ASSAJIDIN.COM — Mengutip NU.or.id, Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menyebutkan banyak riwayat terkait asbabun nuzul surat At-Takasur. Berikut ini penjelasan singkatnya:
– Terkait orang-orang Yahudi yang saling bersaing tentang banyaknya jumlah mereka, hal tersebut menyibukkan mereka hingga mereka mati dalam keadaan sesat. Ini diriwayatkan oleh Muqatil, Qatadah dan selainnya.
– Ayat ini turun terkait Fahkidz dari kaum Anshar menurut riwayat Ibnu Zaid.
– Ayat ini turun kepada Huyain dari kaum Quraisy Bani Abdu Manaf dan Bani Saham. Mereka saling menghitung dan bersaing dalam soal banyaknya pemimpin dan orang yang mulia dalam Islam. Demikian menurut riwayat Ibnu Abbas, Muqatil dan Al-Kalbi.
– Ayat ini turun kepada para pedagang, seperti diriwayatkan dari Amru bin Dinar.
– Ayat ini turun kepada Ahli kitab Syaiban. Demikian keterangan dari Qatadah.
Setelah menyebutkan begitu banyak riwayat tentang asbabun nuzul surat ini, kemudian Al-Qurthubi menyimpulkan:
قُلْتُ: الْآيَةُ تَعُمُّ جَمِيعَ مَا ذُكِرَ وَغَيْره
Artinya, “Menurutku , ayat ini meliputi semua yang telah disebutkan ataupun yang tidak disebutkan.”
Setelah itu ia menyebutkan dua hadits shahih. Pertama, hadits dalam Shahih Muslim dari Mutharrif dari ayahnya, ia berkata : “Aku menemui Nabi Muhammad SAW ketika ia membaca surat At-Takasur beliau bersabda:
يَقُولُ ابْنُ آدَمَ مَالِي مَالِي وَهَلْ لَكَ يَا ابْنُ آدَمَ مِنْ مَالِكَ إِلَّا مَا او تصدقت فأمضيت أكلت فافيت او نیست ،قابلیت وما سوى ذلِكَ فَذَاهِبٌ وَتَارِكُهُ لِلنَّاسِ
Artinya, “Anak Adam mengatakan: “Hartaku, hartaku! Dan apakah engkau wahai anak Adam dengan hartamu itu, melainkan apa yang engkau makan dan ia pun akan habis. Pakaian yang kamu pakai itu pun akan menjadi usang, ataupun apa yang kamu sedekahkan akan berlalu. Harta yang selain itu maka akan lenyap dan perkenankanlah ia untuk orang lain.”
Kedua, hadits yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari dari Ibnu Syihab. Anas bin Malik mengabarkan kepadaku bahwa Rasulullah SAW bersabda:
لَوْ أَن لابْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ، لَأَحَبُّ أَنْ يَكُونَ لَهُ مِنْ وَادِيَانِ وَلَن يَملأ فَاهُ إِلَّا الثَّرَابَ، وَيتَوْب اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Artinya, “Jika anak Adam memiliki lembah emas, maka ia menginginkan agar ia memiliki dua lembah emas, dan sekali-kali mulutnya tidak akan puas kecuali setelah diisi tanah (mati), dan Allah menerima taubat orang yang bertaubat kepadanya.”
Terkahir Al-Qurthubi menyebutkan riwayat dari Ibnu Abbas sebagai berikut:
وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: قَرَأَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلْهاكُمُ التَّكاثُرُ قَالَ: تَكَاثُرُ الْأَمْوَالِ: جَمْعُهَا مِنْ غَيْرِ حَقِّهَا، وَمَنْعُهَا مِنْ حَقِّهَا، وَشَدُّهَا فِي الْأَوْعِيَةِ
Artinya, “Ibnu Abbas berkata: “Nabi Muhammad SAW membaca ayat Alhakumut takatsur”, lalu bersabda: “Bermegah-megahan dalam harta adalah mengumpulkannya dengan cara yang bukan haknya, merintangi haknya, dan mengikatnya dalam bejana.” (Syamsudin Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, [Mesir, Darul Kutub Al-Mishriyah: 1384 H/1964 M], juz XX, halaman 168-169).
Keutamaan Surat At -Takatsur
Menukil katadata.co.id, terdapat anjuran untuk senantiasa membaca At-Takatsur berdasarkan kitab Tafsirul Burhan. Berikut penjelasannya.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang membaca surat ini (Surat At-Takatsur), maka Allah tidak akan menghisabnya atas nikmat yang diberikan kepadanya selama di dunia. Dan barangsiapa yang membacanya ketika turun hujan, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.” (Tafsirul Burhan, Juz 8: 372)
Ash-Shiddiq berkata, “Barangsiapa yang membacanya (Surat At-Takatsur) di waktu turun hujan, maka Allah mengampuni (dosa) nya, dan barangsiapa yang membacanya di waktu shalat Ashar, maka ia berada di dalam perlindungan Allah sampai terbenamnya matahari di hari kedua, dengan izin Allah.” (Tafsirul Burhan, Juz 8: 371)
Selain itu, di dalam kitab Biharul Anwar, At-Takatsur juga dianjurkan untuk dibaca karena kedudukannya yang dianggap sejajar dengan membaca seribu ayat.
Ibnu Umar berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Tidaklah seseorang mampu membaca seribu ayat setiap hari?” Para sahabat menjawab, “Siapa yang mampu membaca seribu ayat?” Baginda menjawab, “Seseorang yang membaca Surat At-Takatsur.” (Biharul Anwar, Juz 89: 336)