Guru Agama Islam Bentuk Komunitas, Curhat dengan Wawako Palembang
ASSAJIDIN.COM — Wakil Walikota Palembang Fitrianti Agustinda menghadiri kegiatan pelantikan pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Kota Palembang sekaligus workshop kontribusi AGPAI dalam memperjuangkan aspirasi guru PAI agar mampu mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam serta kesejahteraannya.
Kegiatan ini di aula Gedung Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Senin (19/12/2022).
Kegiatan ini sendiri dihadiri Asisten II bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) kota Palembang H Ahmad Zulianto, Staf Ahli Walikota Palembang Dra Hj Letizia, Ketua DPW AGPAII Provinsi Sumatera Selatan, Ketua AGPAII Kota Palembang Periode 2022-2027 Ibrahim, S.Pdi.,M.Pdi.
Fitrianti Agustinda mengucapkan selamat atas telah dilakukannya pelantikan untuk Ketua DPD AGPAII Kota Palembang untuk periode 2022-2027 Ibrahim, S.Pdi.,M.Pdi yang telah dilakukan oleh ketua DPW AGPAII Sumsel beserta jajaran kepengurusan lainnya.
“Dengan adanya pelantikan ini, kita berharap aspirasi apapun, wadah ini nanti betul-betul bisa menyuarakan banyak hal terkait dengan masalah-masalah yang dihadapi maupun kesejahteraan yang diinginkan oleh para guru agama,” ujarnya.
Kemudian, sambung Fitri, Ketua DPD AGPAII Kota Palembang dengan sangat menggebu-gebu menyampaikan berbagai keluhan, berbagai persoalan, tentu saya sebagai Wakil Wakil Palembang akan menerima dan menampung dengan seluas-luasnya. Kalau saja Informasi ini sampai ke saya lebih awal, mungkin ketua DPD AGPAII Kota Palembang mungkin tidak akan seperti ini kejadiannya.
“Tidak apa-apa saya disalahkan, kalau memang hal ini membuat dalam arti supaya segala sesuatunya berjalan dengan baik, dimana informasi yang disampaikan oleh ketua tadi betul-betul tidak sampai ditelinga saya,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Fitri mendengarkan masukan dari para guru, yakni dari SD Negeri 171 Palembang, dimana guru yang mengajar agama Islam ini menyampaikan secara langsung kepada saya, bahwa disekolah mereka kalau bisa meminta kepada saya untuk tolong difasilitasi pembangunan mushola, karena kami sudah ada lahan, tetapi untuk membangun musholanya belum ada dana.
“Tapi kami sudah mengumpulkan sedikit-sedikit proposal, tetapi masih belum terbangun juga, jadi guru-guru dan murid bisa sholat bersama di musholla tersebut,” katanya.
Ketua AGPAI Kota Palembang Periode 2022-2027 Ibrahim, S.Pdi.,M.Pdi, yang melatar belakangi terbentuknya AGPAI kota Palembang ini asalnya PPG, masalah PPG ini terbatas dari pusat sana Kementerian Agama kota Palembang khususnya dikota Palembang 500 lagi yang belum PPG, sertifikasi. Dimana dengan total ada 500 guru yang belum sertifikasi yang sudah lulus pre test, sedangkan jumlah guru ada 2000 guru.
“Kalau pelaksanaan PPG itu kalau mengandalkan APBN hanya 5 -7 orang, itu berapa tahun baru bisa dapat sertifikasi itu yang lulus free test ada 500 orang, jumlah guru sendiri ada 2000 orang kalau diadakan free test lagi, terlalu banyak jadi artinya guru tidak ada dapat tunjangan sertifikasi,” ucapnya.
Dia menuturkan, tadi dilantik langsung oleh ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) AGPAI Provinsi Sumsel Maruyah, M.Pd. Dimana untuk pengurusnya sendiri terdiri dari guru agama di kota Palembang, yakni guru Taman Kanak, SD, SMP, SMA dan SMK.
“Untuk total pengurus sekarang ini ada 40 orang. Dengan terbentuknya DPD AGPAI kota Palembang, dimana harapan saya kalau bisa guru agama itu tersertifikasi semua,” imbuhnya.
“Jadi kami itu setiap kegiatan diakui oleh semua instansi, baik dari Kementerian Agama, maupun dari Dinas Pendidikan Kota Palembang. Jadi kalau kami kota Palembang mengandalkan APBN 5 orang, 7 orang hingga 500 orang. Kalau kegiatan kami ini kalau kami terlaksana sukses, kalau bisa Pemkota Palembang ini membiayai kami untuk PPG.Visi dan Misi saya sendiri untuk guru agama ini disertifikasi semua, sejahtera semua, dan guru agama diakui oleh semua lapisan masyarakat khususnya dikota Palembang,” bebernya.
Lebih lanjut dia menerangkan, jadi setiap kegiatan dibiayai tidak perlu lagi minta dengan guru.” Jadi dengan setiap pelaksanaan artinya setiap ingin melaksanakan workshop dan pembuatan soal dan lain-lain, kami ada yang mensupport atau mendanai. Jadi guru agama Islam itu apabila ada workshop atau kegiatan istilahnya sistematis, mereka itu ada kelompoknya masing-masing,” bebernya.
“Sehingga kami membuat soal bersama-sama, menghadapi masalah bersama-sama. Jadi guru agama itu mereka setiap mengatasi segala sesuatu itu bersama-sama sehingga lebih mudah untuk diatasi,” tandasnya. (Yanti)