
ASSAJIDIN.COM — Hujjatul Islami Imam Al-Gazali mengatakan ada beberapa sebab orang lupa bersyukur atas nikmat Allah SWT.
1. Tidak tahu bahwa itu (misalnya kesehatan, kesempatan/masa senggang, masa muda, kelengkapan organ tubuh, nikmat kehidupan) adalah nikmat dan juga lalai atas kenikmatan.
2. Tidak mengerti makna bersyukur atas suatu nikmat tertentu (penyalahgunaan atas suatu nikmat) karena syukur hanya tahmid kosong “alhamdulillah” atau “as-syukru lillah.”
3. Dominasi syahwat/hawa nafsu.
4. Kuasa setan atas diri seseorang.
Dominasi syahwat dan kuasa setan atas diri seseorang dapat menghalangi orang untuk bersyukur.
Orang yang dianugerahkan organ tubuh dengan lengkap dan menyadarinya sebagai nikmat Allah bisa jadi menyalahgunakan nikmat tersebut karena pengaruh hawa nafsu yang begitu kuat.
Orang yang berada di bawah bisikan setan, kata Al-Ghazali, juga tidak dapat bersyukur atas nikmat yang Allah berikan.
Banyak orang yang sadar mendapatkan anugerah harta, jabatan, pengaruh, keelokan fisik, kesehatan, kesempatan, tidak dapat menahan diri sehingga berbuat zalim (penyalahgunaan atas nikmat tersebut) karena pengaruh nafsu dan bujuk rayu setan.
Allah SWT mengingatkan kita manusia untuk bersyukur atas nikmat yang Allah berikan.
فَاذۡكُرُوۡنِىۡٓ اَذۡكُرۡكُمۡ وَاشۡکُرُوۡا لِىۡ وَلَا تَكۡفُرُوۡنِ
Artinya, “Ingatlah Aku, Aku pun akan ingat kepada kalian. Bersyukurlah kepada-Ku. Janganlah kalian ingkar kepada-Ku.” (Surat Al-Baqarah ayat 152).
Sabda Rasulullah SAW :
عن ابي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أنظروا الى من أسفل منكم ولا تنظروا الى من هو فوقكم فهو أجدر أن لا تزدروا نعمة الله
Artinya, “Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, Rasulullah bersabda, ‘Lihatlah orang di bawah kalian. Jangan melihat orang di atas kalian. Itu lebih baik agar kalian tidak mengingkari nikmat Allah.” (HR Muslim).
Bahaya Kufur Nikmat
Sebagai perbuatan tercela, kufur nikmat memiliki bahaya bagi kita umat Muslim, antara lain sebagai berikut.
1. Hati Menjadi Mati
Manusia yang kufur nikmat cenderung tidak menghargai setiap nikmat yang diberikan oleh Allah SWT dalam bentuk apapun.
Hati menjadi mati karena tidak adanya rasa syukur dari segala bentuk keberkahan yang telah diterima dalam kehidupan.
2. Istidraj dari Allah SWT
Agama Islam menganjurkan setiap pemeluknya untuk selalu bersyukur dan berterima kasih dalam segala kondisi.
Bentuk syukur dengan perbuatan adalah penggunaan segala nikmat tersebut untuk taat kepada Allah sebagaimana keterangan yang sudah lewat.
3. Mendapatkan Adzab
Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah SWT pada Surat Ibrahim ayat 7, yang artinya:
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
4. Ancaman Neraka
Allah SWT berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 126.
وَ إِذْ قَالَ إِبْرَاهِيْمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَ ارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللهِ وَ الْيَوْمِ الْآخِرِ قَالَ وَ مَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيْلاً ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَ بِئْسَ الْمَصِيْرُ.
”Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Wahai Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rizki berupa buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian.
Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafirpun Aku akan beri kesenangan sementara, tetapi kemudian Aku seret ia secara paksa untuk menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali”. (QS. Al Baqarah: 126)
Legetang
Adalah Sodom dan Gomoroh. Dua kota di zaman Nabi Luth AS. Kisah dua kota yang hancur akibat dilaknat Allah karena penduduknya kerap melakukan maksiat, seperti mabuk-mabukan, berzina, dan berjudi.
Ternyata di negeri kita Indonesia, juga terjadi hal yang sama. Di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Daerah yang hilang akibat bencana tanah longsor.
Nama daerah itu adalah Legetang. Sebuah dusun di Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara.
Dusun Lagetang hilang akibat tertimbun longsor secara tiba-tiba yang terjadi pada 16 April 1955. Cerita tersebut sampai sekarang masih terdengar di masyarakat sekitar.
Untuk menuju ke Dusun Lagetang yang hilang bisa bertanya dengan tukang ojek yang mangkal di kawasan Dieng, Wonosobo.
Mereka mengetahui rute menuju Dusun Legetang, Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, itu.
Mantan Kepala Dusun (Kadus) Pesantren, Yahya (60) warga Kasiran RT 04 RW 01, Desa Pekasiran, mengatakan, dulunya kehidupan warga Dusun Legetang, makmur dari hasil pertanian.
Namun, kebanyakan dari warganya melakukan perjudian, perselingkuhan dan minim dengan agama.
“Sebelum kejadian itu, warga telah tahu kalau Gunung Pengamun-amun retak, kemudian mereka membuat lubang besar dengan lebar 25 meter dan panjang 50 meter.
Harapannya kalau terjadi longsor, masuk di lubang yang dibuat,” ujar Yahya yang mengaku memperoleh cerita dari almarhum ayahnya, Ahmad Yusuf, mantan Kadus juga.
Sesekali sambil menyeruput kopi panas untuk menghangatkan badan karena hujan dan dingin, Yahya melanjutkan ceritanya.
Dari peristiwa tersebut hanya satu orang yang selamat. Orang yang selamat itu istri tertua dari bau (kepala dusun) Legetang, Rana, yang asli Karangtengah.
“Bu Rana, hanyut bersama kursinya,” ujar Yahya, sambil menghisap rokok lintingan klembak menyan sebagaimana kehidupan warga setempat.
Sementara itu, menurut H Mad Toyib (72) warga Kepakisan RT 02 RW 02, Desa Kepakisan, tanah longsor tersebut terjadi pada malam hari di pertengahan April 1955.
Ketika itu, Indonesia baru merdeka menginjak usia 10 tahun sehingga kebanyakan terjadi kekurangan ekonomi, istilahnya terjadi Sensus (adol seng dienggo ngisi usus).
Namun di Dusun Legetang, subur makmur dalam soal makanan. Namun, tiba-tiba pada pukul 23.00 WIB, terjadi longsor di Pegunungan Pengamun-amun di sisi barat dusun dan menutup Dusun Legetang.
“Kejadian itu di luar dugaan warga karena longsoran melompati dan nyurung pekarangan Dusun Legetang,” tutur Toyib, yang saat kejadian berusia 11 tahun.
Diakui Toyib, jauh sebelum kejadian longsor tersebut dia pernah main sendiri ke dusun yang masih tetangga desa tersebut.
Ketika itu, pernah main ke rumah saudaranya, almarhum Ahmad Nasir.
Dalam kejadian tersebut, kelima saudaranya ikut hilang dan jasadnya tidak ditemukan karena terkubur longsoran.
Main Wanita dan Judi
Usut punya usut ternyata masyarakat setempat ada yang molimo khusus madon (main wanita) dan main (judi).
“Kalau minum kan katanya, arak. Kalau arak, orang nggak kuat beli saat itu,” tuturnya.
Diceritakan Toyib, kehidupan warga Dusun Legetang saat itu, agamanya nol, kemudian akhlaknya bukan Islam. Hal ini karena Indonesia baru saja merdeka.
Warga Dusun Legetang dulunya adalah para petani sukses dan makmur secara ekonomi. Sehingga warga disana tidak kekurangan secara ekonomi karena panen yang melimpah.
Bahkan jika di daerah lain gagal panen namun tidak demikiannya di Dusun Legetang. Justru panen melimpah dengan kualitas yang baik dibanding daerah lain.
Namun hal tersebut tidak menjadikan warganya bersyukur atas nikmat Allah. Sehingga banyak warga yang tenggelam dalam berbagai kemaksiatan.
Berdasarkan cerita setiap malam warga dusun tersebut mengadakan tarian erotis yang dibawakan para penari perempuan sehingga berujung pada perzinaan.
Sehingga pada suatu malam turun hujan yang lebat dan masyarakat Legetang sedang tenggelam dalam kemaksiatan.
Namun saat tengah malam hujan reda tiba-tiba terdengar suara seperti suara benda yang teramat berat berjatuhan.
Pagi harinya masyarakat di sekitar dukuh atau Dusun Legetang yang penasaran dengan suara yang amat keras itu menyaksikan bahwa Gunung Pengamun-amun sudah terbelah dan belahannya itu menimbun Dusun Legetang.
Dusun Legetang yang tadinya berupa lembah itu bukan hanya rata dengan tanah, tetapi menjadi sebuah gundukan tanah baru menyerupai bukit. Seluruh penduduknya tewas.
Gegerlah kawasan Dieng. Seandainya Gunung Pengamun-amun sekadar longsor, maka longsoran itu hanya akan menimpa di bawahnya.
Akan tetapi kejadian ini bukan longsornya gunung. Antara Dukuh Legetang dan Gunung Pengamun-amun terdapat sungai dan jurang, yang sampai sekarang masih ada.
Jadi potongan gunung itu terangkat dan melewati sungai maupun jurang lalu jatuh menimpa Dukuh.
Mari Bersyukur
Dari kisah Legetang ini, mari mulai sekarang kita selalu bersyukur kepada Allah SWT.
Karena bersyukur itu banyak manfaatnya. Di antaranya sebagai berikut :
1. Dijauhkan dari Cobaan
Cobaan atau ujian tentu datangnya dari Allah SWT. Cobaan tersebut pun akan usai juga atas kuasa Allah SWT. Jadi sudah seharusnya bagi umat manusia jika ingin dihindarkan dari cobaan, maka janganlah menjauh dari Allah SWT dan teruslah mengingat-Nya.
Caranya adalah dengan bersyukur kepada Allah SWT. Manfaat bersyukur kepada Allah SWT akan membuat kalian dijauhkan dari cobaan. Seperti dijelaskan dalam hadis berikut:
“Apabila seorang melihat orang cacat lalu berkata (tanpa didengar oleh orang tadi): “Alhamdulillah yang telah menyelamatkan aku dari apa yang diujikan Allah kepadanya dan melebihkan aku dengan kelebihan sempurna atas kebanyakan makhlukNya”, maka dia tidak akan terkena ujian seperti itu betapapun keadaannya.” (HR. Abu Dawud).
2. Hati Menjadi Tenang
Manfaat bersyukur kepada Allah SWT berikutnya adalah bisa membuat hati menjadi tenang. Hal ini karena ketika kita bersyukur, maka kita akan merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Tidak ada perasaan iri dengan apa yang dimiliki oleh orang lain.
Meskipun kondisi yang kita alami tidaklah baik, namun dengan bersyukur bisa membuat diri kita tetap tenang dan menikmati kondisi tersebut.
3. Hidup Penuh Keberkahan
Dengan bersyukur, orang tersebut merasa tercukupi berapa pun rezeki yang didapat. Allah pun senang memberi keberkahan bagi orang yang bersyukur.
Tentunya, kita juga harus ingat bahwa keberkahan yang diberikan oleh Allah bukan hanya persoalan harta saja. Namun bisa juga seperti hidup yang sehat, dilancarkan kehidupannya, dan lain hal.
Bukan tak mungkin pula rezeki tersebut dapat memberikan manfaat bagi orang lain sehingga bisa mendatangkan berkah bagi pemiliknya.
4. Terhindar dari Penyakit Hati
Bersyukur kepada Allah juga bisa menghindarkan seseorang dari penyakit hati seperti sombong, iri, dengki, dan dendam. Perlu diketahui bahwa penyakit hati dapat membuat hidup seseorang menjadi tidak tenang.
Bahkan, hal-hal tersebut bisa meningkatkan risiko penyakit yang berhubungan dengan kesehatan seseorang. Allah SWT juga tidak menyukai orang-orang yang menyimpan penyakit di dalam hatinya.
5. Meningkatkan Keimanan Seseorang
Bersyukur juga bisa menjadi cara meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT. Seseorang harus ridha atau mampu menerima dengan senang hati atas semua pemberian yang berasal dari Allah SWT.
Dalam urusan dunia, seseorang harus bisa memandang orang lain yang nasibnya tidak seberuntung dirinya agar bisa meningkatkan rasa syukur.
“Dua hal apabila dimiliki oleh seseorang dia dicatat oleh Allah sebagai orang yang bersyukur dan sabar. Dalam urusan agama (ilmu dan ibadah) dia melihat kepada yang lebih tinggi lalu meniru dan mencontohnya. Dalam urusan dunia dia melihat kepada yang lebih bawah, lalu bersyukur kepada Allah bahwa dia masih diberi kelebihan.” (HR. Tirmidzi)
6. Dijanjikan Surga
Ketika seseorang menerima keadaannya dengan syukur dan tabah saat tertimpa masalah, maka Allah SWT menjanjikan surga kepada orang tersebut. Surga adalah tujuan bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa selama hidup di dunia.
“Sesungguhnya Allah berfirman, ‘Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian dia bersabar, maka aku gantikan surga baginya.” (HR. Bukhari)
7. Ditambahkan Kenikmatannya
Seseorang yang senantiasa mengucap syukur dengan kondisi apa pun, maka Allah SWT akan menambahkan nikmatnya.
Sebaliknya, ketika seseorang lebih banyak mengeluh dan selalu iri dengan kehidupan orang lain, maka hidupnya akan semakin sengsara.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang tercantum di Al-Quran.
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
(Dari berbagai sumber)