KAJIAN

Keistimewaan Kitab Tarikhul Hawadits wal Ahwal an-Nabawiyyah

مراجعة الكتاب

Judul: Tarikhul Hawadits wal Ahwal an-Nabawiyyah 

Penulis: Sayyid Muhammad bin ‘Alawi bin ‘Abbas al-Maliki al-Makki al-Husaini (w. 1425 H)   

Penerbit: Hai’ah Ash-Shafwah al-Malikiyyah Kota Terbit: Surabaya  

Tahun Penulisan: 1397 H   

Tebal: 125  

 

 

ASSAJIDIN.COM — Resensi Kitab Tarikhul Hawadits wal Ahwal an-Nabawiyyah ini kami kutip dari Islam.nu.or.id.

Ditulis oleh M. Ryan Romadhon, Alumni Ma’had Aly Al-Iman Bulus Purworejo, Jawa Tengah.

Semoga ada manfaatnya buat kita kaum muslimin dimana saja berada.

 

Membaca

Salah satu cara menyambut bulan kelahiran bulan Maulid ini adalah dengan membaca kisah perjalanan beliau, dari mulai lahir sampai wafat.

Salah satu kitab sirah ringkas namun padat isinya, yang sangat direkomendasikan terutama bagi ‘orang-orang sibuk’ yang tidak mempunyai banyak waktu senggang adalah kitab karya Sayyid Muhammad bin ‘Alawi al-Maliki al-Hasani al-Makki yang berjudul, Tarikhul Hawadits wal Ahwal an-Nabawiyyah. 

 

Latar Belakang Penulisan 

Sayyid Muhammad dalam mukadimah kitabnya ini sedikit menceritakan alasan yang menjadikannya menulis kitab bernama lengkap Tarikhul Hawadits wal Ahwal an-Nabawiyyah. 

Beliau mengatakan sebenarnya ulama-ulama terdahulu telah banyak yang membuat karya tulis bertemakan sejarah hidup Nabi SAW seperti syama’il Nabi (perangai nabi), ucapan, perbuatan, serta hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Nabi SAW.

Lihat Juga :  40 Hari Ketiga, Fase Ruh Ditiupkan dalam Kandungan, Ini Penjelasannya menurut Al-Hadist

Karya tulis ulama tersebut ada yang paparan dan penjelasannya panjang lebar, namun ada juga yang singkat padat tapi berisi.

Meski demikian, dalam pandangan Sayyid Muhammad, banyak para pembaca masa kini yang kurang mempunyai semangat yang tinggi dan cepat bosan saat membaca dan muthala’ah kitab-kitab yang telah ditulis oleh para ulama tersebut.

Nah, melihat realitas tersebut, beliau terbetik ingin menulis sebuah karya yang beliau ringkas dari kitab-kitab para ulama-ulama tersebut. (Sayyid Muhammad, Tarikhul Hawadits wal Ahwal an-Nabawiyyah, [Surabaya: Hai’ah Ash-Shafwah al-Malikiyyah, tt], hal. 5)

 

Isi Kitab 

Dalam mukadimah kitabnya ini, Sayyid Muhammad mengungkapkan bahwa secara garis besar, kitabnya ini dibagi menjadi dua pembahasan utama.

Pertama, memaparkan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pribadi Nabi Muhammad SAW baik mengenai sifat-sifat beliau yang utama maupun mengenai keluarga besar beliau yang meliputi penyebutan nama-nama putra putri beliau, istri-istri, paman dan bibi.

Termasuk juga orang-orang yang pernah menyusui sekaligus saudara laki-laki dan perempuan yang satu susuan dengan beliau, budak-budak yang telah dimerdekakan , pelayan (khadim), dan surat yang pernah beliau kirimkan beserta nama seseorang yang ditugasi menyampaikan surat tersebut.

Selain itu, dalam pembahasan pertama ini, beliau juga memaparkan hal-hal yang berkaitan erat dengan Nabi Muhammad, seperti hewan yang dijadikan kendaraan, senjata, dan pakaian yang biasa dipakai oleh Nabi.

Lihat Juga :  Tradisi Maulid Nabi di Sejumlah Wilayah Indonesia, dari Aceh hingga Lombok

Termasuk juga beberapa peperangan yang diikuti dan tidak diikuti oleh Nabi, serta beberapa mukjizat yang diberikan oleh Allah SWT untuk Nabi Muhammad SAW.

Kedua, Sayyid Muhammad memaparkan ringkasan kejadian yang terjadi di zaman kenabian, mulai dari awal tahun kedua lahirnya Nabi Muhammad SAW sampai wafatnya berdasarkan runtutan klasifikasi pertahunnya dengan gaya bahasa yang sangat ringkas namun padat isi. (Sayyid Muhammad, Tarikhul Hawadits wal Ahwal an-Nabawiyyah, [Surabaya: Hai’ah Ash-Shafwah al-Malikiyyah, tt], hal. 5-6)

 

Keistimewaan

Salah satu keistimewaan kitab ini terletak pada kepiawaian penulisnya dalam memaparkan sirah Nabi Muhammad SAW dengan sangat ringkas, namun isinya tetap ‘padat daging’.

Sehingga, hemat kami, kitab ini sangatlah cocok dibaca bagi para pembaca yang tidak mempunyai banyak waktu senggang, namun masih berkeinginan untuk mengetahui gambaran utuh Nabi Muhammad SAW.

Kepiawaian penulis dalam memberikan footnote (catatan kaki) berupa takhrij hadits-hadits yang dipaparkan juga menjadi suatu kelebihan tersendiri, yang akan menjadikan semakin lengkap ‘samudra’ ilmu yang ada dalam kitab ini.

 

Wallahu a’lam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BERITA LAIN
Close
Back to top button