KAJIAN

Cerita Raja Raja Jawa

Oleh : Albar Santosa Subari

Ketua Lembaga Adat Melayu Sumatera Selatan

Beberapa karya tentang Kisah Raja Raja Jawa dapat kita telusuri antara lain dari referensi karya sastra peninggalan Majapahit.

Di zaman Majapahit, setidaknya ada beberapa karya sastra yang dapat kita bedakan berdasarkan periode penulisan, sebagaimana yang dapat kita kutip dari buku karangan Muhammad Muhlisin, berjudul Hitam Putih Majapahit ( dari Huru hara hingga berdirinya kerajaan kerajaan Islam di Jawa) yaitu:
a, sastra zaman Majapahit awal
a, Kitab Negarakertagama, karangan Mpu Prapanca
b, Kitab Sutasoma, karangan Mpu Tantular
c, Kitab Arjuna Wiwaha, karangan Mpu Tantular
d, Kitab Kunjarakarna
e, Kitab Parhayajna
b, Sastra zaman Majapahit akhir ini antara lain
1, kitab Prapanca, isinya menceritakan raja raja Singasari dan Majapahit
2, kitab Sundayana, isinya tentang peristiwa Bubat
3, kitab Sarandaka, isinya tentang pemberontakan Kembu Sora
4, kitab Ranggalawe, isinya pemberontakan Ranggalawe.
5, kitab Panjiwijayakrama, isinya menguraikan riwayat Raden Fatah sampai menjadi raja.
6, kitab Usana Jawa, isinya tentang penaklukan pulau Bali oleh Gajah Mada dan Arya Damar, pemindahan keraton Majapahit ke Gelgel, dan penumpasan raja raksasa’ bernama Maya Denawa
7, kitab Usana Bali, isinya tentang kekacauan di pulau Bali.

Dan lain lain nasih banyak lagi.
Kenapa Sastra di zaman Majapahit menjadi rujukan karena Majapahit sempat menjadi kerajaan yang disegani dan kerajaan yang menguasai Nusantara di saat Raja Hayam Wuruk dengan Patih nya adalah Gajah Mada ( yang namanya diabadikan oleh perguruan tinggi Universitas Gadjah Mada di mana UGM telah memberikan gelar Doktor Honoris Causa kepada Ir. Soekarno sebagai Penggali Pancasila.
Di samping itu juga Majapahit bersama kerajaan Sriwijaya yang disebut Prof. Mr. M. Yamin sebagai dua kerajaan besar yang mempersatukan Nusantara dan yang ketiganya adalah tonggak kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 45.

Lihat Juga :  PPKM Dihapus, Bandara Internasional SMB II Palembang Tetap Berlakukan Prokes Covid-19

Dan masa Majapahit diperintah oleh Raja Brawijaya V raja terakhir kerajaan Majapahit masuk nya ajaran Islam pertama ke Jawa yang dibawa oleh Raden Fatah juga keturunan Majapahit.
Pendek cerita nya; Raden Fatah adalah seorang putra raja Majapahit ( Bhre Kertabhumi atau Brawijaya) dari isteri Tionghoa. Mengenai putri Tionghoa ini sebagai mana dikutip oleh Muhammad Muhlisin bahwa liabad ke 14 Kaisar Yan Lu dari Dinasti Ming di Tiongkok mengirimkan seorang putri kepada raja Majapahit sebagai tanda persahabatan kedua negara.

Putri Tionghoa tersebut diterima dengan baik dan diperistri oleh raja Majapahit. Pada saat memperistri putri Tionghoa itu, konon sang raja sudah memiliki permaisuri yang berasal dari Champa ( Kamboja sekarang) yang masih kerabat Raja Champa . Pernikahan raja dengan putri dari Tiongkok tersebut pun membawa pertentangan di istana Majapahit. Pertentangan terjadi selain karena ketidak cocokan permaisuri kepada putri pemberian Kaisar Yan Lu tersebut, juga terjadi karena sang putri Tionghoa itu ternyata telah memeluk agama Islam.

Lihat Juga :  Sebesar Apakah Luasnya Ampunan Allah SWT Menurut Alquran dan Hadist?

Singkat cerita, dengan berat hati sang raja menyingkirkan isterinya yang berasal dari Tiongkok itu dari istana. Dalam keadaan mengandung, sang putri dihibahkan kepada Adipati Palembang, yakni Arya Damar. Di Palembang inilah sekitar tahun 1455 Masehi, seorang anak laki-laki yang kelak akan menjadi raja pertama Kerajaan Demak dilahirkan.

Raden Fatah memerintah Demak dari tahun 1500-1518 M.
Pada masa pemerintahan Raden Fatah inilah Demak menjadi pusat penyebaran Islam di Jawa..
Yang dibantu oleh Dewan Wali ( Sunan Gresik, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Mura, Sunan Gunung Jati, dan Sunan Derajat).

Sudah menjadi hukum alam dalam bahasa yang bernuansa agama adalah merupakan Sunnatullah bahwa sesuatu itu pasti akan berakhir, demikian juga dengan kerajaan Demak ini tentunya memiliki faktor penyebab. Antara lain
1, kurangnya pandai menarik simpati rakyat
2, fokus terhadap negara maritim
3, terlalu mengandalkan bangsa Tionghoa
4, perbedaan Mazhab bangsawan dengan rakyat
5, sengketa keluarga
( Lihat buku hitam putih Majapahit, 2023).

Nama besar Raden Fatah sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa, diabadikan untuk sebuah perguruan tinggi negeri bernama Universitas Islam Negeri Raden Fatah yang dulunya sebelum menjadi sebuah universitas bernama Institut Agama Islam Negeri) IAIN Raden Fatah. Di Palembang yang dulunya terkenal dengan kerajaan Sriwijaya yang ditaklukkan oleh Majapahit.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button