Adab Ketika Berdoa

AsSajidin.com, Palembang — Dikutip Detik.com dari buku Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq oleh Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, berikut lima adab dalam berdoa yang harus kamu perhatikan.
1. Memilih Kalimat Singkat, Padat, dan Berisi
Ketika berdoa, hendaknya seseorang memilih kalimat yang singkat, padat, serta berisi. Tidak perlu bertele-tele agar permohonan dapat tersampaikan dengan baik.
Dalam surat Al Baqarah ayat 201, dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW berdoa dengan kalimat demikian,
وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
Artinya: “Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”
2. Tidak Berdoa untuk Keburukan
Adab kedua yang harus diperhatikan ketika berdoa pada Allah SWT ialah tidak untuk memohon keburukan. Baik itu ditujukan kepada keluarga, diri sendiri, harta, maupun kerabatnya.
Dari Jabir RA,Nabi SAW bersabda:
“Janganlah kalian berdoa buruk atas kalian, jangan berdoa buruk atas anak-anak kalian, jangan berdoa buruk atas pelayan-pelayan kalian, dan janganlah berdoa buruk atas harta kalian; kalian tidak tahu saat mana Allah SWT akan mengabulkan doa kalian.” (HR Muslim
3. Ulangi Sebanyak 3 Kali
Mengulangi doa sebanyak 3 kali juga menjadi adab yang dapat diterapkan seorang muslim ketika berdoa.
Dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah SAW menyukai (mengulangi) doa sebanyak 3 kali dan beristighfar 3 kali.
Hadits ini berdasarkan riwayat Ahmad dan lainnya.
4. Yakin Doanya Pasti Dikabulkan
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
“Janganlah salah seorang dari kalian berkata, ‘Ya Allah ampunilah aku, jika Engkau berkenan; ya Allah kasihilah aku, jika Engkau berkenan.’ Tetapi hendaklah dia yakin bahwa doanya akan dikabulkan, karena tidak ada yang dapat memaksa kepada-Nya.” (HR Bukhari dan Muslim)
5. Menghadap Kiblat
Imam Al-Ghazali dalam Ihya ‘Ulumuddin menjelaskan bahwa ketika seorang muslim berdoa hendaknya menghadap kiblat.
Hal ini tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 149-150 :
وَمِنْ حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَاِنَّهٗ لَلْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ – ١٤٩
Artinya: “Dan dari manapun engkau (Muhammad) keluar, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil haram, sesungguhnya itu benar-benar ketentuan dari Tuhanmu. Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.”
وَمِنْ حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۙ لِئَلَّا يَكُوْنَ لِلنَّاسِ عَلَيْكُمْ حُجَّةٌ اِلَّا الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْهُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِيْ وَلِاُتِمَّ نِعْمَتِيْ عَلَيْكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَۙ – ١٥٠
Artinya: “Dan dari manapun engkau (Muhammad) keluar, maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil haram. Dan di mana saja kamu berada, maka hadapkanlah wajahmu ke arah itu, agar tidak ada alasan bagi manusia (untuk menentangmu), kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka. Janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, agar Aku sempurnakan nikmat-Ku kepadamu, dan agar kamu mendapat petunjuk.”
Wallahu a’lam bishshawab.