LENTERA

Muhasabah di Awal Tahun Baru Hijriah

Oleh : Albar Santosa Subari

ASSAJIDIN.COM –Pada tahun baru ini, sesungguhnya merupakan waktu yang tepat bagi kita untuk ber-tafakur dan ber- musahabah. Merenungkan secara baik dengan melihat, menganalisis, meyakini secara pasti hingga mendapatkan keyakinan terhadap segala hal yang berhubungan dengan Allah SWT. Dengan ber-tafakur dan ber- musahabah, kita bisa melihat dan memperhatikan sikap dan perilaku kita di tahun yang lalu. Apakah selama setahun itu kita telah berusaha mendekatkan diri kepada Nya atau jangan jangan kita malah semakin menjauhi Nya.

Lontaran pertanyaan ini jika Mading masing dari kita menjawab dengan jujur, akan menumbuhkan kesadaran dalam diri kita masing masing untuk memperbaikinya jika ternyata masih buruk, dan menambah jika ternyata Mading kurang. Semua ini perlu untuk kita lakukan, mengingat kita hadir di dunia ini sesungguhnya mengemban tugas utama, seperti yang telah dijelaskan Allah SWT melalui firman Ni.
QS. Az-Zariyat : 56 yang artinya Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah Ku ( beribadah kepada Ku).
Hal yang pertama ketika kita melakukan musahabah atau evaluasi diri adalah masalah amal ibadah yang telah kita lakukan. Apakah hal itu telah sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw?
Jika kita menjawab pertanyaan kita sendiri ini, secara langsung hal itu akan menuntun kita kembali untuk mempelajari Al Qur’an dan juga As Sunnah. Secara langsung kita akan kembali belajar dan menuntut ilmu. Untuk itu, perlu kita renungkan sekali lagi penting’ ilmu agama bagi kita masing masing.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al- Mujadilah: 11, yang artinya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Rasulullah Saw bersabda yang artinya Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim ( HR. Ibnu Majah).

Lihat Juga :  Sayangi Istrimu yang Rela Meninggalkan Keluarganya Demi Dirimu

Musahabah atau evaluasi diri selanjutnya adalah masalah keduniawian kita. Bagaimana sikap kita terhadap dunia. Bagaimana kita mencari penghasilan untuk menunjang kehidupan kita?. Apakah telah halal sepenuhnya cara kita mencari nya. Bagaimana pula kita membelanjakan hasil yang telah kita dapatkan?. Berkenan dengan harta yang kita miliki, apakah telah kita tunaikan kewajiban kita selaku muslim?.
Semua pertanyaan itu hanya masing masing kita sendiri yang bisa menjawab nya. Semua nya berpulang pada diri kita masing masing. Namun yang pasti semua itu menjadi bahan musahabah yang sangat penting bagi kita di awal tahun baru hijriah ini.
Sebagai pengingat, perhatiankan firman firman Allah SWT berikut ini;
QS. Al Mu’min; 39 yang artinya Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan ( sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.
QS. Al- Hasyr: 18 artinya
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setia diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok ( akhirat) dan bertaqwa lah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan..

Panduan penting untuk musahabah yang kita lakukan, berdasarkan sabda Rasulullah Saw:
Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai ditanya tentang umur nya untuk apa dia habiskan?. Tentang ilmunya untuk apa dia Amal kan? Tentang hartanya, darimana dia peroleh dari kemana dia infakkan?, tentang tubuhnya, untuk apa dia gunakan ( HR. Tirmidzi).
Pertanyaan penting pula dalam musahabah yang kita lakukan, apakah kita termasuk orang yang baik atau malah sebaliknya?.
Dari Abu Bakrah, bahwa ada seseorang bertanya, ” Wahai Rasulullah, siapa manusia yang paling baik?. Beliau menjawab. Orang yang panjang usianya dan bagus amalnya.
Orang itu kembali bertanya, siapa manusia yang paling hina?
Beliau menjawab. Orang yang panjang usianya dan buruk amalnya ( HR. Darimi)

Lihat Juga :  Jangan Silau dengan Harta, Keberuntungan Hidup Bukan karena itu

Bahan musahabah penting bagi kita selanjutnya adalah perihal ilmu yang kita miliki. Bagaimana kah ilmu tersebut kita amalkan? Apakah ilmu yang kita miliki kita amalkan dalam jalan Allah untuk mendapatkan ridho Nya, atau malah sebaliknya?
Perhatikan sabda Rasulullah Saw berikut ini Barang siapa menuntut ilmu yang seharusnya untuk Allah, namun ia tidak menuntutnya kecuali untuk mencari dunia, maka pada hari kiamat ia tidak mendapatkan bau surga ( HR. Ibnu Majah)..
Demikian juga soal harta menjadi bahan musahabah.sesuai dengan sabda Rasulullah Saw Sesungguhnya setiap umat memiliki fitnah, dan fitnah umatku adalah harta.( HR. Ahmad).
Yang terakhir bahan musahabah kita soal tubuh kita masing masing, apakah kita gunakan untuk mengabdi pada Allah SWT.
QS. Al-Baqarah: 195 yang artinya Dan belanjakan lah ( harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan diri mu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button