Mengharapkan Rahmat dan Ridho Allah untuk Menggapai Jannah
AsSAJIDIN.COM — Amal adalah segala sesuatu yang dilakukan / dikerjakan, baik secara lahir, ataupun bathin, atas dasar kesadaran hanya untuk mengharap balasan pahala kebaikan dari Alloh SWT.
Menurut sifatnya amal dibedakan menjadi dua macam, pertama adalah amal kebaikan, dan yang kedua adalah amal buruk, kedua amal ini erat kaitannya dengan prinsip Ketaqwaan kepada Alloh SWT. Esensi dari setiap amalan bergantung kepada niatnya, inna amalu bin niat.
Seorang muslim hendaknya dalam melaksanakan segala amal perbuatannya harus disertai dengan niat yang lurus, artinya niat tersebut jangan sampai mengalami distorsi tujuan yang sesungguhnya yakni hanya mengharap balasan dari Alloh azza wajalla.
Distorsi tujuan terjadi karena godaan setan laknatullah yang akan senantiasa berusaha menyesatkan umat manusia melalui berbagai macam cara.Setan selalu bahagia ketika Bani Adam lalai dalam meminta perlindungan kepada Alloh untuk dijauhkan dari godaannya, kelalaian tersebut dimanfaatkan oleh setan untuk menjalankan misi nya, salah satu misi yang paling disukai setan adalah membuat manusia sombong atas apa yang dia amalkan, membuat manusia ujub untuk bersandar hanya kepada amalnya semata, dan yang paling berbahaya adalah membuat manusia menduakan / musyrik kepada Alloh dengan cara menyekutukan Alloh dengan kemampuan amalnya sendiri.
Naudzubillahimindhalik. Namun semua perbuatan setan tersebut akan musnah seketika tatkala petunjukNya dan Risalah yang dicontohkan oleh Rasululloh Muhammad SAW dipelajari dan dikaji dengan baik untuk kemudian diamalkan oleh kita. Mari kita simak hadist yang disampaikan oleh Rasululloh berikut ;
“Tidak ada amalan seorangpun yang bisa memasukkannya ke dalam surga, dan menyelamatkannya dari neraka. Tidak juga denganku, kecuali dengan rahmat dari Allah” (HR. Muslim no. 2817).
Secara awam, dari hadist tersebut kita sama – sama menyadari betapa luar biasa perkataan Nabi Shalallahualaihiwassallam ini. Rasul mewanti – wanti kepada umatnya, bahwa kekuatan amaliah kita ternyata tidak akan sanggup untuk membuat kita menuju jannah. Kalimat terakhir dari hadist Rasul tersebut memberi penegasan kepada kita, bahwa hanya dengan Rahmat Alloh semata sajalah kita akhirnya akan sampai kepada jannah dan mendapat kebahagiaan yang hakiki. Beramal dengan hanya mengharap kepada Alloh semata saja tidak akan sanggup membawa kita ke jannah, apalagi menjadikan amal sebagai sandaran dan kekuatan yang menandingi Hak prerogatif Alloh.
Maka jelas hal tersebut adalah kemusyrikan yang harus senantiasa kita hindari. Lantas secara awam kita bertanya jika demikian, dan sudah seharusnya demikian, dimakah posisi, fungsi, dan manfaat amal yang kita kerjakan selama ini ?? pertanyaan ini, ternya dijawab langsung oleh Alloh dalam Al – Quran sebagai berikut ;
“Itulah surga yang dikaruniakan untuk kalian, disebabkan amal sholeh kalian dahulu di dunia” (QS. Az-Zukhruf : 72).
Surat Az Zukhruf ayat ke 72 ini menjadi point inti dari segala pertanyaan tersebut, namun secara awam kita melihat ada kontradiksi yang terjadi dengan Hadist yang disampaikan oleh Rasul di petikan hadist diatas. Secara awam kita memandang kontradiksi namun ternyata luar biasa, justru dengan Ayat ini Alloh ingin memahamkan kita dengan jelas tentang bagaimana posisi, fungsi, dan manfaat amal kita.
Posisi amal ternyata hanya menjadi sebab (kausal) yang mengakibatkan kita masuk ke surga, akibat ini hanya bisa terjadi atas Rahmat dari Alloh, fungsi dan manfaat amal ternyata adalah kebutuhan bagi diri kita sendiri, kita membutuhkan amal untuk menggapai Rahmat Alloh, menggapai Rahmat Alloh merupakan proses yang dalam tahapan pelaksanaanya kita sering kali salah melangkah, terjadi distrosi sebagai imbas dari kealpaan kita yang menjadikan amal kita cacat / tidak sempurna. Proses menggapai Rahmat Alloh ini menjadi penting, Alloh akan melihat sejauh mana kekuatan niat penghambaan kita kepadaNya, dan akan berbanding lurus dengan hukum kausal (sebab – akibat) yang ditimbulkannya. Seorang hamba yang selalu melaksanakan amal sholeh akan mendapat akibat / balasan yang sesuai pula dari Alloh.
“seorang tidak bisa membayar surga Allah dengan amal perbuatannya. Karena amalannya penuh dengan cacat, sementara surga Allah terlalu sempurna untuk menjadi balasannya. Hanya dengan rahmat Allah saja seorang bisa tinggal di surgaNya. (Semoga kita termasuk penghuni surgaNya)”. (*/artikel ditulis oleh Gian Yoga Permana di laman gurusiana.id)