MUSLIMAH

Hari ini 38 Tahun Aku Berhijab

Oleh: Hj Anita Rosmali

Mantan Jurnalis Majalah Forum Keadilan Jakarta

 

AsSAJIDIN.COM — Tergelitik sedang viral di dunia maya, seorang perempuan yang memakai hijab melakukan hal yang gak banget dan merusak nilai baik hijabers. Sampai fenomena banyak oknum muslimah di Arab yng terkesan balik ke zaman jahiliyah pada buka-bukaan, serta video seorang oknum pria bercadar yang bikin nangis seorang wanita yng ketakutan diikutin terus.

Jangan sampai ulah oknum pria bercadar ini merusak para Muslimah yang bercadar pula.

Membuat aku jadi ingin pasang tulisan ini lagi.

Tulisan ini selalu muncul tiap tahun di FB sejak aku tulis bahkan disebarkan dengan judul *Anak Kebayoran Hijrah* tapi nama aku penulisnya disingkat jadi YL.

Secara yang nyebarin baca karena aku siswi SMA hitz dengan alumni banyak artis di Kebayoran dan sempat mampir di LPK Tar Q Puloraya Kebayoran sebelum diterima jadi mahasiswi UI nyaris 40 tahun lalu.

Padahal aku aslinya bukan Anak Kebayoran tapi Anak Kolong ya kompleks TNI AD di bilangan Slipi – Tomang JakBar.

Lahir dari bunda yang guru bahasa Inggris di SMA dan ayah yang jaksa TNI (oditur militer) tak membuat aku ragu hijrah menutup aurat berkerudung (jilbab/hijab) sekitar 38 tahun yang lalu…

Utamanya pasca berinteraksi dan mengikuti pengajian dan kajian fakultas dan kuliah Jum’at khusus putri di masjid UI ARH (Arief Rahman Hakim), Salemba.

Padahal, ayahku yang militer dan konon ada di dunia yang katanya sekuler, malah yang paling suportif.

Bisa jadi karena beliau melihat aku jadi suka nongkrong di mesjid Al Azhar Kebayoran.

Walaupun dihujat dan di-bully oleh mereka yang belum memahami sampai dikira ikut aliran sesat.

Maklum mereka belum paham bahwa menutup aurat (berhijab) itu adalah perintah Allah dan hukumnya wajib, karena ada di Al Qur’an dan Hadist/Sunnah untuk penjelasan dan pendalaman.

Tiga puluh tahun kemudian, mereka yang menghujat dan mem-bully aku malah sekarang banyak yang sudah berhijab rapi.

Mereka lebih syar’i dari aku yang masih segini, mereka yang Muslimah lah pastinya.

Awal Hijrah Berhijab Karena Ghirah.
Hari ini 38Tahun yang lalu

Tugas manusia itu hidup di dunia kan jadi khalifatuLLah, khalifah nya ALLah ada di *Al Qur’an surat ke 2 Al Baqarah* dan saat awal lahir dalam keadaan fitrah.
Orang tuanyalah yang membentuknya…

Secara sebagai manusia kan punya mau sendiri menjadi manusia yang terbaik *insan kamil* yaitu yg bermanfaat bagi sesama manusia *khairunnas anfa’uhum linnas*

Untuk itulah manusia diberi hidayah dan akal yang keduanya harus di jemput.
Akal itu ibarat nya WiFi yang harus di jemput, dengan 2 alat yaitu Iman dan Taqwa.
Agar bisa berakhir husnul khotimah dan tetap dalam keadaan IsLam.

Karena agama yang paling benar di hadapan ALLah itu IsLam, ada di *Al Qur’an surat ke 3 Ali Imran ayat ke 19* dan *surat ke 5 Al Maaidah ayat 3*

“Ngapain seeh masih muda pake jilbab ntar susah dapat pacar looo gak ada yang mau juga… Susah kalau mau kerja, apalagi belum jadi hajjah juga…”

“Perempuan Arab aja kalau ke Amerika, di bandara pada buka hijab”
Sampai ada juga yang nanya, “mbak NU atau Muhammadiyah?
Bahkan sampai nanya, ” mbak itu Sunni atau Syi’ah!?!”

Wuiddih nyinyir bingit seeh, untung saat itu belum ada JIL ntar aku di bilang lagi “tersesat” seperti pembawa acara talkshow awalnya berdua Najwa Shihab di TV biru sebelum hijrah ke TV 7, yang bule Italia istri seorang pengamat politik Dr. Eep Saifullah Fatah, Sandrina Malakiano

Ya kata-kata seperti itulah yg kenyang aku telan selama proses 5 tahun awal berhijab…

Awalnya saat sekolah di SMAN 6 Kebayoran Baru aku kepo banget lihat ada temen cewek yg selalu pakai selendang tiap hari ke sekolah dan pesohor wanita alumnus SMA aku Ida Royani yg memakai kerudung dan di stigma ikut aliran sesat Islam Jama’ah.

Keponya aku ini mulai terjawab saat aku sempat mampir di Tar Q pasca lulus SMA karena ikut keinginan bundaku yang pengen aku cepat dapat kerja skalian menanti pengumuman ujian masuk UI…SiPenMaRu.

Lihat Juga :  Medco E&P Grissik Gandeng Rumah Zakat Serahkan Bantuan Dana Pendidikan

Saat di Tar Q itu aku suka lihat para suster yang berkerudung dan terlihat anggun dan santun. Hanya 2 minggu aku di sana dan sempat ikut Penataran Pancasila P4 yg 45 jam dan terpilih jadi peserta terbaik…AlhamduLiLLah.

Karena aku diterima kuliah di FHUI masih di kampus Rawamangun belum pindah ke kampus UI Depok terkini
Saat kuliah aku bertemu lebih banyak lagi para hijabers terutama saat ikut pengajian kampus ba’da Dzhuhur di mesjid kampus dan kajian keputrian tiap Jum’at di masjid ARH Salemba.

“Hidayah (petunjuk) Allah itu bisa datang dari mana aja tinggal kita mau menjemputnya atau tidak, satu dari banyak hidayah itu adalah panggilan berhijab” begitu kata seorang hijaber pelopor di UI yang saat itu sangat “megang” dan sering menjadi nara sumber pengajian, sekarang jadi kader partai Da’wah yaitu Dr. Dra. Sitaresmi Soekanto Mpsikolog

Bersamaan dengan itu aku mendapat buku *Nilai Wanitanya* KH Munawar Kholil dari seorang sahabat muslimah, dan lagi semangat-semangatnya mengkaji ayat-ayat Qur’an yg akhirnya bertemu dg ayat ttg hijab, di *surat ke 24 An Nuur ayat 31 dan surat ke 33 Al Ahzab ayat 59*

Dan tambah mantap pasca ngaji dan mengkaji mendalami berbagai hadits Nabi tentang menutup aurat berhijab di *lembaga pemuda mesjid YISC Al Azhar* th ’86 sampai ’90an.

Pasca jadi anggota sempat jadi pengurus bidang Kajian IsLam Lebih punya Ghirah pasca baca buku2 nya Buya HAMKA lanjut buku *Kuliah Tauhid* nya *Dr. Ir. Imaduddin Abdurrahim “bang Imad”* and last but not least buku *IsLam Extrem Analisis dan Solusinya* karya *Dr. Yusuf Qardhawi*

O ya selain para suster ya biarawati yang menjadi inspirasi aku berhijab adalah uni Beryl C. Syamwil (seorang bunda yang jadi guru homeschooling mendidik 2 anaknya Kanti & Ipu saat bocah di rumah gak disekolahkan) saat melihat dan mendengar beliau sharing ttg Kartini di asrama mahasiswi UI Wisma Rini th ’85 serta seorang mojang Priangan yang berhijab pasca terpilih sebagaig *Putri Remaja Indonesia* th ’80 yang menjadi ilham Syam Bimbo menggubah lagu *Aisyah Adinda Kita*
Dialah teteh Anne Rufaedah rahimahaLLah
Mereka berdua adalah hijabers pelopor di ITB tahun 80an.

Dan hari ini 14 Agustus 1985, 38 tahun yang lalu aku putuskan dan luruskan niat untuk hijrah berhijab.

AlhamduLiLLaah dengan semua ujian, hujatan dan stigma mulai dari ikut aliran sesat, isu hijabers nyebarin racun th 90an hingga teroris yg sampai bisa membuat beberapa senior hijabers UI melepas dulu jilbabnya karena gak kuat di teror dan di hujat…

Kalau aku malah Lebih semangat mensyi’arkan hijab dengan tagline *cuek sebagian dari Iman*

Setahun pasca berhijab aku ikut jadi peserta ISTI (Integrasi Studi Tentang IsLam) yg diadakan oleh FEUI.

Waktu itu yg jadi Master Of Training nya bang Adiwarman Karim SE. MBA seorang pakar ekonomi Syariah dan seorang dari banyak mentornya mbak Tissa sekarang seorang pengamat ekonomi yang nama lengkapnya Ninasapti Triaswati SE MSc PhD.

Yang jadi pembicara dan pemberi materi adalah para pakar di bidang nya…
Ada 2 orang pembicara yang berkesan dan gak bisa dilupakan.

Yaitu Prof. Sadali dari ITB abangnya arsitek masjid Salman ITB dan masjid At Tin, Ir. Ahmad Nu’man.

Prof. Sadali dengan puisinya yang selalu diulang2 saat berbicara
” bulan bersinar di atas kuburan ”
anYg seorang lagi Prof. Dr. Emil Salim yg menteri di era nya dengan panggilannya pada peserta ISTI ” bung” baik pada mahasiswa dan juga mahasiswi Ternyata bung yang buat mahasiswi asalnya dari bunga.

Mbak Tissa yang juga adik dari mbak Ovy sekarang wakil dekan FKUI terkini yg nama lengkapnya Prof. Dr. dr. Dwiyana Ocviyanti SpOG(K) MPH pernah juga jadi Putri Remaja Indonesia tahun ’80an.

Mbak Tissa dan mbak Ovy adalah aktivis lembaga pemuda masjid Al Azhar, YISC Al Azhar dan IKA (Ikatan Alumni) YISC Al Azhar yang baru berhari jadi 2 tahun 8 Agustus 2023

Untuk menambah ilmu dan belajar IsLam th ’86 aku memutuskan mendaftar jadi anggota YISC Al Azhar dan lanjut jadi pengurus nya di bidang P2M (Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat)

Lihat Juga :  Profil Siti Atikoh Ganjar Pranowo

Bonus jadi pengurus YISC Al Azhar adalah menjadi moderator dari para nara sumber berilmu Hukum mumpuni seperti *Prof. Dr. Baharuddin Lopa SH* rahimahuLLah Jaksa Agung di era OrBa sampai moderator para cover boy saat YISC kerjasama dengan majalah remaja yang bikin lomba cover boy dan *radio Prambors* sampai para pesohor di bulan Ramadhan acara Opus ( Obrolan puasa) off air.

Pasca acara Opus off air yang kerjasama dengan radio Prambors, aku mewakili YISC Al Azhar di wawancara oleh 2 penyiar Prambors yg hitz di acara nya th ’80an Morning Show yaitu mbak Ida Arimurti dan kang Krisna Purwana

Kang Krisna Purwana sekarang sudah hijrah ke *AM 729 RaSiL radio* yang acara Topik Berita paginya selalu aku share ke banyak WA grup yang aku jadi adminnya dan sekitar ratusan orang sahabat yg ada WA aku yg mau melek Literasi Situasi Kondisi Republik ini dalam dan luar negeri terkini

Dan puncaknya saat aku jadi panitia Seminar *Pemikiran Buya HAMKA* akhir tahun 90an di Sahid Jaya hotel.
Disanalah pertama kali aku bertemu berbicara lebih dekat dengan Nurkholis Majid “cak Nur” waktu mengantar beliau sholat ke musholla dan bisa sefoto bareng dengan Bapak NKRI *Mohammad Natsir*, *KH. Hasan Basri* ketua MUI dan Hakim Agung di Mahkamah Agung *Bismar Siregar* Peristiwa ini terjadi th ’89

Th 90an pasca lulus dari FHUI dengan semangat tetap berhijab aku diterima kerja jadi wartawanita di sebuah majalah Hukum dan karena aku berasal dari jurusan Hukum Internasional diberi kerjaan yang bidang Internasional yang banyak mewancarai orang2 yang pakar Hukum Internasional baik dosen, komisi 1 DPR, orang-orang kemenlu sampai menlunya saat itu termasuk anggota DPR serta para lawyer2 senior.

Di th 90an itu ada 3 wartawan yang berhijab; di Jakarta Post mb Santi Soekanto adik dari “guru jurnalistik” aku, Alm. Winahyo Soekanto yg sekantor dengan aku dan Ancis Siti Nurbaiti di majalah Tempo serta aku sendiri dari majalah Hukum *Forum Keadilan*

Jadi bisa diterima kerja kan walaupun berhijab karena saat itu era diskriminasi hijabers lagi marak.

Malah pasca menikah karena harus mendampingi suami ambil PhD ke Amerika, ada beberapa sahabat hijabers yang heran kok aku bisa lolos proses imigrasi tanpa harus menyingkap hijab lihatin telinga saat di foto buat paspor hehe ribet bingit.

Termasuk lancar jaya dapat visa di Kedubes AS gak seperti pengalaman beberapa kerabat dan sahabat yg dipersulit.

Waktu itu dunia sedang dilanda perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet almarhum sebelum terpisah jadi banyak negara dengan followers nya lanjut perang teluk berkecamuk

Alhamdulillaah
Akhirnya aku bisa berhijab ke mancanegara

Bahkan karena cuma aku yg berhijab generasi th 90an yg baru tiba di kota tempat kuliah my hubby di Amerika…
Aku diamanahkan jadi ketua pengajian buibu lintas negara
Dan my hubby yg jadi ketua ICMI nya

Th ’95 bisa mengadakan muzakarah (seminar) ICMI se Amerika yg jadi pembicara Dr. Anggito Abimanyu SE dan pak Alwi Shihab adik dari pak Quraisy Shihab yg ayahnya talkshow host keren bikin melek Literasi yang adik yunior aku kuliah, Najwa Shihab dengan NARASInya terkini pastinya

Yang jadi keynote speaker nya Prof. Dr.Jimly Asshidiqie SH MH pernah ketua ICMI juga di Republik ini yg juga alumni YISC Al Azhar angkatan 80an dan juga pak dosen aku S2 tahun 2005 saat beliau masih jadi ketua MK (Mahkamah Konstitusi)

Di acara seminar ICMI se Amerika th ’95 yang jadi ketua panitianya my hubby ya suamiku dan aku yg jadi MC nya, kompak yaaah. AlhamduLiLLah

Di tahun 2021 ini aku kembali ke masjid Al Azhar ke YISC Al Azhar jadi panitia pengarah (SC) di usianya yang ke 50 tahun ini sebagai Alumni YISC dan jadi ketua IKA (Ikatan Alumni) YISC Al Azhar untuk terus menjalin silaturahmi sesama alumni dan generasi antar angkatan ke masa depan…InsyaaALLah. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button