Perilaku Tercela akibat Godaan Setan di Bulan Ramadhan, Bukankah Setan Dibelenggu?
ASSAJIDIN.COM — Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang menjadi momen paling istimewa bagi umat muslim di seluruh dunia. Apakah benar masih ada godaan setan di bulan Ramadhan? Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Jika telah datang bulan Ramadhan maka pintu-pintu surga akan dibuka, pintu-pintu neraka akan ditutup dan setan-setan akan dibelenggu dengan rantai.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Di balik keistimewaan bulan Ramadhan, godaan setan masih ada meski mereka sudah dibelenggu. Godaan itu, seperti membatalkan puasa, bergosip, berlaku sombong, melupakan sholat, berlebihan makan, dan lainnya, bisa sangat menggoda dan mempengaruhi seseorang.
Godaan setan masih ada menurut pendapat pertama, hanya sebagian setan yang dibelenggu. Lalu pendapat kedua, merujuk pada kitab Kasyful Musykil min Haditsis Shahihain juz III oleh Jamaluddin Abul Farj, menyebut godaan setan itu sebenarnya berasal dari nafsu dan kebiasaan buruk umat manusia itu sendiri yang disebut setan manusia.
1. Godaan untuk makan dan minum secara sembunyi-sembunyi selama berpuasa.
Godaan untuk makan dan minum secara sembunyi-sembunyi selama berpuasa dapat menggoda terutama saat ada kesempatan untuk melakukannya tanpa diketahui orang lain. Hal ini bisa terjadi di tempat kerja, di rumah, atau di tempat umum lainnya.
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Memiliki kesadaran diri dan mengendalikan nafsu adalah kunci untuk mengatasi godaan untuk makan dan minum secara sembunyi-sembunyi selama berpuasa. Selain itu, berdoa kepada Allah SWT dan meminta pertolongan-Nya dapat membantu seseorang untuk menjaga diri dari godaan tersebut.
2. Godaan untuk memperlihatkan kebaikan atau amal kepada orang lain agar dipuji atau dianggap baik.
Godaan untuk memperlihatkan kebaikan atau amal kepada orang lain agar dipuji atau dianggap baik adalah suatu godaan yang seringkali muncul pada bulan Ramadhan. Orang yang tergoda akan merasa bangga dan sombong atas amal yang telah dilakukan, sehingga keikhlasan dalam beramal akan hilang.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk Surga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan walau hanya setengah biji sawi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Mengendalikan nafsu sombong dan merendahkan diri adalah kunci untuk mengatasi godaan untuk memperlihatkan kebaikan atau amal kepada orang lain agar dipuji atau dianggap baik. Berusaha untuk mengamalkan kebaikan secara diam-diam juga dapat membantu seseorang untuk meningkatkan keikhlasan dalam beramal.
3. Godaan untuk mengkritik atau menjelekkan orang lain, baik secara langsung atau melalui gosip.
Godaan untuk mengkritik atau menjelekkan orang lain dapat muncul karena rasa tidak puas dengan diri sendiri atau keinginan untuk merasa lebih baik dari orang lain. Seringkali, godaan tersebut dapat disebabkan oleh keinginan untuk menarik perhatian atau menjadi pusat perhatian di antara kelompok sosial tertentu.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidakkah kalian ingin aku beritahu tentang sesuatu yang lebih baik daripada shalat, puasa, dan sedekah?” Para sahabat menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.” Maka beliau bersabda, “Menjauhi perkataan yang tidak berguna dan gosip yang menyakitkan orang lain.” (HR. Tirmidzi)
Namun, mengkritik atau menjelekkan orang lain tidak hanya tidak etis, tetapi juga dapat merusak hubungan sosial dan emosional yang sehat. Lebih baik untuk memfokuskan energi pada pengembangan diri dan kebaikan orang lain daripada membiarkan godaan negatif mengendalikan perilaku kita.
4. Godaan untuk menunda-nunda kewajiban ibadah, seperti sholat.
Godaan untuk menunda-nunda kewajiban ibadah, seperti sholat, dapat muncul karena rasa malas atau kurangnya motivasi untuk melaksanakan ibadah tersebut.
“Ingatlah nama Tuhanmu dan beribadahlah kepada-Nya dengan tenang dan khusyu’. Sesungguhnya orang-orang yang mengganggap remeh ibadah kepada-Ku, akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al-Mu’minun: 2-3)
5. Godaan untuk tidak bangun sahur dan menjalankan puasa dengan kurang energi.
Godaan untuk tidak bangun sahur dan menjalankan puasa dengan kurang energi dapat muncul karena keinginan untuk tidur lebih lama atau kurangnya kesadaran tentang pentingnya sahur dalam menjalankan ibadah puasa.
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Makanlah sahur, karena dalam sahur terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Seringkali, godaan tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya disiplin dalam menjalankan puasa, sehingga pola makan dan tidur terganggu.
6. Godaan untuk memperbanyak makanan dan hidangan saat berbuka puasa, sehingga melupakan tujuan utama berpuasa.
Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Anak Adam tidak memenuhi bejana yang lebih buruk dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang belulangnya, maka jika harus memaksa, hendaklah sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk napasnya.” (HR. Tirmidzi)
Godaan untuk memperbanyak makanan dan hidangan saat berbuka puasa dapat muncul karena keinginan untuk menikmati makanan yang enak dan lezat, atau ingin memenuhi keinginan kuliner yang bertumpuk. Rasulullah SAW melarang umat muslim untuk makan secara berlebih-lebihan.
Dan macam macam godaan lain. Itu tidak oain adalah muncul dari diri sendiri yang tergoda bujuk rayu setan. Untuk membelenggu setan yakni juga dari diri sendiri yaitu sikap tunduk patuh kepada Allah dan mampu menahan diri karena takut kepada Allah. (*/Sumber: liputan6)