Hari Pahlawan, ini Pesan Veteran Penyapu Ranjau untuk Generasi Muda
ASSAJIDIN.COM — Di usia yang sudah sangat senja, Runing Anial (87) masih tetap semangat untuk mengikuti upacara Hari Pahlawan ke-78 di lapangan Kantor Walikota Palembang, Jumat (10/11/2023).
Runing Anial merupakan pejuang pasca kemerdekaan Republik Indonesia l yang bertugas mengusir Belanda di kawasan perbatasan, yaitu Irian Barat dan Timor-Timor.
Ia tergabubg ke dalam Tentara Angkatan Darat tahun 1960 yang bertugas dari Yon Zikon 12 Pasukan Laba-laba.
“Waktu perjuangan di Irian Barat tahun 1962, setelah itu ditugaskan ke Malaysia dan Timor-Timor,” kata pria Kelahiran Bengkulu Selatan, Manak Tahun 1937 ini.
Runing Anial mengatakan, tugasnya sebagai pejuang dulu memang bukan untuk kemerdekaan, tetapi membawa misi pengusiran terakhir Belanda yang ada di Indonesia atau mengancam kedaulatan negara Indonesia yang baru merdeka kala itu.
“Kami ini generasi yang meneruskan perjuangan tahun 45, jadi sisa Belanda masih di Irian Barat dan Papua kami diturunkan untuk mengusir itu,” katanya.
Situasi saat masa itu, jelasnya sudah tidak lagi berkecamuk perang, tapi lebih kepada ke pengamanan wilayah NKRI.
“Tugas yang diemban saat itu merupakan tim penyapu ranjau. Kami setiap harinya berkeliling wilayah perbatasan bahkan kami 84 hari di atas laut tanpa turun ke darat,” katanya.
Dengan dijaganya wilayah perbatasan kala itu, Belanda yang masih berada di wilayah-wilayah itu dengan sendirinya melarikan diri.
Diperingatan 10 November sebagai hari Pahlawan ini, dirinya berpesan agar perjuangan para pahlawan dan pejuang terdahulu terus dilanjutkan sebaik-baiknya.
“Memang di zaman sekarang perjuangan itu bukan lagi angkatan senjata, tapi bagaimana tantangan generasi muda saat ini banyak yang harus di hadapi, seperti narkoba, dan ini merupakan bagian dari meneruskan perjuangan, jangan sampai kalah dengan hal-hal itu,” katanya.
Sebab tantangan yang ada saat ini baik itu narkoba, ataupun godaan-godaan yang sifat nya bisa menghancurkan generasi muda merupakan ancaman bagi stabilitas bagi negara.
“Ini jelas menganggu, karena pada generasi mudalah masa depan bangsa ini. Makanya harapan kami para veteran makna perjuangan harus tetap dilanjutkan,” katanya.
Meski telah berusia 78 tahun, pria dengan banyak cicit ini masih terlihat sehat dan kuat berjalan.
Saat ini rekannya sudah banyak mendahului, dan hanya tinggal 3 orang saja. Kegiatan sehari-hari di rumah saja, olahraga dengan jalan-jalan.
“Cucu dan cicit banyak sekali, sudah pada berhasil ada yang jadi Tentara, SPM, Polisi,” katanya. (pitria)