DUNIA ISLAM

Fatima Payman, Senator Berhijab Pertama di Australia Asal dari Afganistan, ini Profilnya

ASSAJIDIN.COM  — Mengenal Sosok Fatima Payman, Senator Berhijab Pertama di Australia.

Fatima terpilih dan menduduki kursi senat sebagai Partai Buruh melawan Partai Liberal dalam pemungutan suara Senat Australia Barat. Kini dia merupakan senator termuda ketiga dalam sejarah Australia setelah terpilih pada usia 27 tahun.

Fatima terpilih dan menduduki kursi senat sebagai Partai Buruh melawan Partai Liberal dalam pemungutan suara Senat Australia Barat. Kini dia merupakan senator termuda ketiga dalam sejarah Australia setelah terpilih pada usia 27 tahun. Instagram

Fatima Payman mencetak sejarah sebagai anggota senat berjilbab pertama di Australia. Dia resmi dilantik sebagai senator dari Partai Buruh untuk wilayah Australia Barat pada akhir Juli 2022.

Payman adalah perempuan kelahiran Ibu Kota Kabul, Afghanistan. Dia merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari keluarga imigran asal Afghanistan, yang menetap di Perth, Australia Barat.

 

Dilansir dari dailymail.co.uk, Fatima dan keluarganya melarikan diri dari Afghanistan ketika Taliban mengambil alih kekuasaan lantaran sang kakek merupakan anggota parlemen di bawah rezim lama.

Mengikuti darah sang kakek yang juga adalah seorang politikus, Fatima memberanikan diri untuk memulai kariernya sebagai seorang politikus Afghanistan-Australia. Namun dia harus menempuh perjalanan panjang untuk mencapai titik saat ini.

Lihat Juga :  Ziarahi ke Petilasan Tarekat Syadziliyah bersama Mahasiswa, Zuhairi Misrawi Jelaskan Spiritualitas Iman Abul Hasan Al-Syadzili

Perempuan 27 tahun ini terdorong untuk menjadi anggota parlemen ketika seorang teman sekelasnya jurusan farmasi di universitas mengejek hijab yang dipakai. Itu adalah pukulan telak bagi Payman karena dia selalu merasa diterima sejak tiba di Australia setelah melarikan diri dari Afghanistan saat masih bayi, sampai dia duduk di bangku kuliah.

“Saya mendapatkan pengalaman pertama saya merasa ‘berbeda’ di tutorial universitas ketika seorang laki-laki muda mengejek hijab saya,” kata Payman dalam pidato pertamanya sebagai seorang senator.

“Anda tahu, saya tidak pernah merasakan berbeda saat tumbuh dewasa. Perth terasa seperti rumah saya sejak awal. Namun komentar seperti ‘kembalilah ke tempat asalmu’ atau kesimpulan tentang ekstremisme memaksa saya untuk merasa seperti bukan milik saya.” ujarnya.

Tak mundur setelah mendapat perlakuan seperti itu, Payman justru semakin bangkit dan mulai menjadi sukarelawan dengan mengumpulkan dana untuk Penny Appeal Australia saat mengajar di sekolah menengah.

Dia juga bergabung dengan Edmund Rice Center untuk membantu mengembangkan dan meningkatkan keterampilan para pemimpin komunitas muda. Sejak 2017, Payman telah bekerja sama dengan polisi WA untuk membantu mereka lebih memahami hambatan yang dihadapi oleh pemuda dan komunitas yang beragam budaya.

Lihat Juga :  Bersahurlah, Sesungguhnya dalam Sahur Ada Barokah

Kiprah Fatima Payman di Dunia Politik

Dalam pidato pertamanya sebagai senator, Payman berterima kasih kepada mendiang ayahnya yang telah berperan penting dalam hidupnya. Abdul Wakil Payman datang ke Australia dengan kapal pada 1999 setelah keluarganya melarikan diri ke Pakistan. Di negara itu, ayah Payman bekerja selama empat tahun sebagai juru masak, satpam, atau sopir taksi agar keluarganya bisa ikut bersamanya keluar dari Afghanistan.

Payman menyebut Ayahnya yang menanamkan nilai-nilai kerja keras dan ketekunan. Pada 2018, ayah Payman meninggal karena Leukimia. Inilah titik balik dalam hidup Fatima yang membuatnya sangat menghargai perjuangannya dan mendorongnya untuk mencalonkan diri untuk jabatan yang lebih tinggi.

Ia pun mencoba peruntungannya di dunia politik Australia dengan mencalonkan diri sebagai senator dan mengubah kewarganegaraannya menjadi Australia sebagai syarat yang sudah tertera di pasal 44 Konstitusi Australia bahwa semua kandidat adalah warga negara Australia saja.

Ternyata di luar dugannya, Fatima terpilih dan menduduki kursi senat sebagai Partai Buruh melawan Partai Liberal dalam pemungutan suara Senat Australia Barat. Kini dia merupakan senator berhijab dan termuda ketiga dalam sejarah Australia setelah terpilih pada usia 27 tahun. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button