KALAMSYARIAH

Kisah Menginspirasi dari Sosok ‘Utbah al-Ghulam, dari Ahli Maksiat menjadi Wali Allah 

ASSAJIDIN.COM — Kisah berikut ini adalah kisah yang menginspirasi dan memberikan pelajaran berharga bagi kita kaum muslimin dimana saja berada.

Semoga kisah ini memberi motivasi dan semangat baru di tahun 2024 untuk terus berbuat baik kepada sesama tanpa pilih kasih dan imbalan apapun.

Kisah ini terjadi pada seorang laki-laki ahli maksiat yang pada akhirnya mendapat hidayah untuk kembali ke jalan yang dirahmati Allah SWT.

Atas izin dan kuasa-Nya, ‘Utbah al-Ghulam, nama laki-laki itu, usai bertobat, ia dikenal sebagai wali Allah yang doanya mustajab.

Di kalangan sufi, ‘Utbah al-Ghulam adalah sosok yang zuhud, ahli ibadah, dan takut kepada Allah SWT.

Hal ini dikatakan Imam Al-Ghazali dalam kitabnya, Tahdzib Mukasyafah Al-Qulub, yang diterjemahkan Mukhlis Yusuf Arbi dan A. Rofi’ Dimyati.

Sebelum dikenal menjadi ahli ibadah yang saleh, ‘Utbah al-Ghulam termasuk golongan fasik dan pendurhaka. Ia gemar berbuat maksiat. Namun, hal ini berubah 180 derajat saat ia menghadiri majelis ilmu Hasan al-Basri.

 

Al-Hadid 16

Dikisahkan dalam buku Inspirasi Murabbi karya Norhafizah Musa, saat ‘Utbah al-Ghulam datang ke majelis tersebut, Hasan al-Basri sedang membahas tafsir surah Al-Hadid ayat 16.

Ayat tersebut berbunyi,

۞ اَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ لِذِكْرِ اللّٰهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّۙ وَلَا يَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْاَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوْبُهُمْۗ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فٰسِقُوْنَ ١٦

Lihat Juga :  Tuntunan Bertaubat kepada Allah SWT

Artinya: “Apakah belum tiba waktunya bagi orang-orang yang beriman agar hati mereka khusyuk mengingat Allah dan apa yang turun dari kebenaran (Al-Qur’an). Janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Banyak di antara mereka adalah orang-orang fasik.”

Dalam menafsirkan ayat tersebut, Hasan al-Basri memberi sebuah nasihat yang menyentuh hati sehingga para jemaah menangis.

Ada salah seorang pemuda di kalangan mereka berdiri dan berkata, “Wahai Mukmin yang paling bertakwa, apakah Allah SWT akan menerima tobat dan doa orang fasik dan pendurhaka seperti saya apabila saya berdoa dan bertobat?”

Hasan al-Basri menjawab, “Ya, Allah SWT akan menerima tobat daripada kefasikan dan kedurhakaan kamu.”

‘Utbah al-Ghulam yang mendengar perkataan itu wajahnya seketika pucat dan tubuhnya menggigil. Tiba-tiba ia menjerit dan jatuh pingsan.

Ketika siuman, Hasan al-Basri mendekatinya dan membacakan sebuah bait syair:

“Wahai anak muda pendurhaka

Kepada pemilik ‘Arsy nan mulia, adakah kau tahu,

Balasan Tuhan untuk orang-orang yang durhaka?

Yaitu neraka Sa’ir”

‘Utbah al-Ghulam lantas menjerit sekuat tenaga dan kembali pingsan. Saat siuman, ia berkata, “Syeikh, apakah Tuhan yang Maha Pengasih akan menerima tobat orang tercela seperti saya?”

Lihat Juga :  Sering Salah, inilah Tata Cara dan Syarat Sujud Sahwi yang Sesuai Sunnah

Hasan al-Basri menjawab, “Adakah yang menerima tobat hamba yang berperangai kasar selain Tuhan yang Maha Pelindung?”

‘Utbah al-Ghulam kemudian mengangkat kepalanya dan menadahkan tangannya sambil berdoa tiga kali.

Dalam doa pertama ia meminta, “Tuhanku, jikalau Engkau menerima tobatku dan mengampuni dosa-dosaku, muliakan aku dengan pemahaman dan hafalan sehingga aku dapat menghafal setiap ilmu dan ayat Al-Quran yang aku dengar.”

Lalu, dalam doa kedua ia berkata, “Tuhanku, muliakan aku dengan suara yang indah sehingga setiap orang yang mendengar bacaanku akan bertambah kelembutan kalbunya walaupun kalbu itu sudah mengeras.”

Dalam doa ketiga, ‘Utbah al-Ghulam mengucapkan, “Tuhanku, muliakan aku dengan rezeki yang halal dan berikan aku rezeki dari arah yang tak disangka-sangka.”

Allah SWT pun mengabulkan semua doa ‘Utbah al-Ghulam. Ia pun menjadi sosok yang kuat hafalannya dan semakin bertambah pemahamannya.

 

Roti dan Kuah 

Setiap orang yang mendengarkan bacaan Al-Qurannya langsung bertobat. Ia juga mendapat semangkuk roti dan kuah dalam rumahnya tanpa diketahui siapa yang meletakkannya.

Hal ini terjadi hingga ‘Utbah al-Ghulam meninggal dunia. (DetikHikmah)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button