Demikian Pentingnya Nasihat tentang Kematian
AsSAJIDIN.COM — Andai pencuri tahu beberapa hari kedepan ia akan mati maka pastilah pencuri berhenti mencuri. Demikian pula jika pezina tahu esok hari ia akan mati maka pastilah ia berhenti dari perbuatan buruknya tersebut.
Namun kebanyakan orang tidak menganggap penting nasihat kematian. Padahal setiap manusia pasti akan merasakan kematian. Hanya waktunya yang masih dirahasiakan Allah SWT. Sebagaimana difirmankan Allah dalam Surat Ali Imran 185. Artinya: “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.”
Demikian penting nasihat tentang kematian ini hingga Nabi berpesan kepada para sahabatnya. “Perbanyaklah kalian dalam mengingat penghancur segala kelezatan dunia, yaitu mati.” (HR at-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah). Ketika sudah waktunya, kematian itu akan menjemput siapa pun, tanpa ada yang mampu memundurkan atau mempercepatnya. “Katakanlah (wahai Muhammad), kematian yang kalian takuti itu pasti akan datang menemui kalian. Kemudian kalian akan dikembalikan kepada Tuhan Yang Maha mengetahui hal-hal gaib dan nyata. Lalu Dia akan memberitahukan segala apa yang telah kalian lakukan di dunia.” (QS al-Jumu’ah:62).
Demikian pula Allah SWT menyampaikan bahwa kematian pasti akan mendatangi tiap manusia meskipun ia menolaknya dan bahkan jika ia bersembunyi di benteng yang kokoh sekalipun. “Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh” (QS An Nisa 78).
Oleh karenanya penting bagi setiap muslim guna mempersiapkan diri dan bekal setelah mati. Nabi SAW bahkan menyebut orang yang demikian sebagai orang cerdas. “Orang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati.” (HR at-Tirmidzi).
Dalam hadis lain, Rosulullah SAW ditanya oleh salah seorang Anshar yang dibawa Ibnu Umar menemuinya “Wahai Nabi siapakah orang yang paling cerdas dan mulia?” Beliau menjawab, “Orang yang paling banyak dalam mengingat mati dan dan paling siap menghadapinya. Merekalah yang paling cerdas. Mereka pergi dengan membawa kemuliaan di dunia dan kehormatan di akherat (HR at-Tirmidzi). Semoga kita termasuk umat Nabi yang cerdas. Yang banyak mempersiapkan amal sholeh untuk bekal kehidupan setelah kematian. (*)