DUNIA ISLAM

Perkembangan Islam di Dubai, Kota Muslim Penuh yang Kaya dan Gemerlap

AsSAJIDIN.COM – Sebelum membicarakan perkembangan Islam di Dubai, kita perlu mengetahui suatu kisah yang melatarbelakangi keadaan terkini negara tersebut yang ternyata sudah pernah ada sejak zaman Nabi.

Suatu hari, Malaikat Jibril datang menjumpai Nabi kita Muhammad SAW dan berdialog dengan Beliau untuk beberapa saat.

Jibril bertanya tentang Islam, iman, dan ihsan. Di dalamnya ia bertanya tentang tanda kiamat. Di antara jawaban Rasul adalah,

“Dan bila engkau menyaksikan mereka yang berjalan tanpa alas kaki, tak berpakaian, fakir, dan penggembala kambing, (kemudian) berlomba-lomba membuat bangunan yang tinggi.” (HR. Muslim)

Tanda hari kiamat ada yang sifatnya baik maupun buruk. Ada pula hanya sekedar kabar atau tanda yang pada dasarnya tidak bersifat baik ataupun buruk, salah satunya seperti berlomba-lomba membuat bangunan yang tinggi ini.

Kisah Kekayaan Dubai yang Melaju Pesat

Kota Dubai adalah salah satu emirat dalam wilayah Uni Emirat Arab, yang merupakan sebuah negara federasi dibentuk tahun 1971 terdiri dari tujuh emirat yang kaya akan minyak bumi.

Tujuh emirat tersebut adalah Abu Dhabi, Dubai, Ajman, Fujairah, Ras al-Khaimah, Sharjah, dan Umm al-Qaiwain. Dubai terbilang masuk pada ke-emiran yang paling populer.

Ada yang mengatakan, nama kota ini berasal dari bahasa Persia. Pasalnya, dulu wilayah ini berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Sasaniyah Persia.

Lihat Juga :  Berita Foto : Masjid Tertua di UEA Berusia 6 Abad

Di sisi lain, ada pula yang mengatakan kata Dubai berasal dari bahasa Arab ‘dabba’ yang artinya menjalar atau mengalir. Di kota ini memang terdapat aliran sebuah sungai air garam yang dikenal dengan Khor Dubai atau Dubai Creek.

Dubai terletak di sepanjang pantai Teluk Arab dan dipimpin oleh keluarga al-Maktoum sejak 1883. Bermula dari sebuah perkampungan nelayan, Dubai diambil alih pada tahun 1830 oleh suku Bani Yan dari tempat yang subur di dataran Liwa.

Mata pencaharian dilakukan dengan mengembala, bertani, memancing, dan membudidayakan mutiara. Dengan kedatangan banyaknya para pedagang dari luar wilayah, kemudian dibangunlah pelabuhan di daerah tersebut.

Pada tahun 1959, Syeikh Rashid bin Said al Maktoum meminjam dana dari negara tetangga, Kuwait, untuk mengeruk muara sungai Dubai untuk dilayari kapal.

Ia pun segera membangun beberapa dermaga, gudang, membangun jalan, sekolah serta perumahan.

 

Tentang Perkembangan Islam di Dubai

Penduduk Dubai tercatat 99% beragama Islam, sementara sisa 1%-nya ialah turis non-Muslim yang berkunjung ke Dubai.

Kota ini menerima turis mancanegara tanpa mengenal ras, agama, ataupun bahasa. Bahkan, termasuk satu-satunya kota yang menerima warga Israel untuk menjalankan bisnisnya di sana.

Islam adalah agama yang tidak menghalangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Begitu juga inovasi dalam hal dunia dibuka selebar-lebarnya selama itu tak melanggar syariat.

Lihat Juga :  Hikmah Surat Lukman untuk Orangtua dan Anak

Zaman dahulu, umat Islam pun terkenal dengan kemajuan berbagai ilmu dan arsitekturnya.

Oleh karenanya, tanda hari kiamat berupa manusia yang berlomba-lomba dalam meninggikan bangunan tidak seketika dikategorikan sebagai tanda yang bersifat buruk. Bahkan, bisa jadi pembangunan ini bermanfaat dan maslahat.

Dengan kekayaan berlimpah, Dubai menjelma menjadi salah satu kota dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Bayangkan, tahun 1991, Dubai masih berupa gurun dan nyaris kosong.

Kota ini tumbuh dengan pesat dalam jangka 10 tahun, merupakan yang tercepat sepanjang sejarah. Dubai kini berhasil menarik lebih banyak kapal laut dibandingkan Singapura, serta lebih banyak modal asing dibandingkan dengan negara-negara Eropa.

Berbagai fasilitas hanya tampak megah nan mewah, hingga membuat mulut menganga. Gurun yang kosong telah berubah menjadi gedung-gedung pencakar langit, sebut saja bangunan seperti Burj Khalifa, JW Marriott Marquis Dubai, Emirates Tower, dan masih banyak lagi. Onta-onta telah berubah menjadi Mercedes, Lamborghini, Bentley, ataupun Ferrari.

 

Jika kita renungkan Sabda Nabi, benar adanya apa yang beliau kabarkan tentang akan adanya bangunan tinggi dan lain sebagainya. Hal itu pula menunjukkan salah satu mukjizat yang diberikan kepada beliau, yakni mengabarkan sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang. Wallahu a’lam bishawaab. (*/sumber: umma.id)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button