MOZAIK ISLAM

Peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad di Masjid Agung, Jemaah Dengarkan Ceramah Ustad Habib Novel bin Muhammad Alydrus

PALEMBANG, ASSAJIDIN.COM —  Ratusan Umat Muslim mengikuti acara Peringatan Isra Mi’raj yang dalam hal ini diisi langsung oleh Ust Habib Novel Bin Muhammad Alaydrus di Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Jayowikramo I atau Masjid Agung Palembang, Rabu (3/4/2019).

Warga terlihat memadati masjid sejak magrib hingga isya dan selanjutnya menunggu kegiatan lepas isya. Masyarakat sangat khusuk dalam mendengarkan ceramah.

Dalam ceramah, Ust Habib Novel Bin Muhammad Alaydrus yang merupakan pimpinan pondok pesantren Raudhah menjelaskan peringatan Isra Mi’raj ini menngusung tema “Aktualisasi Shalat Berjamaah di Masjid Sebagai Manifestasi Nyata Kebangkitan Ekonomi Umat Menuju Palembang Emas Darussalam 2018-2023.

Lihat Juga :  Masjid Agung Palembang Diusulkan Masuk Cagar Budaya

Hadir dalam kegiatan tersebut dari tokoh masyarakat Sumsel H Halim, Asisten I Gubernur Sumsel Akhmad Najib serta jajaran pejabat pemerintahan kota Palembang maupun Pemprov Sumsel.

Puluhan Umat Muslim ini sebelum mengikuti ceramah nya pihaknya dibuka terlebih dahulu oleh Asisten 1 H Akhmad Najib.

Dalam membuka acara ini Najib berharap dengan memperingati Isra miraj menambah ilmu dalam memperdalam agama Islam dan dapat menerapkan di kehidupan sehari-hari.

Sementara itu Asisten 3 Pemkot Palembang Agus Kelana dalam sambutannya mengatakan peringatan Isra Miraj ini sangat penting.

“Yang dimaksud dengan peristiwa Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad adalah diperjalankannya Nabi Muhammad oleh Allah di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa,” katanya.

Lihat Juga :  Kisah Perjalanan Nabi, Perintah Berhijrah (3)

Ia menjelaskan Sedangkan Mi’raj adalah dinaikkannya Nabi Muhammad dari Masjidil Aqsa menuju ke langit ketujuh dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha

Untuk itu pihaknya mengajak semua yang hadir untuk meneladani sosok Nabi Muhammad SAW dan menerapkan sifat teladan dalam kehidupan hari hari.

“Sebagai manusia kita harus meyakini penuh kesadaran akan nikmat Allah agar kita sadar betul kita makhluk lemah dan terbatas,” ungkapnya.(*)

penulis: Deni Wahyudi

Back to top button