَةِ أَبِيهِمْ آدَمَ سِتُّونَ ذِرَاعًا فِي السَّمَاءِ

“Kelompok pertama yang masuk Surga adalah dengan seindah bulan purnama, dan yang setelahnya seindah bintang yang paling terang cahayanya di atas langit, mereka semua tidak akan buang air kecil, tidak akan buang air besar, tidak akan beringus, dan tidak akan meludah, sisir-sisir mereka terbuat dari emas, keringat mereka adalah minyak kasturi dan minyak wangi mereka adalah aluwwah -sebatang kayu wangi- sedang isteri-isteri mereka adalah para bidadari, mereka semua dalam satu bentuk dengan paras bapak mereka, Adam dengan tinggi enam puluh hasta menjulang ke langit.” [Muttafaq ‘alaihi]

Lihat Juga :  Hukum Mengadakan Walimatus Safar Haji dan Umrah

4. Diselamatkan dari kesesatan di dunia
Salah satu contoh mengenai hal ini adalah kisah Nabi Yusuf Alaihissallam, sebagaimana telah dijelaskan.

5. Sebab ditambahkan petunjuk
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى

“…Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka dan Kami tambah-kan kepada mereka petunjuk.” [Al-Kahfi/18: 13]

6. Penghuni langit mencintai orang yang ikhlas
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا أَحَبَّ اللهُ الْعَبْدَ نَادَى جِبْرِيلَ: إِنَّ اللهَ يُحِبُّ فُلاَنًا فَأَحْبِبْهُ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ فَيُنَادِي جِبْرِيلُ فِي أَهْلِ السَّمَاءِ: إِنَّ اللهَ يُحِبُّ فُلاَنًا فَأَحِبُّوهُ، فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ: ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي اْلأَرْضِ.

“Jika Allah mencintai seorang hamba, maka Allah akan berseru kepada Jibril, “Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah ia,” kemudian Jibril pun mencintainya dan berseru kepada penghuni langit, “Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah ia,” kemudian semua peng-huni langit mencintainya, lalu ditetapkan baginya keridhaan penduduk bumi kepadanya.” [Muttafaq ‘alaihi].

7. Ditetapkan baginya penerimaan (keridhaan) manusia terhadapnya di muka bumi
Sebagaimana yang dijelaskan di dalam hadits sebelumnya. (*/Sumber:almanhaj.or.id)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button