Uncategorized

Rabu, Pemerintah Beri Tanda Kehormatan kepada Pencipta Shalawat Badar KH Ali Manshur Shiddiq

ASSAJIDIN.COM — Hari Rabu (14/8/2024), Pemerintah RI akan memberikan tanda kehormatan untuk Pencipta Shalawat Badar, KH Ali Manshur Shiddiq, di Istana Presiden, Jakarta Pusat.

Kabar rencana pemberian tanda kehormatan itu diperoleh dari putra bungsu KH Ali Manshur Shiddiq, Gus Saiful Islam Ali.

Dia mengungkapkan bahwa pihaknya telah dihubungi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur mengenai penghargaan tersebut.

“Insyaallah saya akan berangkat ke Jakarta, mendampingi Kiai Syakir, putra sulung Kiai Ali Manshur sebagai ahli waris yang akan menerima tanda kehormatan dari Presiden,” kata Gus Saiful , Senin (12/8/2024).

Gus Saiful mengungkapkan rasa bahagianya selepas pemerintah akan memberikan tanda penghormatan tersebut.

Baginya, pemberian penghargaan itu menunjukkan perhatian pemerintah terhadap nilai-nilai keislaman dalam perjuangan bangsa mendapatkan konsen yang khusus.

Lihat Juga :  Mobil Terios Putih Hantam Motor, Pengendara Terpental, Innalillah...

“Shalawat badar dipakai untuk menyemangati umat Islam terkhusus kaum Nahdliyin yang waktu itu telah dirongrong oleh kelompok-kelompok yang ingin mengkudeta negara kita ini,” katanya.

“Shalawat badar dipakai dimana-mana, oleh sebab itu kita sebagai generasi penerus marilah kita memakai shalat badar ini sebagai media kita memohon kepada Allah agar kiranya nanti selalu dalam koridor, jalan, dan dijaga oleh Allah,” tambahnya.

 

 

Makam KH Ali Manshur Shiddiq. (Foto : Fib. Unair.ac.id)

 

WBTBI

Shalawat Badar, yang diciptakan oleh KH Ali Manshur di Banyuwangi pada tahun 1962, telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) melalui sertifikat Nomor 2194/F4/KB.08.06/2022 tertanggal 21 Oktober 2022.

Gus Saiful mengatakan shalawat ini lahir pada masa ketegangan politik setelah pembubaran Konstituante oleh Presiden Soekarno, sebagai bentuk doa dan ikhtiar batin untuk keselamatan umat dan bangsa.

Lihat Juga :  Benarkan Catur Haram? Begini Penjelasan KH Cholil Nafis

Kemudian, kata Gus Saiful, KH Ali Manshur Shiddiq dikenal sebagai ulama dan pengurus NU di Banyuwangi serta pejabat di Kementerian Agama.

Selain itu, KH Ali Manshur, menurutnya, juga merupakan anggota Konstituante dari Partai NU.

“Shalawat Badar kini dipraktikkan secara luas di Indonesia dan negara-negara Muslim di Asia, Afrika, hingga Eropa, dan menjadi bagian dari ritual dalam majelis shalawat dan taklim,” katanya.

KH Ali Manshur Shiddiq wafat pada tahun 1971 dan dimakamkan di Kompleks Pendidikan Syiar Islam, lembaga yang didirikannya di Desa Maibit, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban.

Makamnya kini menjadi salah satu tujuan ziarah bagi para pengikutnya.

 

Sumber : NU Online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button