CAHAYA RAMADAN

Tradisi Ramadhan di Arab Saudi (4) : Sha’abanah Menandai Akhir Bulan Sya’ban

ASSAJIDIN.COM — Setiap daerah dan bangsa di dunia punya tradisi masing-masing yang unik menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

Keberagaman tradisi ini hendaknya disikapi dengan arif dan bijaksana serta saling menghormati, berprilaku baik, berpikir positif dan mengambil hikmah dibalik semuanya itu.

Di Arab Saudi, khususnya di wilayah Hijaz, masyarakat setempat kerap menggelar tradisi Sha’abanah menandai akhir bulan Sya’ban.

Dalam tradisi itu, teman-teman dan keluarga pergi keluar untuk melakukan tur kelompok, memainkan permainan yang populer, menikmati berbagai makanan dan menghibur diri.

Sebelum akhirnya mereka bersiap untuk mencurahkan waktu Ramadhan dengan beribadah kepada Allah SWT.

Tidak jelas kapan kebiasaan itu dimulai. Namun, sejarawan dan para penatatua meyakini tradisi itu telah dirayakan selama hampir satu abad.

Foto : iStok

Adapun namanya, Sha’abanah berasal dari bulan di mana tradisi itu dilakukan, yaitu bulan Sya’ban.

Sha’abanah dapat dilakukan di mana saja. Namun, masyarakat Hijazi, yang tinggal di sepanjang jalan dari Taif melalui Makkah dan Jeddah ke Madinah, mewarisi tradisi tersebut.

Karena Taif berjarak lebih dari 400 km dari Madinah dan di masa lalu keluarga takut mereka bisa diserang atau tersesat, dua atau lebih keluarga akan melakukan perjalanan bersama. Kegiatan yang dimulai kala itu kini menjadi bagian dari tradisi.

Lihat Juga :  Jangan Lupa Amalan ini dalam Menyongsong Idul Fitri

Selama perjalanan, mereka berhenti di sebuah gunung atau di bawah pohon untuk menyiapkan makanan dan meminum minuman hangat sesudahnya.

Mereka menikmati pertemuan mereka, di mana pria menunjukan keterampilan memasak, sedangkan wanita diperlakukan seperti halnya ratu.

Setelah Sha’ban, pria di empat kota tersebut sering menjauh dari keluarga mereka selama apa yang mereka sebut “musim”, yang mengacu pada periode dari Ramadhan menuju Haji (bulan ke-12).

Musim ini adalah kesempatan bagi semua pedagang, pekerja dan bahkan orang-orang biasa di wilayah Hijaz untuk menjalani kesibukan bekerja selama musim Haji.

Keluarga di Hijaz mempraktekkan sejumlah kebiasaan lama di hari-hari sebelum Ramadhan dimulai.

Foto : Republika

Modern dan Kreatif

Seorang pensiunan dosen di Universitas Taibah, Wafa Al-Tayeb, mengatakan dia pernah menghadiri perayaan Sha’abanah yang diselenggarakan oleh seorang pengusaha wanita di Madinah.

Menurutnya, acara ini diadakan di dalam ruangan di mana wanita itu memperkenalkan kembali Sha’abanah dengan cara yang modern dan kreatif.

Lihat Juga :  Warga Muhammadiyah Gandus Antusias Sambut Safari Ramadhan PDM dan Lazismu Palembang

Seorang ahli pendidikan yang bermarkas di Riyadh, Dalal Al-Angari, mengatakan meski dia tidak mendengar tradisi seperti itu di wilayah tengah negara itu, perayaan pra-Ramadhan diadakan di Provinsi Timur yang oleh penduduk setempat disebut ‘Al-Quraish’.

“Ini mirip dengan Sha’abanah dari orang Hijazi, saya kira,” kata Al-Angari.

 

Foto : iStok

 

Diperbolehkan

Sementara itu, para ulama Islam telah terbagi atas diperbolehkannya Sha’abanah dalam Islam.

Beberapa ahli percaya bahwa Ramadhan tidak boleh didahului oleh kegiatan semacam itu.

Namun, Syaikh Dr Khaled Al-Muslih, profesor yurisprudensi Islam di Universitas Qassim, mengatakan dalam salah satu program fatwanya di saluran TV satelit Daleel, bahwa mempraktikkan Sha’abanah diperbolehkan selama tidak ada kesalahan yang dilakukan.

“Sha’abanah dipraktekkan di dalam dan di luar Arab Saudi, di mana keluarga berkumpul untuk satu malam atau bahkan lebih.

Sudah menjadi kebiasaan. Adat istiadat diizinkan dalam Islam, kecuali dikaitkan dengan ibadah,” kata Al-Muslih.

 

Sumber : Republika.co.id

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button