Belajar dari Kupu-kupu
اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ ١٩٠
inna fî khalqis-samâwâti wal-ardli
‘Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.” (QS 3: 190).
ASSAJIDIN.COM — Pernah lihat Kupu-kupu (فَرَاشَة)?
Jawabnya tentu pernah, bahkan sering melihat kupu-kupu.
Warnanya begitu indah, terbang dan hinggap di tangkai bunga. Bikin gemes dan teduh hati ini jika kita memandangnya.
Kupu-kupu atau rama-rama merupakan serangga yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera, atau ‘serangga bersayap sisik’ (lepis, sisik dan pteron, sayap).
Kupu-kupu memiliki tubuh ramping, sayap lebar berwarna-warni, dan antena berbentuk tongkat.
Filosofi
Mengutip Detik.com, Filosofi kupu-kupu menurut Islam ternyata berkaitan erat dengan perilaku manusia.
Daam laman resmi Nahdlatul Ulama bahwa seorang manusia perlu untuk belajar dari proses metamorfosis kupu-kupu yang berawal dari ulat kecil, lalu tumbuh menjadi kupu-kupu indah.
Oleh karena itu, sebaiknya manusia selalu bersikap rendah hati karena perilaku tersebut menjadi ciri-ciri seorang hamba yang disayang oleh Allah SWT.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Furqan ayat 63 bahwa:
وَعِبَادُ الرَّحْمٰنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الْاَرْضِ هَوْنًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الْجٰهِلُوْنَ قَالُوْا سَلٰمًا ٦٣
Artinya: “Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, ‘Salam’.”
Kuupu-kupu juga dikenal sebagai hewan yang mampu memberikan manfaat bagi manusia. Salah satunya membantu penyerbukan tanaman dengan membawa serbuk-serbuk sari saat mencari nektar.
Hal tersebut dapat menjadi pembelajaran bagi manusia untuk senantiasa berbuat baik dan menebar kebaikan kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya.
Keistimewaan
Melansir Khazanah.repyblika.co.id, ada tiga keistimewaan yang dimiliki binatang ini di antaranya adalah:
Pertama, ketika masih berupa ulat, selalu merugikan orang dan menebar kerusakan setiap hinggap di tanaman, keberadaannya ditakuti setiap yang melihatnya.
Namun binatang ini segera ishlah diri dan bertaubat atas perbuatannya dengan menjelma menjadi kepongpong.
Pelajaran yang bisa diambil, hendaknya seorang Muslim selalu merefleksi diri secara mendalam dan senantiasa bertaubat secara totalitas dari segala kepribadian yang tidak seiring dengan prinsip-prinsip ajaran Islam.
Allah mengingatkan dalam Alquran suci, ”Hai orang-orang yang beriman bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya (totalitas).” (QS 66: 8).
Kedua, kehadiran kupu-kupu (setelah ishlah diri) senantiasa memberikan kesenangan bagi orang lain.
Hal ini karena keindahan corak warnanya, kemuliaan tingkah lakunya: setiap hinggap tidak pernah mematahkan dahan yang dihinggapinya, selalu menebarkan benih-benih bunga dalam setiap hinggapan dari satu bunga ke bunga yang lain.
Dengan kata lain, kupu-kupu senantiasa memberikan manfaat bagi alam sekitar. Hal ini telah dicontohkan Rasulullah SAW dalam kehidupannya.
Kehadiran beliau dan setiap gerak langkahnya selalu menebar benih-benih kebajikan bagi alam sekitar, sehingga tercipta keharmonisan dan kesejukan bukan kerusakan dan kekeruhan suasana.
”Dan tidaklah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.” (QS 21: 107).
Ketiga, kupu-kupu hanya makan dari sari bunga. Dalam hal ini, seorang mukmin seyogyanya hanya mengonsumsi makanan yang halal dan baik agar yang dikeluarkan berupa kebajikan (akhlakul karimah).
‘‘Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi.” (QS 2: 168).
Wallahua’lam.