Sebelum Menyembelih, Ketahui Terlebih Dahulu Tata Cara Pemotongan Hewan Kurban

ASSAJIDIN.COM – Perintah berkurban berlaku bagi setiap muslim dimuka bumi yang mampu dan dilaksanakan sekali dalam setahun, yaitu pada Hari Raya Idul Adha.
Tujuan berkurban semata mata untuk mendekatkan diri, mengabdi, dan beribadah kepada Allah SWT. Namun, dalam berkurban tentunya ada tim khusus untuk menyembelih hewan kurban dan tidak sembarangan.
Ketua PPPA Darul Qur’an Palembang Ustadz Ferdi Said dalam talshow yang ditayangkan di Chanel Youtube tribun sumsel mengatakan berqurban jatuh pada tanggal 10,11,12,13 di bulan Dzulhijah kita di anjurkan dalam syariat islam untuk menyembelih hewan kurban di hari tersebut.
Dalil untuk melaksanakan berqurban terdapat dalam surah Al Kautsar di ayat keduanya “Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berqurbanlah sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah”
“Kita diperintahkan sama Allah untuk menyembelih. Hukumnya Sunnah muaqodah (dianjurkan) bagi yang mampu mencakupi pokoknya,”katanya.
Dalam menyembelih hewan kurban tentu ada tata cara dan tidak sembarang potong.
Pertama, di mulai dari jenis dan usia hewan yaitu unta berusia lima tahun masuk tahun ke enam, sapi berusia dua tahun ke atas masuk tahun ketiga, kambing berusia satu tahun ke atas masuk tahun kedua, dan domba minimal usia 6 bulan.
Di tengah pandemi Covid 19 yang mengharuskan untuk tidak berkumpul. Tentunya kita harus ada beberapa langkah yang sama sama kita patuhi sehingga hari raya berqurban tetap khidmat dan tidak menyebabkan mudorat nantinya.
Kedua, tata cara sebelum pemotongan tentunya melakukan perencanaan dengan penentuan panitia qurban. Untuk lebih efektif sekitar 8 sampai 12 orang cukup.
“Sebelumnya kita ramai panitia, sekarang kita batasi Ada ketua penanggung jawab, penyambutan hewan ketika datang sekitar dua orang, juru sembelih cukup satu orang, merobohkan sapi cukup dengan 3-4 orang cukup dengan gunakan teknik, menyayat daging cukup 2 atau 3 orang, setelah penyayatan dibagi untuk pemisahan daging dan tulang cukup dengan 3 orang,”ungkapnya.
Ketiga, untuk pendistribusian daging kita berpola seperti pembagian sedekah. Jika biasanya pakai kupon, sekarang tidak lagi. Panitia bisa bekerjasama dengan remaja masjid untuk membagikannya secara langsung datang kerumah, namun sebelumnya didata terlebih dahulu.
“Dalam syariat diberi waktu 4 hari maka jika masjid dapat banyak qurban, maka Polanya di bagi karena ada waktu 4 hari. Untuk menjaga daging tetap bagus, jeroan dan daging tidak digabubgkan karena bisa menimbulkan mikroba, ketika di sembelih langsung harus diurus dan dibagikan. Selanjutnya diteruskan esoknya,”katanya, Jum’at (17/07/2020).
Empat, Panitia harus menyiapkan masker dan sarung tangan, bekerja dengan menjaga jarak sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.
Untuk tata cara menyembelih hewan qurban adalah penyembelih beragama Islam, memahami tata cara dan menggunakan pisau yang tajam agar sekali potong sehingga tidak mendzolimi hewan, menyebut nama Allah sebelum menyembelih.
“Dalam penyebutan nama bisa disebutkan oleh panitia tidak mesti si penyembelih yang menyebutkan,”katanya.
Lubang penampung darah juga ada ukurannya, Seperti kambing dibuat lubang ukuran persegi kedalaman setengah meter, sedangjan Sapi kedalaman satu meter bisa menampung 10 ekor sapi dan harus segera di timbun agar tidak menyebabkan bau.
Penting sekali dalam penyembelihan untuk tidak mendzolimi hewan qurban. Untuk menyembelih gunakan pisau pendek yang tajam. Untuk menentukan pisau tersebut tajam bisa di test pakai kertas apakah tajam atau tidak.
“Dalam syariat Nabi tidak diperbolehkan mengasah pisau di dekat hewan qurban yang mau di sembelih, karena hewan sensitif pendengaran,”katanya.
Dalam pemotongan haruslah sempurna. Sempurna pemotongan ada tiga yaitu saluran darah, kerongkongan dan saluran pernapasan. cukup dua kali tarikan saat pemotongan.
“Cara mengukurnya dibatasi dengan kelima jari di leher hewan lalu di potong, jika sempurna cukup sekali potong jika tidak bisa dua kali.
Dalam dua tarikan harus terpotong sempurna jaringan tersebut karena sapi tidak merasakan sakit ketika disembelih dengan pisau tajam dan sekali putus jaringan tersebut,”katanya.
Cara pengikatan kaki tidak perlu gunakan balok, misalkan kaki depan diikat menggunakan simpul pramuka untuk mengikat kaki sapi pada saat merobohkan sapi.
Berbeda dengan sapi, daging kambing biasanya menyebabkan bau yang menyengat. Namun, ternyata hal tersebut dikarenakan tata cara yang salah.
“Yang menyebabkan daging bau, adalah cara penyembelih dan pengulitan. Salah satu penyebabnya kaki belum dipotong. Kaki di potong terlebih dahulu sebelum kambing dikuliti agar tidak bau,”katanya.(*)
Penulis: tri jumartini