DUNIA ISLAMUncategorized

Sunnah Umroh yang Diajarkan oleh Rasulullah SAW

Sedikit amalan-amalan Sunnah dari banyak amalan lainnya

Oleh: Bangun Lubis ( Wartawan Assajidin.com )

UMROH atau Umrah adalah ibadah yang sering disebut juga sebagai haji kecil. hal ini karena cara pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan ibadah haji. Dalam melaksanakannya, terdapat rukun wajib untuk diikuti, di antaranya meliputi niat ihram, thawaf, sai, tahalul, dan tertib.

Rukun umroh tidak boleh ditinggalkan karena dapat membuat ibadah yang dilakukan menjadi cacat alias tidak sempurna. selain rukun umroh, umat Muslim dapat memperhatikan amalann sunnah yang bisa dikerjakan di Tanah Haram. Amalan Sunnah Umroh dapat menjadi penyempurna ibadah, sehingga pahala yang didapat juga lebih besar.

Namun, apa saja amalan sunnah yang perlu dilakukan? Yakni adalah ibadah yang sangat dinanti-nantikan oleh umat Islam. Dengan melaksanakan umroh, umat Islam akan mendapatkan keutamaan yang mulia.

Termaktub dalam surah Al Baqarah ayat 196 Allah SWT berfirman, Artinya: “Sempurnakanlah ibadah haji dan umroh karena Allah. Akan tetapi, jika kamu terkepung (oleh musuh), (sembelihlah) hadyu yang mudah didapat dan jangan mencukur (rambut) kepalamu sebelum hadyu sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antara kamu yang sakit atau ada gangguan di kepala (lalu dia bercukur), dia wajib berfidyah, yaitu berpuasa, bersedekah, atau berkurban. Apabila kamu dalam keadaan aman, siapa yang mengerjakan umroh sebelum haji (tamatu’), dia (wajib menyembelih) hadyu yang mudah didapat. Akan tetapi, jika tidak mendapatkannya, dia (wajib) berpuasa tiga hari dalam (masa) haji dan tujuh (hari) setelah kamu kembali. Itulah sepuluh hari yang sempurna. Ketentuan itu berlaku bagi orang yang keluarganya tidak menetap di sekitar Masjidilharam. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Mahakeras hukuman-Nya.

Dalam berbagai buku tuntunan Haji dan Umroh, dituturkan, bahwa sebagai persiapan, terdapat serangkaian sunnah yang dapat dilakukan sebelum berangkat umroh. Sunnah-sunnah ini bertujuan untuk memperkuat persiapan rohani dan fisik sebelum berangkat melaksanakan ibadah umroh.

Dengan memahami dan mengamalkan sunnah-sunnah ini, perjalanan umroh akan menjadi lebih berarti dan berkesan. Berikut sunnah sebelum berangkat umroh.

Sunnah Sebelum Berangkat Umroh

Terdapat beberapa sunnah yang dapat dilakukan sebelum berangkat umroh. Merujuk pada buku Hadis Ahkam oleh Hikmatullah, berikut beberapa sunnah sebelum berangkat umroh:

Menghilangkan semua kotoran badan, kuku, rambut ketiak, dan rambut kemaluan, Mandi untuk ihram, Memakai wangi-wangian untuk badan saja (sebelum niat), Memakai kain ihram dan selendang putih untuk laki-laki, Mengerjakan salat sunnah ihram sebanyak dua rakaat sebelum berniat ihram

Merujuk pada buku Fiqh Sunnah oleh Sayyid Sabiq, pada saat rakaat pertama membaca surah Al-Fatihah dan surah Al-Kafirun.

Lihat Juga :  Yok..Ke Luar Negeri & Haji - Umrah Bersama Mega Wisata

Sedangkan pada rakaat kedua membaca surah Al-Fatihah dan surah Al-Ikhlas.
Ibnu Umar RA berkata, “Rasulullah SAW melakukan salat dua rakaat di Dzulhulaifah” (HR Muslim). Salat fardhu sudah dapat mencukupi dua rakaat sebagaimana mencukupi salat Tahiyatul Masjid.

Membaca bacaan Talbiyah

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ

Artinya: Labbaikallahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik, innal-hamda wan-ni’mata laka wal-mulk, la syarika lak

Artinya: “Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya pujian dan nikmat adalah milik-Mu, begitu pula kerajaan (juga milik-Mu).”

Memperbanyak bacaan Talbiyah selama dalam keadaan ihram,  Membaca doa-doa yang dianjurkan Nabi SAW, Keutamaan Ibadah Umroh.

Dirangkum dari buku Manasik Umroh & Doa Menurut al-Qur-an dan as-Sunnah oleh Mubarak bin Mahfudh Bamuallim, berikut beberapa keutamaan umroh:

Sebagai pelebur dosa

Rasulullah SAW bersabda, “Umroh yang disusul dengan umroh berikutnya adalah pelebur dosa (yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur tiada balasan baginya selain Surga.” (HR Bukhari dan Muslim)
Doa orang yang umroh dikabulkan Allah SWT

Rasulullah SAW bersabda, “Orang-orang yang melaksanakan haji dan umroh adalah para delegasi Allah, Dia memanggil mereka, mereka pun menjawab (panggilan) Nya, dan mereka memohon kepada-Nya, Dia pun memberikan permohonan mereka.”

Umroh adalah jihad para wanita

Aisyah RA bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, apakah wanita wajib berjihad?” Beliau menjawab, “Mereka wajib jihad yang tiada peperangan di dalamnya (yaitu) haji dan umroh.” (HR Ibnu Khuzaimah)
Menghilangkan kemiskinan

Rasulullah SAW bersabda, “Iringilah (pelaksanaan) haji dengan umroh, karena keduanya melenyapkan kefakiran dan dosa-dosa, sebagaimana alat pandai besi menghilangkan karat yang ada pada besi, emas, dan perak.” (HR An Nasa’i)

Orang yang umroh adalah tamu Allah SWT

“Delegasi Allah ada tiga; orang yang menunaikan haji, orang yang berumroh, dan orang yang berperang.” (HR Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban)

Sebagai pembanding, ada juga yang menuliskan dengan rinci sebagaimana dikutip dari kumparan amalan sunnah yang perlu dilakukan, sebagai berikut,

Mandi Ihram (sebelum Shram)

Sunnah dalam umroh yang pertama yaitu mandi ihram. Mandi sunnah ini dikerjakan sebelum pergi ke Miqat dan berihram, bersihkan tubuh sampai tidak ada kotoran yang menempel. Mandi sunnah ini dilakukan seperti mandi junub.

Lihat Juga :  Anggaran Makin Menipis, Nilai Rupiah Sembako untuk Miskin Baru Dikurangi

Memakai Wangi-wangian Sebelum Ihram
Mengutip buku Haji & Umroh for Woman oleh Dani, dkk (2015), memakai wewangian termasuk sunnah dalam melaksanakan umroh. Bagi laki-laki dianjurkan memakai minyak wangi ke tubuh, rambut, dan jenggot. Sedangkan bagi wanita boleh menggunakan wewangian yang aromanya tidak semerbak.

Melafazdkan Niat Ihram di Miqot Sholat

Pakaian ihram untuk laki-laki terdiri dari dua lembar kain berwarna putih. Satu lembar kalin dililitkan layaknya sarung, sedangkan lembar satunya digunakan sebagai selendang yang menutup pundak. Bagi wanita, pakaian yang digunakan untuk ihram harus menutup tubuh dan tidak menampakkan lekuk tubuh.

Membaca Kalimat Talbiyah Berulang-ulang

Jumhur ulama berpendapat bahwa hukum mengucap talbiyah ialah sunnah muakkad, sehingga sangat dianjurkan untuk dikerjakan.

Berdo’a saat memasuki kota Mekkah

Doa yang perlu dibaca yaitu sebagai berikut: “Allahumma haadza haramuka wa amnuka fa harrim lahmii wa damii wa syar’rii wa basyarii ‘alan naari. Wa aaminii min adzabika yauma tab’atsu ‘ibaadaka waj’alnii min auliyaaika wa ahli thaa’tika.” Artinya: “Ya Allah. Kota ini adalah tanah haram-Mu dan tempat yang aman. Maka hindarkanlah daging, darah, rambut dan kulitku dari neraka. Anugerahkanlah kepadaku keamanan dari siksa-Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali hamba-hambamu. Jadikanlah aku termasuk orang-orang yang dekat dan taat kepada-Mu.”

Membaca Doa Melihat Kabah

Doa melihat Kabah yaitu sebagai berikut: “Allahumma zid hâdzal baita tasyrîfan wa ta’dzîman wa takrîman wa mahâbatan wa zid man syarafahu wa karamahu mim man hajjahu awi’tamarahu tasyrîfan watakrîman wata’dzhîman wabirran.” Artinya: “Ya Allah, tambahkan lah kemuliaan, kehormatan, keagungan dan kehebatan pada Baitullah ini dan tambahkanlah pula pada orang-orang yang memuliakan, menghormati dan mengagungkannya diantara mereka yang berhaji atau yang berumroh padanya dengan kemuliaan, kehormatan, kebesaran dan kebaikan).”

Mencium Hajar Aswad

Amalan sunnah yang selanjutnya adalah mencium Al-Hajarul atau Hajar Aswad. Jika dirasa tidak memungkinkan, maka cukup sentuhlah dengan tangan, lalu cium tangan yang digunakan untuk menyentuh tersebut. Jika tidak dapat, tidaklah menjadi masalah, cukup dengan melambaikan tangan.

Sholat di Hijir Ismail

Aisyah Ra, pernah berkata, “Dulu aku ingin sekali masuk ke Baitullah dan sholat di dalamnya, maka Rasulullah Saw menarik tanganku dan membawaku masuk ke dalam Hijir sambil berkata, ‘Jika engkau ingin masuk ke dalam Ka’bah, maka sholatlah di sini (Hijir Ismail) karena ini adalah bagian dari Ka’bah. Kaummu menguranginya saat membangunnya kembali.” (HR An Nasa’i).

(Dari berbagai sumber).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button