Protes, Semua Penumpang Pesawat Batik Air ID 7055 Halim – Palembang Turun
Mereka protes untuk turun kendati dengan bersikeras terlebih dahulu, karena Ada Kerusakan Pada Mesin Pendingin
ASSAJIDIN.COM, JAKARTA – Harusnya Peswat Batik Air dengan nomor penerbangan ID 7055 dijadwalkan boording dan berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta tujuan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang pada Pkl 14.05 wib, Senin 17/12-2018.
Namun, Kapten Pilot mengemukakan melalui pengeras suara di dalam pesawat bahwa pesawat terpaksa tertuda 30 menit. Padahal, sebelumnya semua penumpang sudah duduk dalam kondisi siap terbang 30 menit sebelum pengumaman penundaat yang disampaikannya. Artinya bisa 60 menit delay.
Selama 30 minit di dalam pesawat AC yang ada di atas kepala penumpang tidak mengeluarkan rasa dingin alias hanya angin yang makin lama makin panas. Merasakan panas, para penumpang mulai gerah dan gelisah
.”Kenapa lama ya, saya merasa ada yang kurang beres,”kata seorang ibu Agustina yang berada di kurasi nomor 12C.
Seorang penumpang yang duduk di 12A, bernama Koko Yanto usia sekitar 60-an, mulai gelisah juga. Apalagi katanya, dia mendengar suara sayap pesawat yang digerakkan tetapi tidak sempurna. “Itu suaranya kok aneh ya, enggak sempurna,”katanya.
Dia pun mulai memanggil pramugari, namun pramugari seolah enggan melayani panggilan Koko Yanto. Namun, karena berulang-ulang salah satu pramugari itu mendekat, dan kemudian Koko Yanto mengatakan bahwa,” ada kerusakan pada engine AC ya,’ tanyanya.
Pramugari kontan menjawab bahwa sudah diatasi semua oleh petugas.”sabar saja pak, kita akan take up, sebentar lagi, enggak ada masalah,”ujar pramugari itu. Lalu kemudian suara kapten pilot dari belakang cockpit untuk sabar menunggu karena harus mengganti satu alat teknis dari sebuah engine yang kata mereka dari mesin pendingin.
Koko Yanto mulai merasa ada keanehan pada mesin, apalagi mereka membawa jumper starter (mesin pembantu menghidupkan mesin). Koko Yanto yang keturunan ini pun kemudian makin gencar untuk memaksa mengganti pesawat.
Akhirnya, bebrapa penumpang juga merasa ini sudah tidak nyaman lagi untuk terbang. Mereka meminta kepada pilot untuk mturun dan terbang dengan pesawat pengganti. Semua, kapten melarang dan juga seorang petugas dari bawah dengan tegas mengatakan, apabila penumpang turun tidak aka nada penggantian tiket dan apalagi untuk naik pesawat kembali.
Bahkan dia dengan garangnya mengatakan, bahwa perusahaan Bati Air, tak bersedia mengganti. “Silahkan saja bapak-bapak turun, tapi kami tak bertanggungjawab,”ujarnya. Begitu juga pilot yang keluar dari ruangannya menjelaskan bahwa tidak ada masalah.
Tetapi, penumpang semua telah berdiri. Sempat terjadi adu mulut dengan pilot Bati Air, dengan tanpa senyum, dan sedikit agak sinis, mengatakn bahwa dirinya bertanggung jawab bila terjadi apa-apa. Sehingga tak perlu turun dan pesawat akan terbang.
Bahkan dia mengatakan punya anak enam orang, sehingga tidak ada keinginanya untuk mengabaikan keselematan penumpampang. Tapi penumpang marah,”Anakmu enak, dan kamu kalaupun terjadi apa-apa, tanggungjawab perusahaan. Nah kami ini kan enggak mau mati. Gimana tanggungjawab kalo udah jatuh pesawatnya apa yang kamu pertanggungjawabkan. Aneh orang ini,”ujar seorang bapak yang juga sudah emosi karena ulah petugas dan pilot Batik Air yang ingin memaksakan terbang padahal pesawat Batik Air yang ini, sedang mengalami kerusakan engine.
Seorang wartawan mengatakan dengan sedikit nada keras dan seorang mengaku aparat camat di Sumsel, mengemukakan bahwa kalaupun tak dikembalikan biaya tiket, tak masalah asalkan mereka bisa turun. Yang ternyata didengar para penumpang dan semua mengatakan turuuuunn. Sekalgus mengikuti dan akhirnya semua penumpang turun.
Para penumpang di antar ke ruang tunggu keberangkatan. Yang tadinya kata petugas tidak bertanggung jawab, ternyata dari pengeras suara di ruang tunggu mengatakan sekitar 25 menit lagi akan diberangkatkan dengan pesawat penggantui. Hingga akhirnya terbang pada pukul 16.45 wib.
Reporter/Editor: Bangun Lubis