Opak Bu Yuni di Musi Rawas, Laris Manis Diminati Turis
ASSAJIDIN.COM — Pernah dengar penganan satu ini?
Sebagian dari kita boleh jadi sudah tidak asing lagi.
Rasanya enak dan gurih.
Opak dia punya nama.
Jika kamu kebetulan jalan-jalan atau liburan ke Musi Rawas, salah satu kabupaten di Sumsel, jangan lupa beli opak untuk oleh-oleh.
Untuk mendapatkan opak enak dan murah, kamu bisa langsung ke produsennya.
Bu Yuni panggilannya.
Yuni, warga Desa M Sitiharjo, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, sampai saat ini masih menggeluti usaha opak berbahan dasar singkong.
Bahkan, usaha tersebut sudah digelutinya sejak puluhan tahun lalu, yang diwariskannya secara turun menurun dari orangtuanya.
Sebab, hampir sebagian besar lahan persawahan di Desa M Sitiharjo, Kecamatan Tugumulyo, Musi Rawas ini ditanami singkong.
Hal itu, dikarenakan kurangnya suplai air ke lahan persawahan, sehingga tidak memungkinkan untuk ditanami padi.
Bukan cuma Bu Yuni, sebagian besar warga di Desa M Sitiharjo juga menggeluti usaha yang sama, mulai dari pembuatan opak, kerupuk ubi dan juga olahan lainnya bertahan singkong.
Meskipun, terbilang usaha rumahan, namun hasilnya tak boleh dipandang sebelah mata.
Bahkan, tidak sedikit warga di Desa M Sitiharjo yang menggantungkan hidupnya dari usaha tersebut.
Hampir Setiap Hari
Mengutip Travel.Tribunnews.com, Bu Yuni mengatakan dalam sehari dia mampu memproduksi lebih dari 50 kilogram.
Bahkan, hampir setiap hari selalu membuatnya.
“Setiap hari buat, kadang 50 kilogram opak basah, kadang juga lebih dan kadang juga kurang. Tergantung kondisi badan,” ucapnya.
Yuni juga mengaku tidak sulit membuat opak, karena bahan dasarnya hanyalah singkong yang kemudian dicampur dengan bumbu-bumbu rempah.
“Mudah buat, semuanya dibuat masih pakai alat tradisional. Bahan-bahannya juga mudah didapat, apalagi bahan utamanya yakni singkong,” tegasnya.
Mengenai harga jual opak kering, sambung Yuni, cukup tinggi yakni Rp 10.000 per kilogramnya.
Bahkan, dia tak kebingungan untuk memasarkan opak produksinya.
“Biasanya ada yang ngambil, datang langsung ke sini, ada yang dari Jambi, ada yang dari Palembang, ada juga yang dari warga lokal. Untuk harganya Rp 10.000 per kilogramnya,” jelasnya.
Yuni menjelaskan, cara pembuatan opak cukup mudah, pertama singkong jenis Lampung, dikupas kemudian dicuci dan diparut hingga halus.
Setelah itu dicampur dengan bumbu, seperti garam, daun kunir dan ketumbar secukupnya.
Kemudian, diaduk menjadi satu, setelah itu dikukus hingga matang.
“Baru kemudian dicetak pakai alat penjepit hingga tipis, baru kemudian di jemur sampai kering.
Untuk penjemurannya bisa sampai 1 hari full, tergantung cuaca,” tutupnya.