MANFAAT PUASA DALAM PENCEGAHAN & PENGELOLAAN COVID-19
Oleh: dr.Andi Pratama Dharma Sp.PD
INFEKSI Virus Corona bisa menyerang tubuh seseorang, sangat tergantung dengan daya tahan tubuhnya. Makin baik daya tahan tubuh kita, makin sulit virus masuk dan menyebabkan infeksi. Puasa intermiten, termasuk di dalamnya berbagai puasa sunnah, dapat meningkatkan daya tahan tubuh melalui berbagai mekanisme secara simultan.
Rasulullah saw bersabda: “Sumber dari penyakit adalah perut. Perut adalah gudang penyakit dan berpuasa itu adalah obat” (HR. Muslim).
Tapi selain untuk pencegahan, puasa juga dapat membantu pengelolaan dan mempercepat penyembuhan pasien-pasien Covid-19, salah satunya juga dengan meningkatkan sistem imun kita melawan virus Corona.
Manfaat puasa pada orang yang sakit, tersirat pada pesan Rasulullah saw dalam hadist yang diriwayatkan Imam Tirmidzi berikut: “Janganlah kalian memaksa orang yang sakit di antara kalian untuk memakan makanan, karena Allah yang akan memberi makan dan minum kepada mereka.”
Bagaimana puasa bisa meningkatkan daya tahan tubuh, baik untuk pencegahan maupun dalam membantu penyembuhan Covid-19?
1. Puasa meningkatkan kemampuan tubuh menetralisir radikal bebas yang bisa merusak sistem imun.
Sistem imun kita bisa dirusak dengan radikal bebas, karenanya salah satu cara meningkatkan daya tahan tubuh adalah dengan mengkonsumsi antioksidan. Tapi tubuh kita juga memiliki sistem antioksidan endogen yang ternyata meningkat secara bermakna bila kita berpuasa.
2. Puasa meningkatkan kesehatan flora normal usus besar kita.
Kesehatan flora normal kita berkaitan erat dengan kesehatan sistem imun kita melawan infeksi. Puasa terbukti bisa meningkatkan populasi mikrobiota usus yang baik dan menurunkan populasi mikrobiota yang jahat.
3. Puasa membantu tubuh dalam manajemen stres yang berperan penting dalam kesehatan sistem imun.
Stres psikis berkaitan erat dengan penurunan sistem imun tubuh manusia, dan puasa dapat meningkatkan kesehatan mental kita dengan berbagai cara. Salah satunya dengan meningkatkan keempat happy hormones dalam tubuh manusia (dopamin, serotonin, endorfin, dan oksitosin), mengistirahatkan otak, dan meningkatkan efisiensi kerja otak (salah satunya dengan switch penggunaan energi dari glukosa ke keton). Karenanya puasa terbukti dapat menurunkan tingkat stres, kecemasan, depresi, dan memperbaiki mood.
4. Puasa dapat meningkatkan kemampuan autofagi, growth hormone, dan aktivitas stem cell.
Bila tidak ada kalori masuk selama waktu tertentu, terjadi peningkatan proses autofagi, kadar growth hormone (hormon pertumbuhan), dan peningkatan aktivitas stem cell (sel induk). Ketiganya berperan penting dalam daya tahan tubuh kita, baik secara sendiri-sendiri maupun interaksi di antara ketiganya. Ketiganya juga sangat penting dalam proses penyembuhan dari berbagai infeksi, termasuk infeksi oleh virus Corona.
5. Puasa menurunkan gula darah, tekanan darah, dan berat badan.
Puasa terbukti dapat memperbaiki resistensi insulin, yang sangat penting peranannya dalam pengaturan gula darah, tekanan darah, dan berat badan. Puasa juga meningkatkan pembakaran lemak, baik karena dibutuhkan sebagai sumber energi maupun karena puasa meningkatkan hormon pertumbuhan (yang merupakan hormon pembakar lemak utama tubuh kita). Diabetes, hipertensi, dan obesitas merupakan komorbid utama seseorang rentan terkena infeksi virus Corona dan mengalami komplikasi akibat Covid-19.
6. Puasa memberi sistem imun kita istirahat yang jarang sekali diperoleh, kecuali bila kita rajin berpuasa.
Puasa mengistirahatkan secara total sistem pertahanan tubuh kita di saluran cerna, yang merupakan salah satu sistem imun yang paling aktif di dalam tubuh. Selama 14 jam atau lebih, sistem imun kita bisa beristirahat karena tidak ada makanan yang masuk sama sekali ke saluran cerna. Hal ini juga nantinya bermanfaat pada berbagai penyakit autoimun dan alergi (termasuk asma) yang dikenal merupakan faktor komorbid pasien-pasien Covid.
7. Puasa memberi energi bagi tubuh untuk melawan infeksi.
Untuk melawan infeksi, tubuh membutuhkan energi yang besar. Untuk mengolah makanan, tubuh juga membutuhkan energi yang besar. Dengan berpuasa untuk sementara waktu, energi yang biasa digunakan untuk mengolah makanan dari mulut, lambung, usus halus, usus besar, liver, pankreas, dan ginjal, dapat digunakan sistem imun kita untuk melawan infeksi.
8. Puasa meningkatkan penggunaan benda keton sebagai energi yang mendukung kerja sistem imun.
Setelah berpuasa dalam waktu 10 jam atau lebih, tubuh mulai kehabisan glukosa yang merupakan sumber energi utama dan mulai membakar lemak sebagai sumber energi cadangan. Pembakaran lemak ini akan menghasilkan benda keton (terutama beta hidroksi butirat, BHB) sebagai sumber energi utama yang baru, yang ternyata lebih baik untuk sistem imun kita. Benda keton dapat meningkatkan fungsi sel-T yang penting dalam melawan infeksi, meningkatkan aktivitas autofagi, memodulasi kerja mikroflora usus ke arah yang lebih baik, dan meningkatkan kerja otak dan efisiensi energi di otak (yang berpengaruh positif pada pengelolaan stres fisik maupun psikis akibat infeksi).
“Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 184)
Semoga bermanfaat. (*)