Mutiara Indah Syekh Ibnu Atha’illah
ASSAJIDIN.COM — Nama lengkapnya adalah Syekh Ahmad ibnu Muhammad Ibnu Atha’illah As-Sakandari. Ia lahir di Iskandariah (Mesir) pada 648 H/1250 M. Julukan Al-Iskandari atau As-Sakandari merujuk kota kelahirannya itu.
Ibnu ‘Athaillah wafat di Kairo pada 1309 M. Ia dimakamkan di kompleks Permakaman al-Qorrofah al-Kubro.
Ribuan pelayat mengiringi pemakamannya. Makamnya masih sering dikunjungi oleh para peziarah hingga kini.
Seperti lazimnya makam para nabi, orang saleh, dan wali, makam Syekh Ibnu Atha’illah juga dibangun masjid di sekitarnya. Masjid ini juga menjadi salah satu pusat taklim hingga saat ini.
Banyak sekali untaian kata kata bijak penuh nasehat dari Ibnu Athaillah yang sangat bagus untuk disimak. Berikut di antaranya :
1. Tanamlah dirimu dalam tanah kerendahan, sebab segala sesuatu yang tidak ditanam maka hasilnya tidak akan sempurna.
2. Seseorang tidak disebut mencintai kalau masih meminta sesuatu dari yang dicintai, namun orang-orang yang betul-betul mencintai ialah orang yang mau berkorban untukmu. Maka sesungguhnya orang yang mencintai ialah orang yang memberimu, bukan orang-orang yang minta diberi pemberianmu.
3. Siapa yang tidak mendekat kepada Allah, padahal sudah dihadiahi berbagai kenikmatan, maka akan diseret (agar mendekat) kepada-Nya dengan rantai cobaan.
4. Di antara tanda matinya hati adalah tidak adanya perasaan sedih atas ketaatan yang kau lewatkan, dan tidak adanya perasaan menyesal atas kesalahan yang kau lakukan.
5. Persahabatanmu dengan orang awam yang tidak merestui hawa nafsunya lebih baik dibandingkan persahabatan dengan pemuka agama yang merestui nafsunya.
6. Maksiat yang melahirkan rasa hina pada dirimu hingga engkau menjadi butuh kepada Allah, itu lebih baik daripada taat yang menimbulkan perasaan mulia dan sombong, atau membanggakan dirimu.
7. Pada setiap tarikan nafas, terdapat takdir Allah yang berlaku atas dirimu.
8. Diantara tanda seseorang mengikuti nawa nafsu adalah bersegera melakukan amaliyah-amaliyah yang sunnah namun malas menegakkan yang bersifat wajib.
9. Harapan adalah yang diikuti dengan tindakan. Jika tidak, maka itu hanyalah angan.
10. Engkau lebih membutuhkan belas kasih-Nya ketika taat daripada ketika bermaksiat.
11. Barangsiapa yang tidak mengetahui nilai sebuah kenikmatan ketika ada, maka ia akan mengetahuinya ketika sudah tidak ada (lenyap).
12. Sebaik-baik waktumu adalah saat engkau menyadari kekuranganmu, dan engkau pun kembali mengakui kerendahanmu.
13. Kadang umur berlangsung panjang namun manfaat kurang. Kadang pula umur berlangsung pendek namun manfaat melimpah. (Dari berbagai sumber)