Makna Al Syakir dan Al Syakur
AsSAJIDIN.COM — Al-Syakir ( الشَّاكِرُ ) menurut bahasa ialah isim fa’il atau subjek yang disifati dengan sifat syukur, sedangkan Al-Syakur ( الشَّكُورُ ) ialah sighah mubalaghahyakni bentuk yang menyatakan berlebihan atau bersangatan iaitu banyak syukur.
Asal makna syukur (الشُّكْرُ ) ialah ( الزِّيَادَةُ ) : bertambah ; ( النَّمَاءُ ) : tumbuh ; (الظُّهُورُ ) : nyata atau jelas. Itulah sebabnya jika dikatakan dalam bahasa Arab ( شَكَرَتِ الأَرْضُ ) maka maknanya ( إِذَا كَثُرَ النَّبَاتُ فِيْهَا ) : Jika banyak tumbuhan pada bumi itu ; ( وَ كُلُّ نَبَتٍ يَكْتَفِى بِالْمَاءِ القَلِيْلِ فَهُوَ شَكُورٌ ) : dan setiap tanaman yang tumbuh mencukupi hanya dengan air yang sedikit maka dia disebut syakur.
Dan hakikat Al-Syukur ialah ( الثَّنَاءُ عَلَى المُحْسِنِ بِذِكْرِ إِحْسَانِهِ ) :Sanjungan kepada orang yang berbuat baik sambil menyebut kebaikannya.
Allah SAW Dia-lah yang paling layak dan berhak menyandang sifat syukur dari semua yang disyukuri, bahkan Dia-lah Allah Al-Syakur yang sebenar-benarnya. Oleh itu, jika direnung dengan mendalam maksud Al-Syakir dan Al-Syakur, maka ia akan membaca maksud-maksud seperti berikut, antaranya :
Allah SWT Maha Mensyukuri kebaikan dan ketaatan hamba-hamba-Nya walaupun sedikit, lalu Dia membalasinya dengan ganjaran pahala yang banyak dan berlipat ganda.
Allah SWT memberi ampunan kepada manusia walau bagaimana pun banyak kesalahan yang mereka lakukan dan Allah menerima amal soleh mereka walaupun bilangannya sedikit dan sangat kecil.
Allah SWT mensykuri hamba-Nya yang bersyukur kepada-Nya dan menambah-nambah lagi kebaikan-Nya dan kurnia-Nya sehingga tiada batasannya.
Firman-Nya :
وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَٮِٕن شَڪَرۡتُمۡ لَأَزِيدَنَّكُمۡۖ وَلَٮِٕن ڪَفَرۡتُمۡ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ۬ ( ٧)
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan : Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (Ibrahim : 7)
Allah SWT menyatakan kesyukuran-Nya dengan menyanjung dan memuji hamba-Nya yang taat kepada-Nya di hadapan para malaikat di alam malakut.
Di antara kesempurnaan kesyukuran Allah kepada hamba-Nya ialah jika mereka meninggalkan larangan-Nya niscaya Dia akan memberi gantiannya yang lebih afdhal daripada apa yang ditinggalkannya itu. Sebaliknya jika hamba-Nya melakukan kebaikan niscaya akan dibalas-Nya dengan balasan yang berlipat ganda.
Dia-lah yang merestui atau memberi taufiq kepada seseorang untuk melakukan sesuatu atau meninggalkannya. Dia akan mensyukuri kedua-duanya, apakah karena melakukan-nya atau meninggalkannya. Kesemua itu bukanlah suatu kewajipan ke atas Allah SWT, tetapi Dia-lah yang telah mewajibkan ke atas Diri-Nya sebagai bukti akan kemurahan-Nya dan kemuliaan-Nya.
Di antara bukti betapa hebat kesyukuran Allah SWT kepada hamba-Nya, ialah :
1.Allah SWT memberi balasan kepada musuh-musuh-Nya jika mereka melakukan sesuatu kebaikan dan kebajikan di dunia ini, dan akan meringakan siksaan ke atas mereka di akhirat nanti. Allah SWT tidak sekali-kali menghilangkan setiap ihsan yang mereka buat, walaupun mereka itu makhluk-Nya yang paling dimurkai-Nya.
2.llah SWT memberi keampunan kepada hamba-Nya yang hanya membuang duri yang tajam dari jalan. Ini sebagaimana yang dinyatakan oleh Rasulullah SAW.
Artinya
بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيْقٍ ، وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلَى الطَّرِيْقِ ، فَأَخَّرَهُ ، فَشَكَرَ اللهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ .
Seorang lelaki berjalan di suatu jalan yang padanya terdapat ranting yang berduri, lalu dibuangnya ranting berdurui tersebut, maka Allah bersyukur kepadanya, lalu Allah ampunkan dosa-dosanya. ( HR Bukhari No. 652 ; Muslim No. 1914 )
3.Allah SWT mengampuni dosa seorang pelacur kerana memberi minuman kepada anjing yang kehausan.
Ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
أَنَّ اللهَ غَفَرَ لِامْرَأَةٍ بَغِيٍّ سَقَتْ الكَلْبَ المَاءَ .
sesungguhnya Allah memberi ampunan kepada seorang pelacur karena telah memberi minuman kepada anjing (yang kehausan). ( HR Bukhari No. 3467 ; Muslim No. 2245 )
4. Allah SWT bersyukur kepada hamba-Nya yang bersyukur kepada-Nya, kemudian Dia bersyukur kerana hambanya itu berbuat ihsan kepada dirinya sendiri, bukan kerana ihsan-Nya kepadanya. Lalu Dia berjanji akan memberi balasan kepada sesiapa yang berbuat ihsan kepada dirinya dan mereka mendekatkan dirinya di sisi-Nya.
5.Allah SWT menganugerahkan kepada sesiapa yang bersyukur kepada-Nya dua dari Al-Asmaa Al-Husnaa yang Dia Namakan untuk Diri-Nya iaitu ( شَاكِرٌ وَشَكُورٌ ) : Syakir dan Syakur. Hal ini sebagaimana tertera di dalam Al-Quran :
ذُرِّيَّةَ مَنۡ حَمَلۡنَا مَعَ نُوحٍۚ إِنَّهُ ۥ كَانَ عَبۡدً۬ا شَكُورً۬ا ( ٣ )
(iaitu) anak cucu dari orang-orang yang kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur. ( Al-Israa’ : 3 )
ٱعۡمَلُوٓاْ ءَالَ دَاوُ ۥدَ شُكۡرً۬اۚ وَقَلِيلٌ۬ مِّنۡ عِبَادِىَ ٱلشَّكُورُ ( ١٣ )
Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur(kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih. ( Saba’ : 13 )
Baca Juga : Al Hakam Artinya
6.Allah SWT memberi ganjaran kepada hamba-hamba-Nya terhadap ketaatan mereka yang sedikit dan yang dilakukan dalam hanya beberapa hari dengan ni’mat yang sangat banyak dan kekal abadi selama-lamanya. (*/sumber:muslimkita)