HALAL

Jelajahi Mesir (2) : Benteng Salahuddin al-Ayyubi, Berdiri Kokoh Hingga Kini 

Benteng Salah al-Din al-Ayyubi ini dikenal juga sebagai Benteng Gunung (Qala’a al-Jabal), salah satu landmark paling penting di Kairo dan benteng militer paling megah yang dibangun pada Abad Pertengahan. Terletak di kawasan Jabbal Muqattam. Daerah perbukitan yang paling tinggi di Kairo, Mesir. 

 

 

ASSAJIDIN.COM — Benteng Salahuddin Al-Ayyubi merupakan benteng yang dibangun oleh Salahuddin Al Ayyubi di masa pemerintahan Dinasti Ayyubiyah.

Benteng yang dibangun pada 1183 Masehi itu berfungsi untuk melindungi Kota Kairo, Mesir dari serangan tentara Salib.

Mengutip.m.kumparan.com, benteng dengan pertahanan lapis tiga ini merupakan benteng termaju pada zamannya, dibangun dengan batu marmer dan granit. Gerbangnya megah dengan menara kokoh menjulang ke langit.

Dinasti Ayyubiyah adalah salah satu kerajaan yang didirikan oleh Salahudin al-Ayubi, seorang tokoh Kurdi yang berkebangsaan Suriah. Bersama Shirkuh, ia menaklukkan Mesir untuk Raja Zengiyyah Nuruddin dari Damaskus pada 1169.

Selama berkuasa pada abad ke-12 dan ke-13, dinasti ini memiliki daerah kekuasaan yang cukup luas meliputi Mesir, Suriah, Yaman (kecuali Pegunungan Utara), Diyar Bakr, Makkah, Hijaz, dan Irak utara.

Salah satu prestasi terbesar yang pernah ditorehkan dinasti ini adalah memukul mundur dan membuat malu tentara Salib dalam Perang Hattin, yang bertujuan menaklukkan dan mengambil alih Baitul Maqdis dari tangan tentara Salib.

Peristiwa itu terjadi pada 1187. Namun, setelah Salahudin wafat pada 1193, secara perlahan laju kerajaan semakin melemah.

Dinasti ini berakhir setelah pada 1250 Turanshah, Sultan Ayyubiyah terakhir terbunuh oleh budak Mamluk Aibeknya.

Selama berkuasa, Dinasti ini memiliki armada dan benteng yang sangat kuat. Dinasti Ayyubiyah mendirikan sejumlah benteng kokoh di sejumlah daerah yang pernah menjadi kekuasaannya.

Benteng ini telah menjadi saksi sejarah panjang Mesir. Kini terdapat dua museum di Benteng Salahuddin. Museum Permata (Qashrul Jawharah) yang berisi perhiasan raja-raja Mesir, di antaranya singgasana Raja Farouk.

Kemudian Museum Polisi (Mathaf As-Syurthah) yang terdiri dari 6 bagian, di antaranya ruangan yang memamerkan senjata-senjata yang pernah dipakai polisi Mesir sepanjang sejarahnya, ruangan dokumen-dokumen penting semenjak masa pemerintahan Muhammad Ali Pasha hingga kini, dan ruangan-ruangan lainnya.

Lihat Juga :  Danau Terindah di Tiongkok (4) : Danau 'Tertinggi' Tianchi

Di dalam benteng ini terdapat istana Khalifah dan masjid. Untuk masjid yang ada di sini yakni Masjid Muhammad Ali yang memiliki menara setinggi 84 meter.

Foto : Kompas id

Tiga Pintu Gerbang 

Mengutip Tribunnewswiki.com, di dalam Benteng Salahuddin Al Ayyubi ini terdapat tiga pintu gerbang yang berada di arah barat, selatan dan utara.

Tinggi dari benteng ini yakni 10 meter dengan ketebalan 3 meter.

Di pintu gerbang benteng ini terdapat menara yang tinggi menjulang.

Menara tersebut dibangun dengan radius 100 meter yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap pasukan musuh.

Di menara ini juga terdapat jendela-jendela dan lubang yang fungsinya untuk melesatkan anak panah.

Dan di bagian atasnya merupakan dek terbuka yang digunakan untuk menempatkan meriam.

 

Foto : willgoto.com

Tiga Lapis 

Benteng ini menggunakan pertahanan 3 lapis.

Lapis pertama yakni pertahanan jarak jauh yang menggunakan anak panah dan meriam yang berada di sekeliling benteng.

Lapis kedua, ini berbentuk ruang terbuka di dalam tembok benteng yang di kelilingi tembok yang tinggi.

Pasukan musuh yang berhasil melewati pertahanan lapis pertama dan masuk ke lapisan kedua, maka mereka akan menjadi sasaran para pemanah dari berbagai penjuru.

Lapis ketiga ini bentuknya berupa lorong bercabang dengan panjang 2.100 meter.

Pasukan musuh yang bisa masuk sampai ke lapisan ketiga ini akan dibunuh di lorong-lorong

 

Foto : Detik.com

Menara Ramla dan Al-Haddad

Dilansir dari Antara Senin (19/2/2024), Menteri Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir, Ahmed Issa, secara resmi mengumumkan pembukaan untuk umum menara Ramla dan Al-Haddad, serta sejumlah objek lain yang telah direnovasi, dalam sebuah upacara peresmian yang meriah, Minggu.

Dalam kesempatan tersebut, Issa mengumumkan keputusan untuk memperpanjang durasi tur di benteng tersebut dari satu jam menjadi tiga jam.

Lihat Juga :  Ke Turki, Jangan Lupa Cicipi Sarapan Khas ini Selama Liburan

Dengan tujuan meningkatkan kunjungan malam di Kairo, yang diharapkan akan memberikan dampak positif bagi industri pariwisata di kota tersebut.

Pernyataan resmi dari Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir menyokong langkah-langkah ini, menegaskan komitmen untuk memperluas pengalaman wisatawan dan meningkatkan daya tarik Kairo sebagai destinasi wisata utama di kawasan tersebut.

Mustafa Waziri selaku Sekretaris Jenderal Dewan Tertinggi Kepurbakalaan Mesir, secara rinci menjelaskan bagaimana kedua menara yang baru dibuka akan diintegrasikan ke dalam pengalaman wisata di Benteng Salahuddin Al-Ayyubi.

Pengunjung akan diberi akses ke menara-menantara ini melalui tiket masuk benteng, sehingga memungkinkan mereka untuk menikmati keindahan dan sejarah yang terkandung di dalamnya.

Proses restorasi yang dipimpin oleh Waziri melibatkan serangkaian tahap, mulai dari pembersihan hingga penggantian batu, serta perawatan tangga dan lantai batu yang membutuhkan perhatian khusus.

Selain itu, pembangunan tembok baru juga dilakukan untuk meningkatkan keamanan dan melindungi warisan bersejarah, menunjukkan komitmen serius dalam menjaga integritas struktural dan keaslian situs-situs bersejarah Mesir.

Menara Ramla, melansir Jawapos.com, dengan tinggi mencapai 20,8 meter, menambahkan dimensi visual yang mengesankan bagi Benteng Salahuddin Al-Ayyubi di Kairo.

Sementara itu, Menara Al-Haddad dikenal sebagai salah satu struktur terbesar di dalam benteng tersebut.

Dibangun oleh Salahuddin Al-Ayyubi pada tahun 1176, Menara Al-Haddad telah menjadi simbol kekuasaan bagi sebagian besar penguasa Mesir selama periode sejarah yang mencapai 700 tahun.

Kehadiran dan keberadaan kembali kedua menara ini tidak hanya menambah daya tarik visual bagi kompleks benteng, tetapi juga memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk merenungkan sejarah dan kekayaan budaya Mesir yang dalam.

Dengan demikian, pembukaan kembali kedua menara ini secara signifikan meningkatkan daya tarik Benteng Salahuddin Al-Ayyubi sebagai tujuan wisata bagi para pengunjung yang ingin mengeksplorasi warisan sejarah dan kebudayaan yang kaya dari negara.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button