KALAMNASIHATNASIONALSYARIAH

Adab Berteman

ASSAJIDIN.COM — Mengutip DetikHikmah.com, berikut ini adab-adab yang harus diperhatikan ketika berteman seperti yang oleh Nabi Muhammad SAW:

 

1. Memilih Teman yang Baik

Ketika seseorang memiliki teman yang baik, maka ia akan mendapatkan pengaruh yang baik pula. Sebaliknya, bergaul dengan teman yang buruk akan memberikan pengaruh yang buruk.

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Seseorang ada di atas agama temannya, maka hendaknya salah seorang kalian meneliti siapa yang dijadikan sebagai temannya.” (HR Ahmad dan Abu Dawud)

2. Menjaga Kerukunan

Saat berteman, hendaknya kita menjaga kerukunan. Ini merupakan adab yang harus selalu dijaga oleh setiap muslim kepada temannya.

3. Mendahului Mengucapkan Salam

Seorang teman tidak sungkan-sungkan untuk mendahului mengucapkan salam ketika bertemu. Mengucapkan salam bisa mendatangkan rasa sayang antar sesama teman.

Rasulullah SAW bersabda:

“Maukan kalian aku tunjukkan suatu amalan yang bisa membuat kalian saling menyayangi? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR Muslim)

4. Berteman karena Allah

Menukil dari Buku Pintar 50 Adab Islam yang disusun oleh Arfiani, ketika berteman tentu pertemanan harus harus didasarkan karena Allah.

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barang siapa yang ingin merasakan lezatnya iman hendaknya dia tidak mencintai seseorang karena Allah.” (HR Ahmad)

5. Bersikap Lemah Lembut

Sifat yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat yaitu bersikap lemah lembut kepada teman. Allah SWT bahkan menjelaskan sifat Rasulullah dan orang-orang yang bersamanya dalam surat Al Fath ayat 29:

Lihat Juga :  Adab Menasihati Menurut Islam

مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ ٱللَّهِ ۚ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ أَشِدَّآءُ عَلَى ٱلْكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَىٰهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنًا ۖ سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ ٱلسُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى ٱلتَّوْرَىٰةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِى ٱلْإِنجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْـَٔهُۥ فَـَٔازَرَهُۥ فَٱسْتَغْلَظَ فَٱسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِۦ يُعْجِبُ ٱلزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ ٱلْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ مِنْهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًۢا

Arab latin: Muḥammadur rasụlullāh, wallażīna ma’ahū asyiddā`u ‘alal-kuffāri ruḥamā`u bainahum tarāhum rukka’an sujjaday yabtagụna faḍlam minallāhi wa riḍwānan sīmāhum fī wujụhihim min aṡaris-sujụd, żālika maṡaluhum fit-taurāti wa maṡaluhum fil-injīl, kazar’in akhraja syaṭ`ahụ fa āzarahụ fastaglaẓa fastawā ‘alā sụqihī yu’jibuz-zurrā’a liyagīẓa bihimul-kuffār, wa’adallāhullażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti min-hum magfirataw wa ajran ‘aẓīmā

Artinya: “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar,”

6. Menerima Kekurangan dan Menutup Aib Teman

Lihat Juga :  Ustadz Abdul Somad Sahabat Almarhum Habib Mahdi: Obat Hati itu Telah Pergi

Menerima kekurangan dan menutup aib teman. Teman merupakan manusia biasa yang memiliki kelebihan dan kekurangan.

Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah seorang mukmin membenci mukminah. Jika dia tidak senang satu akhlaknya, niscaya dia akan senang dengan akhlaknya yang lain,”

7. Tidak Berlebihan dalam Mencintai Teman

Meski Nabi Muhammad SAW memiliki sahabat yang sangat dekat dan amat kita percayai, Rasulullah mengajarkan agar kita tidak berlebihan dalam mencintainya.

Jika kita terlalu mencintai seseorang, biasanya kita akan takut kehilangan dan bisa jadi kita akan bersikap subjektif kepadanya.

Karenanya, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

“Cintailah orang yang kamu cintai sekadarnya. Bisa jadi orang yang sekarang kamu cintai suatu hari nanti harus kamu benci. 

Dan bencilah orang yang kamu benci sekadarnya, bisa jadi di satu hari nanti dia menjadi orang yang harus kamu cintai.” (HR At-Tirmidzi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button