MOZAIK ISLAM

Semua Perbuatan Kita Dicatat di Lauh Mahfuzh

ASSAJIDIN.COM — Baginda Rasulullah SAW pernah bersabda,; “Orang yang paling bijak adalah orang yang selalu mengendalikan hawa nafsunya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian….” (HR Tarmizi).

Para ulama mengajak kita untuk terus menghitung amal. Karena pada suatu hari nanti diakhirat akan ada perhitungan amal yang bila tidak seimbang maka demikian dahsyat ganjarannya.

Sebuah akhir yang sangat menakutkan. Dalam al Quran disebutkan; “Semua perbuatan yang telah dilakukan manusia tercatat dalam lembaran catatan di Lauh Mahfuzh. Perbuatan kecil maupun besar, semuanya tertulis dalam lembaran-lembaran yang rapi.” (QS Qomar: 52-53).

Biasanya pada malam hari sudah merupakan sebuah kebiasaan yang diakukan olah seorang insan untuk muhasabah. Manusia akan menghitung,mengoreksi diri apa kesalahan dan dosa-dosa yang telah dilakukan selama hidupnya. Bahkan ada yang setiap saat merintih dan begitu takut akan balasan yang akan diterima. Karenanya orang it uterus bermuhasabah diri.

Bahkan masjid-masjid penyelenggara iktikaf juga menyelenggarakan muhasabah berjamaah. Usai melakukan ibadah shalat malam, imam pun memimpin renungan yang kerap diiringi isak tangis para jamaah, setelah memahami bagiaman kehidupan ini. Pertanyaan mengenai perbuatan dosa, bakti kepada orang tua, hingga kematian menjadi pemantik kesedihan yang teramat panjang.

Lihat Juga :  Presiden Jokowi Makan Siang Bareng 3 Bacapres, Ganjar, Anies dan Prabowo, Apa yang Dibicarakan?

Baginda Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Orang yang paling bijak adalah orang yang selalu mengendalikan hawa nafsunya dan beramal untuk kehidupan setelah kematian….” (HR Tarmizi).

Hisab Diri

Dalam sebuah buku “Kisah Rasul dan Sahabatnya” diceritakan bahwa Umar bin Khattab, menjelaskan tentang makna orang yang mengendalikan nafsunya sebagaimana juga pemahaman hadisi di atas.Umar pernah berkata, “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab oleh Allah SWT kelak. Bersiaplah menghadapi hari perhitungan yang amat dahsyat. Sesungguhnya, hisab pada hari kiamat akan terasa ringan bagi orang yang selalu menghisab dirinya ketika di dunia.” (HR Tirmidzi).

Para ustadz banyak yang melakukan kegiatan memimpin acaramuhasabah. Betapa pentingnya momentum muhasabah bahkan merupakan sebuah kewajiban yang harus dilakukan seorang muslim terhadap dirinya. Muhasabah berfungsi sebagai pengingat peran seorang Muslimin di dunia ini, sebelum meninggalkan alam yang penuh dengan godaan hawa da nafsu.

Lihat Juga :  Panah Iblis yang Menyesatkan

Dalam kutipan Al Quran, surah al-Insyiqaq ayat 6 dan 7 menyebutkan kira-kira artinya; bahwa tujuan akhir hidup itu adalah menuju Allah SWT.Karena itu, hendaklah kalian menghitung amal diri sebelum Allah SWT menghitungkan di hari akhirat nanti.

Setiap orang hendaklah memahami bagiaman sakitnya dalam sakaratul maut. Karenanya, setiap kita pun harus selalu berusaha memahami makna hidup. Hidup ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Allah dalam surat Al Fatihah, “iiya kana’budu waiiya kanasta’in.” Hanya kepada Mu kami taat dan tunduk, dan hanya kepada Mu kami memohon pertolongan untuk menaati Mu.”(QS. Al Fatihah: 5). Cerdas memaknai hidup demi akhirat yang setiap orang akan menuju ke sana.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button