Arti Penting Guru dalam Alquran

AsSAJIDIN.COM — Setiap orang yang mengajari pengetahuan dan budi pekerti wajib untuk dimuliakan. Dari rasa memuliakan inilah, seorang murid akan mendapatkan keberkahan ilmu. Di antaranya ialah mudah mengamalkan, mengembangkan, dan mengajarkan kepada orang lain.
Dari titik ini, harus menjadi perhatian bersama, khususnya kita sebagai generasi muda penerus bangsa untuk memuliakan guru-guru kita. Jika di antara kita sudah bisa meraih jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau sukses meniti karir, maka jangan sampai melupakan jasa guru. Baik guru yang dulu mengajari kita di TPA, TK, SD, SMP ataupun SMA.
Setali tiga uang, jika kita masih sedang dalam proses menempuh jenjang pendidikan di atas, maka pantang bagi kita untuk melawan atau durhaka kepada guru. Tanpa berkat seorang guru, kita tidak mungkin dapat memperluas pengetahuan dan keterampilan. Guru tak ubahnya orang tua bagi ruh dan kedewasaan berpikir kita.
Bimbingan guru menentukan keberhasilan pembelajaran. Baik dalam ilmu agama ataupun ilmu lainnya. Maraknya radikalisme dan ekstremisme tidak lepas dari kesalahan kita mengakses jejaring internet yang disediakan oleh gerakan-gerakan tak bertanggungjawab. Imbasnya ialah agama yang semestinya menjadi rahmat berubah menjadi bencana. Sebaliknya, bimbingan guru yang tepat, akan mengantarkan pada pemahaman yang benar. Begitu pula akan mengarahkan kita meraih kesuksesan dan masa depan.
Berikut ini Alquran tentang Guru, Arab, Latin, Artinya
1. Surat Al Mujadalah ayat 11, Guru Memiliki Derajat Tinggi Ayat Alquran tentang guru pertama disebutkan dalam Surat AL Mujadalah ayat 11.
يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Latin: yarfa‘illāhul-lażīna āmanū minkum, wal-lażīna ūtul-‘ilma darajāt(in), wallāhu bimā ta‘malūna khabīr(un).
Artinya:
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Mujadalah ayat: 11).
Dalam ayat tersebut, Allah SWT meninggikan derajat orang-orang yang berilmu dan mengajarkannya kepada manusia.
Dari ayat ini dipahami bahwa orang-orang yang mempunyai derajat yang paling tinggi di sisi Allah ialah orang yang beriman dan berilmu. Ilmunya itu diamalkan sesuai dengan yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya.
2. Surat Ali Imran ayat 18, Guru Bermartabat Tinggi
Ayat Alquran tentang guru berikutnya disebutkan dalam Surat Ali Imran ayat 18.
شَهِدَ اللَّهُ
أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Latin: Syahidallāhu annahū lā ilāha illā huw(a), wal-malā’ikatu wa ulul-‘ilmi qā’imam bil-qisṭ(i), lā ilāha illā huwal-‘azīzul-ḥakīm(u).
Artinya: Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Ayat ini menunjukkan martabat yang tinggi dari para ulama karena mereka telah disejajarkan dengan malaikat yang mulia yaitu sama-sama dapat menyaksikan keesaan Allah.
3. Surat Ali Imran ayat 104,
Surat Ali Imran ayat 104.
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Latin:
Waltakum minkum ummatuy yad‘ūna ilal-khairi wa ya’murūna bil-ma‘rūfi wa yanhauna ‘anil-munkar(i), wa ulā’ika humul-mufliḥūn(a).
Artinya: Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imran: 104) Dalam ayat ini dijelaskan, diperintahkan agar di antara umat Islam ada segolongan umat yang terlatih di bidang dakwah yang dengan tegas menyerukan kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf (baik) dan mencegah dari yang mungkar (maksiat).
4. Surat Ali Imran Ayat 7,
وَالرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّآ اُولُوا الْاَلْبَابِ
Latin: war-rāsikhūna fil-‘ilmi yaqūlūna āmannā bih(ī), kullum min ‘indi rabbinā, wa mā yażżakkaru illā ulul-albāb(i).
Artinya:
Orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, “Kami beriman kepadanya (Al-Qur’an), semuanya dari Tuhan kami.” Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran, kecuali ululalbab. (QS. Ali Imran: 7).
Dalam ayat ini dijelaskan, para nabi dan para rasul diutus kepada seluruh umat manusia yang berbeda-beda, misalnya: Berbeda kepandaiannya, kemampuannya, kekayaannya, berbeda pula bangsa, bahasa dan daerahnya.
5. Surat An Nahl ayat 125,
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
Latin:
Ud‘u ilā sabīli rabbika bil-ḥikmati wal-mau‘iẓatil-ḥasanati wa jādilhum bil-latī hiya aḥsan(u), inna rabbaka huwa a‘lamu biman ḍalla ‘an sabīlihī wa huwa a‘lamu bil-muhtadīn(a).
Artinya:
Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk. (QS. An Nahl:125).
Dalam ayat ini, Allah swt memberikan pedoman kepada Rasul-Nya tentang cara mengajak manusia (dakwah) ke jalan Allah. Jalan Allah di sini maksudnya ialah agama Allah yakni syariat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Allah swt meletakkan dasar-dasar dakwah untuk pegangan bagi umatnya di kemudian hari dalam mengemban tugas dakwah. Hal itu pun berlaku bagi seorang guru dalam mendidik murid-muridnya. Hendaknya seorang guru harus mentransfer ilmu pengetahuannya dengan cara yang baik dan tutur kata yang enak serta bisa dicerna siswa. Guru juga bersikap bijak dalam menghadapi siswanya.
Demikian ulasan ayat Alquran tentang guru lengkap teks arab, latin, dan artinya yang bisa dipedomani tiap siswa. Wallahu A’lam. (*/sumber: inews.co.id)