Semua atas Kuasa Allah, Proses Kehamilan dan Ibu Menyusui Tertuang dalam Alquran
AsSAJIDIN. COM –– Al-Quran merupakan pedoman utama untuk umat Islam di seluruh dunia dalam menjalankan kehidupan.Pesan-pesan yang terkandung di dalam Al-Quran juga sejalan dengan semua tingkatan perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban.
Termasuk seputar kehamilan dan ibu hamil yang sudah tertulis jelas di dalam Al-Quran.
Mulai dari fakta kehamilan, kisah seorang perempuan yang sedang hamil, hingga mukjizat yang diberikan Allah SWT bagi orang beriman yang mengharapkan kehamilan, semua telah terkandung di dalam Al-Quran.
Wamra`atuhụ qā`imatun fa ḍaḥikat fa basysyarnāhā bi`is-ḥāqa wa miw warā`i is-ḥāqa ya’qụb. Qālat yā wailatā a alidu wa ana ‘ajụzuw wa hāżā ba’lī syaikhā, inna hāżā lasyai`un ‘ajīb. Qālū a ta’jabīna min amrillāhi raḥmatullāhi wa barakātuhụ ‘alaikum ahlal-baīt, innahụ ḥamīdum majīd.
Artinya: “Dan istrinya berdiri lalu dia tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishak dan setelah Ishak (akan lahir) Yakub. Istrinya berkata: “Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamiku pun dalam keadaan yang sudah tua pula? Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh.” Para malaikat kemudian berkata: “Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.”
Menceritakan tentang Nabi Ibrahim yang kedatangan malaikat utusan Allah SWT, yang datang untuk memberi kabar gembira kepada Nabi Ibrahim bahwa ia akan mendapat seorang putra yang bernama Ishaq.
Mengetahui kabar bahagia tersebut, sang istri, Sarah, sangat terkejut sekaligus bahagia. Pasalnya, usia Sarah saat itu sudah cukup tua, begitu juga dengan suaminya. Namun, kuasa Allah SWT tiada bandingnya dan selalu memberi rahmat kepada hamba-Nya yang beriman.Ini mengajarkan setiap pasangan yang sedang berusaha untuk mendapatkan momongan untuk senantiasa berikhtiar dan memanjatkan doa guna mencapai keberhasilan.
Ibu Memberi ASI
Surat Al Baqarah ayat 233
Dalam beberapa ayat Al Quran, Allah swt berfirman:
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara ma’ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.
janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.”(QS Al Baqarah:233)
Ayat yang menjelaskan tentang pentingnya memberikan ASI bagi bayi juga termaktub dalam kisah Nabi Musa.
Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Al-Qasas Ayat 7,
وَاَوْحَيْنَآ اِلٰٓى اُمِّ مُوْسٰٓى اَنْ اَرْضِعِيْهِۚ فَاِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَاَلْقِيْهِ فِى الْيَمِّ وَلَا تَخَافِيْ وَلَا تَحْزَنِيْ ۚاِنَّا رَاۤدُّوْهُ اِلَيْكِ وَجَاعِلُوْهُ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ
Artinya: Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, “Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul.”
Dalam ayat lain pada surah Al Qasas juga menyebutkan anjuran serupa. Allah SWT berfirman dalam surah Al Qasas ayat 12,
وَحَرَّمْنَا عَلَيْهِ الْمَرَاضِعَ مِنْ قَبْلُ فَقَالَتْ هَلْ اَدُلُّكُمْ عَلٰٓى اَهْلِ بَيْتٍ يَّكْفُلُوْنَهٗ لَكُمْ وَهُمْ لَهٗ نَاصِحُوْنَ
Artinya: Dan Kami cegah dia (Musa) menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah dia (saudaranya Musa), “Maukah aku tunjukkan kepadamu, keluarga yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik padanya?” . (*)