PC PMII OKU Gelar Isra Mi’raj di Ponpes Rabiatul Adawiyah

AsSajidin.com, OKU — Sabtu (15/2/2025), bertempat di Aula Pondok Pesantren Rabiatul Adawiyah, Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Ogan Komering Ulu (OKU) menggelar peringatan Isra Mi’raj.
Dihadiri para santri, mahasiswa, dan masyarakat sekitar yang mengikuti rangkaian kegiatan dengan khidmat dan penuh makna.
Acara yang bertemakan “Isra Mi’raj : Perpektif Pergerakan Organisasi” ini dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Quran, dan dilanjnutkan dengan sambutan-sambutan.
Dalam sambutannya, Ketua PC PMII OKU, Emi Pratiwi menekankan pentingnya mendekatkan tradisi keagamaan melalui peringatan Isra Mi’raj sebagai momentum memperkuat semangat organisasi.
“Memaknai kegiatan Isra Mi’raj untuk menjadi semangat baru dalam melaksanakan gerakan-gerakan organisasi dimana ada persamaan ketika Nabi Muhammad SAW menerima mandat oleh Allah SWT berupa shalat, sama halnya dengan kita kader mendapat mandat untuk memimpin organisasi dari tingkat rayon sampai cabang.
Kalau nabi diperjalankan dari Masjidil Aqsa ke Masjidil Haram lalu ke langit. sama hal nya kita diperjalankan dari pengurus rayon, komisariat sampai ke cabang dan insyaallah nanti kita semua akan naik ke jajaran paling atas yaitu menjadi Pengurus Besar (PB) PMII,” ujar Emi Pratiwi.
Pada kesempatan yang sama, perwakilan dari Pondok Pesantren Rabiatul Adawiyah, Ustadz Umar Hadi juga menyampaikan apresiasi kepada PMII Cabang OKU atas terselenggaranya acara ini.
“Kami sangat berterima kasih kepada PMII yang telah memilih ponpes kami sebagai tempat peringatan Isra Mi’raj. Kami selaku pengurus pondok akan selalu dan terus mendukung kegiatan-kegiatan PMII OKU untuk ke depannya.
Semoga kegiatan ini membawa keberkahan bagi kita semua dan semakin mempererat ukhuwah Islamiyah antara santri dan mahasiswa,” ujar Ustadz Umar Hadi.
Ustadz Erwin Hadinata S.Hi, seorang alumni PMII, dalam tausiyahnya menekankan pentingnya memahami makna Isra Mi’raj dalam kehidupan sehari-hari serta kaitannya dengan pergerakan organisasi.
“PMII memandang bahwa Ahlusunnah Wal Jama’ah memiliki metode berpikir keagamaan yang menangkap semua aspek kehidupan sebagai manhaj al-fikr, dengan prinsip tawassut, tawazun, ta’dal, dan tasamuh.
Perkuat ilmu, pemikiran, serta silaturahmi yang kuat. Atur kesedihan dan perkuat rasa syukur, karena nikmat yang paling besar adalah ketika kita paham,” jelas Ustadz Erwin dikutip dari NU Palembang Online.
Ia juga mengaitkan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dalam Isra Mi’raj dengan persiapan mental dan spiritual seorang pemimpin.
“Nabi Muhammad SAW tidak menjalankan dakwah sebelum mendapat perintah dari Allah. Artinya, seorang yang hendak terjun ke lapangan harus menyiapkan diri sebagai bekal, sesuai dengan tahapan-tahapan yang dilakukan,” tukasnya.