TAFSIR & HADIST

Bekal Untuk Berjumpa dengan Allah SWT

ASSAJIDIN.COM — Allah SWT berfirman dalam Al Quran Surat Sl- Kahfi (18) Ayat 110 :

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

”Barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan ibadah kepada Tuhannya dengan sesuatu pun.” 

قال ابن عباس : نزلت في جندب بن زهير العامري ، وذلك أنه قال : إني أعمل العمل لله فإذا اطلع عليه سرني ، فقال رسول الله – صلى الله عليه وسلم – : ” إن الله تعالى طيب لا يقبل إلا طيبا ، ولا يقبل ما شورك فيه ”

Ibnu Abbas RA meriwayatkan, seorang lelaki datang dan mengatakan kepada Rasulullah SAW, ‘‘Ya Rasul Allah, segala amal yang saya lakukan adalah untuk mengharap keridhaan Allah. Tapi, saya juga menginginkan agar martabat saya ditampakkan kepada manusia.”

Rasulullah SAW tidak memberi komentar sampai turun ayat di atas lalu mengatakan,”Sesungguhnya Allah itu baik hanya menerima yang baik pula, dan tidak menerima disekutukan.”

Hadits ini mengingatkan pentingnya keikhlasan sebagai roh dari setiap kebaikan.

Lihat Juga :  Surat Al-Anbiyaa' Ayat 30: Langit dan Bumi Asalnya Satu

Islam mengajarkan, nilai suatu amal tidak tergantung dari kedudukan orang pelaku amal, tapi pada niatnya.

Syekh Muhammad Mutawalli Sya’rawi dalam tafsirnya, seperti dikutip republika.co.id, menerangkan bahwa niat adalah apa yang ada di dalam hati ketika hendak melakukan suatu perbuatan.

وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ ۖ

”Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu.” (QS Al-Baqarah (2): 284).

Keikhlasan merupakan kekuatan rohaniah yang menjaga orientasi kehidupan seorang Muslim agar tetap lurus dalam segala keadaan dan konsisten dalam kebaikan.

Lihat Juga :  Surat Al-A’raf Ayat 12 : Iblis Diciptakan dari Api

Dalam sebuah buku tasawuf dikemukakan renungan mengenai keikhlasan sebagai berikut.

Bila seseorang memberikan bantuan kepada orang lain yang dalam kesusahan karena dia mengetahui Allah memerintahkan yang demikian, berarti amalnya benar karena Allah.

Bila dia kecewa atau bahkan tidak mau lagi membantu karena dianggapnya orang itu tidak berterima kasih, berarti dia tidak ikhlas.

Amalnya dipengaruhi oleh reaksi orang kepadanya. Dia bersemangat berbuat baik tatkala ada orang yang menghargainya.

Wallahu a’lam bishshawab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button