CAHAYA RAMADAN

Tradisi Bulan Suci di Turki (4) : Mahya, Memasang Lampu Penghias Masjid di Bulan Suci Ramadhan

ASSAJIDIN.COM — Masyarakat Turki mempunyai tradisi unik dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

Foto : Kumparan

 

Salah satunya Mahya, sebuah tradisi kuno di mana setiap memasuki bulan puasa, seluruh masjid besar dan ikonik memasang lampu-lampu untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan.

Tradisi Mahya sudah berlangsung selama ratusan tahun silam dan menjadi salah satu tradisi unik di Turki.

Bola-bola lampu dipasang di sejumlah masjid penting di kota-kota barat laut Turki seperti Istanbul, Edirne dan Bursa, yang pernah menjadi Ibu Kota Ottoman.

Digantung di antara menara masjid, lampu-lampu ini umumnya menampilkan pesan-pesan agama dalam huruf besar dan terlihat dari kejauhan.

Pesan-pesan ini pada umumnya memberikan inspirasi pada umat selama menjalankan ibadah puasa

Foto : Viva

Indah dan Menarik

Pada awalnya, Mahya adalah sebuah pesan yang dituliskan dengan lampu kecil atau lilin yang diatur sedemikian rupa sehingga membentuk kata-kata atau kalimat-kalimat tertentu yang dapat dilihat dari jauh.

Lihat Juga :  Jemaah Hagia Shopia Kehilangan Gli...

Seiring berjalannya waktu, Mahya berkembang menjadi bentuk seni yang lebih kompleks dan sekarang melibatkan pemasangan lampu-lampu neon atau juga LED yang diatur sedemikian rupa sehingga membentuk gambar atau kalimat-kalimat mutiara yang indah di atas atap masjid.

Mahya biasanya dipasang di malam hari selama bulan Ramadhan dan menjadi pemandangan yang sangat indah dan menarik untuk dilihat.

Tahun 2020, saat wabah virus corona menghantui berbagai negara, Mahya mendapatkan modifikasi khusus.

Ramadhan tahun itu, Mahya di masjid-masjid Istanbul, bertuliskan anjuran agar warga tetap di rumah.

Foto: REUTERS

Lampu Minyak

Menurut sejarah, tradisi ini sudah dilakukan sejak masa pemerintahan Sultan Ahmad I di tahun 1603 – 1617. Bedanya, di masa itu lampu minyak yang digunakan sebagai hiasan. Lampu minyak itu dibuat beragam bentuk di depan masjid.

Seiring berkembangnya waktu dan teknologi, lampu-lampu hiasan Mahya diganti dengan lampu listrik yang lebih modern. Beda dengan running text yang ada di sekitar masjid sekarang ini.

Lihat Juga :  Tradisi Bulan Suci di Turki (1) : Askida Ekmek, Berbagi Roti Ala Turki Utsmany

Lampu Mahya dibentuk tulisan pesan singkat dan digantung di antara dua menara di depan masjid agar jamaah bisa lihat dan baca tulisannya dari jauh.

Hebatnya, pembuatan hiasan Mahya ini cukup sulit lho. Bayangkan saja, seorang pengrajin Mahya harus berani bergelantungan di menara masjid untuk memasang lampu Mahya itu.

Mereka juga harus mengubah tulisan lampu Mahya tiap seminggu sekali.

Walaupun pembuatan dan proses pemasangannya cukup rumit, masyarakat Turki sangat senang dengan adanya tradisi ini.

Foto: REUTERS

Warisan Budaya

Tradisi ini sudah dijadikan warisan budaya oleh Turki. Dan berkat berubahnya Turki menjadi negara modern sejak 1923, sekarang kamu sudah bisa melihat tradisi Mahya di berbagai masjid di Turki. Khususnya di masjid yang memiliki dua menara di depannya. (Dari berbagai sumber)

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button