Jelajahi Mesir (1) : Mendatangi Sinai, Gunung Tempat Nabi Musa Menerima Wahyu

ASSAJIDIN.COM — Boleh jadi ada sebagian dari kita bertanya apa sih hebatnya Gunung Sinai.
Untuk menjawabnya mari kita simak penjelasan berikut ini sebagaimana kita nukil dari SINDOnews.com.
– Diagungkan oleh 3 Agama
Gunung Sinai berbatasan langsung dengan beberapa gunung lainnya, seperti Gunung Sanaa, Gunung Ahmar, Gunung Safsafa, dan Gunung Qasr Abbas. Gunung Sinai diakui kesuciannya oleh 3 agama, yakni Islam, Kristen, dan Yudaisme.
Keberadaan Gunung Sinai tercatat dalam Alkitab dan menerangkan bahwa Musa serta orang-orang Israel melakukan perjalanan melewati padang belantara.
Setelah menyeberangi Laut Merah. Musa dan rombongannya kemudian tiba di sebuah tempat yang dikenal dengan Gunung Sinai.
Selain itu, Alkitab juga menyampaikan bahwa Gunung Sinai adalah lokasi Musa menerima Sepuluh Perintah yang merupakan seperangkat prinsip dari Tuhan.
– Keberadaannya Diperdebatkan
Gunung Sinai diketahui berada di Mesir. Akan tetapi, hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh Ryan Mauro mengungkapkan bahwa gunung ini berada di seberang Teluk Aqaba.
Dalam film dokumenter yang bertajuk ‘Finding the Mountain of Moses: The Real Mount Sinai in Saudi Arabia’, Gunung Sinai disebut berada di Arab Saudi, bahkan pihak kerajaan sudah mengetahui hal tersebut. Namun, belum ada pihak kerajaan yang mengomentari film dokumenter itu.
3. Salah Satu Jalur Pendakian Terbaik di Dunia
Meskipun diagungkan oleh 3 agama, Gunung Sinai rupanya menjadi salah satu gunung dengan jalur pendakian terbaik di dunia.
Hal tersebut diungkap oleh majalah Wanderlust hingga mendapat penghargaan tahun 2016 dari Asosiasi Penulis Perjalanan Inggris.
Jalur pendakian Gunung Sinai dianggap menjadi salah satu yang terbaik karena sejarahnya yang sangat panjang. Apalagi, gunung ini menjadi saksi terjadinya dialog antara Nabi Musa dengan Allah SWT.
– Lokasi Nabi Musa Berbicara dengan Allah SWT
Dalam Islam, Gunung Sinai diyakini sebagai tempat Nabi Musa berbicara kepada Allah SWT. Gunung ini juga menjadi saksi bahwa Nabi Musa menerima mukjizat dari Allah SWT, yaitu mampu membelah Laut Merah.
Dialog Nabi Musa dengan Allah SWT tercatat dalam surat An Nisa’ ayat 164:
[وَرُسُلًا قَدْ قَصَصْنٰهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلًا لَّمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ ۗوَكَلَّمَ اللّٰهُ مُوْسٰى]
“Ada beberapa rasul yang telah Kami ceritakan (kisah) tentang mereka kepadamu sebelumnya dan ada (pula) beberapa rasul (lain) yang tidak Kami ceritakan (kisah) tentang mereka kepadamu. Allah telah benar-benar berbicara kepada Musa (secara langsung).”
Kisah itu juga ada dalam surat Thaha ayat 9 hingga 10, yang artinya:
“Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa? Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya: Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu.”
Nabi Musa adalah salah satu nabi yang namanya sering disebut dalam Al Quran, tentunya setelah Nabi Muhammad SAW.
Nama Nabi Musa disebut sebanyak 136 kali dalam Al Quran. Islam menganggap Nabi Musa adalah ulul azmi dan memiliki gelar kalimullah atau orang yang diajak bicara langsung oleh Allah SWT.
– Disebut dalam Al Quran
Gunung Sin tertera dalam Al Quran. Contohnya ada pada surat At-Tin ayat 2 yang berbunyi: Watuuri siniin. Artinya: “Demi Gunung Sinai,”
Tafsir dari ayat tersebut adalah Allah bersumpah dengan Gunung Sinai, yang juga menjadi tempat Nabi Musa menerima wahyu melalui kitab Taurat.
Gunung Musa
Menukil Detik.com, Gunung Sinai berada di Mesir, tepatnya di Semenanjung Sinai Selatan bagian tengah wilayah Janub Sina. Gunung setinggi 2.285 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini juga dikenal dengan sebutan Gunung Musa atau Gunung Hareh.
Dilansir detikEdu yang mengutip buku Fi Zhilal al-Qur’an karya Sayyid Quthb, Gunung Sinai adalah tempat yang sangat penting dalam sejarah Nabi Musa AS.
Kisah Nabi Musa di Gunung Sinai bisa kita baca dalam Al-Qur’an Surat Al A’raf ayat 143 dan Surat Al An’am ayat 151-153.
1. Surat Al A’raf ayat 143
فَلَمَّا تَجَلَّىٰ رَبُّهُۥ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُۥ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَىٰ صَعِقًا ۚ فَلَمَّآ أَفَاقَ قَالَ سُبْحَٰنَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا۠ أَوَّلُ ٱلْمُؤْمِنِينَ
“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: “Ya Tuhanku, nampakkanlah (diriMu) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau.”
Tuhan berfirman: “Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku.” Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan.
Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: “Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman.”
2. Surat Al An’am ayat 151
قُلْ تَعَالَوْا۟ أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ ۖ أَلَّا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۖ وَلَا تَقْتُلُوٓا۟ أَوْلَٰدَكُم مِّنْ إِمْلَٰقٍ ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ ۖ وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلْفَوَٰحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ ۖ وَلَا تَقْتُلُوا۟ ٱلنَّفْسَ ٱلَّتِى حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلْحَقِّ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Katakanlah, “Marilah kubacakan apa yang” diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.” Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).”
3. Surat Al An’am ayat 152
وَلَا تَقْرَبُوا۟ مَالَ ٱلْيَتِيمِ إِلَّا بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ حَتَّىٰ يَبْلُغَ أَشُدَّهُۥ ۖ وَأَوْفُوا۟ ٱلْكَيْلَ وَٱلْمِيزَانَ بِٱلْقِسْطِ ۖ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۖ وَإِذَا قُلْتُمْ فَٱعْدِلُوا۟ وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَىٰ ۖ وَبِعَهْدِ ٱللَّهِ أَوْفُوا۟ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya.
Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.”
4. Surat Al An’am ayat 153
وَأَنَّ هَٰذَا صِرَٰطِى مُسْتَقِيمًا فَٱتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا۟ ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِۦ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.”
Selain dalam Surat Al A’raf ayat 143 dan Surat Al An’am ayat 151-153, Gunung Sinai juga beberapa kali disebut dalam Al-Quran. Di antaranya dalam Surat At Tin ayat 2 dan Surat Al Qashasah ayat 46.
Gunung Sinai juga menyimpan sejarah Nabi Muhammad SAW ketika Isra Mikraj. Di Gunung Sinai, Nabi Muhammad pernah menunaikan shalat di sela perjalanan suci Isra Mikraj dengan Buraq. Hal itu dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan Anas bin Malik.
أُتِيتُ بِدَابَّةٍ فَوْقَ الْحِمَارِ وَدُونَ الْبَغْلِ خَطْوُهَا عِنْدَ مُنْتَهَى طَرْفِهَا فَرَكِبْتُ وَمَعِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ فَسِرْتُ فَقَالَ انْزِلْ فَصَلِّ . فَفَعَلْتُ فَقَالَ أَتَدْرِي أَيْنَ صَلَّيْتَ صَلَّيْتَ بِطَيْبَةَ وَإِلَيْهَا الْمُهَاجَرُ ثُمَّ قَالَ انْزِلْ فَصَلِّ . فَصَلَّيْتُ فَقَالَ أَتَدْرِي أَيْنَ صَلَّيْتَ صَلَّيْتَ بِطُورِ سَيْنَاءَ حَيْثُ كَلَّمَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ
Artinya: Aku mengendarai Buraq ditemani Jibril dan terus berjalan. Tiba-tiba Jibril berkata, “Turunlah wahai Muhammad dan lakukanlah sholat.” Aku melakukannya dan Jibril kemudian berkata, “Apakah kau tahu di mana tadi kau melakukan sholat? Kau tadi melakukan salat di tempat yang baik, kelak ke sana kau akan berhijrah.” Selanjutnya Jibril kembali berkata, “Turunlah kembali dan sholatlah.”
Setelah aku melakukannya, Jibril berkata, “Apakah kau tahu di mana kau tadi melakukan salat? Tadi kau melakukan salat di bukit Sinai, tempat di mana Nabi Musa berdialog dengan Allah.” (HR An Nasa’i).
Tips
Asal kalian tahu, dikutip dari Insight.tour, selain merupakan tempat wisata bersejarah, Gunung Sinai juga menyajikan pemandangan yang tidak mudah terlupakan.
Cara terbaik untuk menikmati pesonanya yang tidak tertandingi adalah dengan mendaki Gunung Sinai. Tapi jangan sembarangan mendaki sebelum membaca petunjuk berikut ini.
1. Perhatikan kondisi kesehatan tubuh
Para pendaki akan menempuh perjalanan yang cukup panjang dan memakan waktu kurang lebih tiga hingga lima jam. Durasi pendakian juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan setiap pendaki. Maka para pendaki diharapkan sedang dalam kondisi stabil dan fit saat akan berlibur dan mendaki Sinai.
Hindari mengikuti pendakian jika kondisi tubuh sedang kurang fit karena bisa membahayakan keselamatan diri sendiri. Wisatawan yang fobia ketinggian atau mengidap penyakit seperti asma atau jantung tidak disarankan mengikuti pendakian.
2. Pilih kostum yang paling cocok
Kostum yang paling penting untuk mendukung perjalanan yang aman dan nyaman adalah sepatu yang tepat. Rute pendakian yang akan ditempuh cukup sulit dengan berbagai jalan yang terjal, berpasir, dan berbatu. Pastikan untuk memilih sepatu dengan sol yang kuat dan tidak licin.
Hindari menggunakan sepatu yang kebesaran atau kekecilan hanya karena Anda menyukai sepatu itu. Lebih baik kenakan sepatu yang kurang stylish tapi nyaman untuk menempuh perjalanan yang sulit.
3. Persiapan mental dan fisik
Yang ketiga dari 5 tips mendaki Gunung Sinai adalah melakukan persiapan fisik terlebih dahulu. Minimal sepuluh hari sebelum berangkat ke Mesir, pendaki wajib berolahraga secara rutin agar tubuh siap menempuh perjalanan yang lebih sulit dan membutuhkan ketahanan fisik yang lebih tinggi.
Jika pendaki tidak pernah berolahraga sebelumnya dan malas mempersiapkan fisik sebelum mendaki, bisa jadi tubuh terkejut ketika dipaksa untuk menaiki gunung yang curam dan terjal selama berjam-jam.
4. Bawa barang secukupnya saja
Keseimbangan tubuh yang bagus serta stabil sangat dibutuhkan untuk menaklukkan Gunung Sinai. Demi mendukung keseimbangan yang stabil, pendaki diharapkan tidak membawa terlalu banyak barang yang bisa menambah beban dan akan mengganggu keseimbangan tubuh.
Siapkan dan bawa barang yang benar-benar penting saja sehingga tubuh tidak akan merasa lelah akibat membawa beban untuk waktu yang lama. Pastikan flashlight atau torchlight ada diantara barang bawaan Anda.
5. Siapkan makanan dan minuman
Tubuh akan menggunakan banyak energi selama pendakian. Rasa dahaga dan lapar juga bisa menyerang pendaki setiap saat selama dalam pendakian.
Memang, ada beberapa kios yang akan menyediakan berbagai makanan ringan. Tapi lebih baik siapkan bekal sendiri untuk dibawa mendaki, agar perjalanan bisa lancar tanpa hambatan.