Puasa Sunnah yang Dianjurkan di Bulan Muharram, Ini Kata Ustadz Khalid Basalamah
ASSAJIDIN.COM –Inilah amalan sunnah di bulan Muharram menurut Ustadz Khalid Basalamah, amalan ini salah satunya puasa, puasa ini cukup dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunnah.
Tidak dapat dipungkiri bahwa, puasa sunnah adalah salah satu amalan yang disukai nabi, ada dua jenis puasa yang dianjur di bulan Muharram yang cukup dianjurkan.
Ustadz Khalid Basalamah membeberkan amalan ini yakni Puasa Tasu’a dan Puasa Asyura, yang cukup dianjurkan di bulan Muharram dan sangat baik jika dikerjakan.
Keutamaan puasa Asyura 10 Muharram sangat besar berdasarkan hadits Imam Muslim adalah dapat menghapus dosa selama satu tahun yang lalu.
Pada puasa Tasu’a yaitu pada tanggal 9 Muharram hal ini sebagai pembeda antara umat Islam dengan kebiasaan kaum Yahudi yang juga berpuasa pada tanggal 10 Muharram
“Kenapa harus tanggal 9 juga puasa Tasu’a salah satunya agar tidak sama dengan Yahudi,” jelas Ustadz Khalid.
Amalan sunnah ini menurut ustadz, janganlah dilewatkan selagi masih bisa mengerjakannya, karena kita semua tidak pernah atau sampai kapan kita hidup.
“Tidak ada hal yang dapat mendorong amalan ibadah itu, kecuali dari kita sendiri, apalagi hal itu sangat disukai Allah, sayang hanya di lewatkan saja,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa amalan puasa ini bisa dikerjakan umat muslim pada 9 dan 10 Muharram, ada banyak syafaat ketika mengerjakan amalan ini.
Dilansir dari YouTube Syiarku Islam, Ustadz Khalid Basalamah mengatakan bahwa sabda dari sabda Nabi, kita dianjurkan berpuasa pada hari Tasu’a dan Asyura.
Puasa ini sangat dianjurkan seperti dalam hadis dijelaskan bahwa ada sahabat datang pada 10 Muharram menemui Rasulullah setelah melakukan sholat dhuha.
Ia mengatakan bahwa orang Yahudi sedang puasa, dan setelah dicari tahu bahwa puasa itu untuk memperingati ketika Allah selamatkan Nabi Musa As dari kejaran Fir’aun.
Menurut Ustadz Khalid, puasa ini dalam bentuk dan tanda syukur kepada Allah atas hal itu dan Rasul meminta sahabat untuk puasa pada 10 Muharram.
“Mereka puasa sebagai tanda syukur kepada Allah, namun umat Islam sendiri lebih berhak atas Nabi Musa AS,” katanya. (reno)