Konflik Rempang, Sultan Palembang Darussalam Turut Berpendapat, Serukan Komunikasi dan Lebih Memperhatikan Masyarakat Setempat
AsSAJIDIN.COM — Sultan Palembang Darussalam Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn mengatakan, penyelesaian konflik di Pulau Rempang, Batam, harus menomorsatukan kesejahteraan masyarakat. Dia mengatakan masyarakat jangan jadi korban atas proyek pembangunan pemerintah di Pulau Rempang .
“Saya sangat menyayangkan bentrok warga dengan polisi kemarin, karena saya yakin itu karena komunikasinya tidak terbina,” katanya, Jumat (15/9).
Untuk Pulau Rempang, menurut SMB IV seharusnya ada bagian di pulau tersebut yang memiliki nilai historis agar tetap dipertahankan supaya arsitektur dan bentuk culture desanya bisa terjaga.
Terutama desa tua Pulau Rempang juga harus dipertahankan termasuk nilai-nilai budaya yang ada di Pulang Rempang harus dipertahankan agar jangan sampai hilang. (*/sumber: rilis)
“ Jadi kedepan daerah ini masih bisa diteliti warisan budayanya,” katanya.
Apalagi menurutnya investor itu tidak serta merta menggusur seluruh Pulau Rempang karena masih ada bagian-bagian di Pulau Rempang yang bisa diselamatkan untuk wisata, budaya dan ekologinya,” katanya.
Kesultanan Palembang Darussalam menurut SMB IV dalam hal ini melihat seharusnya ada saling pengertian dan sosialisasi yang seimbang sehingga kepentingan masyarakat setempat tidak dirugikan.
“ Walaupun ada pemindahan warga tapi harus diiringi dengan ganti rugi namun masyarakat Pulau Rempang juga harus diperhatikan , seperti masyarakat di Pulau Rempang ada yang hidupnya dari bertani dan nelayan maka harus disiapkan juga tempat masyarakat tersebut untuk bertani dan bernelayan dimana itu dan itu harus dipersiapkan sehingga masyarakat bisa berusaha dan bisa hidup, bukan hanya memindahkan mereka tapi bagaimana memajukan mereka , kalau memindahkan tanpa solusi itu kan pasti akan menjadi kejadian seperti ini (bentrokan),” katanya.