Ciri-ciri Orang yang Bertakwa Menurut Alquran
AsSAJIDIN.COM — Dalam beberapa tempat dalam al-Qur’an, Allah SWT menjelaskan tentang ciri-ciri orang yang bertakwa seperti yang tercantum dalam al-Qur’an surat Ali-Imron ayat 134. Penjelasan ciri orang yang bertakwa dalam surat dan ayat tersebut telah dijelaskan dalam bagian pertama tulisan ini.
Pada kesempatan ini akan disampaikan ciri-ciri orang yang bertakwa sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 3 dan 4. Bunyi ayat tersebut adalah sebagai berikut:
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ
“Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat”. (QS. Al-Baqarah: 3-4).
Takwa sering didefinisikan dengan mengerjakan semua perintah-perintah Allah dan meninggalkan segala hal yang dilarang-Nya. Mencapai derajat takwa (muttaqin) adalah juga tujuan utama dari perintah Allah kepada orang-orang yang beriman untuk menjalankan ibadah puasa Ramadhan (QS.Al-Baqarah: 183).
Setelah Allah menjelaskan bahwa kitab Al-Qur’an adalah kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya dan menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Selanjutnya dalam surat al-Baqarah ayat 3-4 sebagaimana tersebut di atas Allah menjelaskan ada lima ciri orang-orang yang bertakwa.
Pertama, orang yang bertakwa adalah orang yang percaya kepada hal-hal yang gaib. Sebagaimana diketahui, Allah menciptakan dan menjelaskannya dalam Al-Qur’an bahwa ada makhluk lain yang diciptakan oleh Allah SWT namun tidak kasat mata dan oleh sebab itu manusia tidak bisa melihatnya.
Allah juga menjelaskan beberapa ketentuan dan peristiwa yang pasti akan berlaku dan terjadi tetapi tidak sekarang ini atau hanya akan dialami manusia ketika manusia nanti melalui tahapan kehidupan tersebut. Terhadap segala ciptaan yang tidak nampak (gaib) dan peristiwa yang akan terjadi yang dijanjikan Allah tersebut maka kita cukup mengimaninya atau mempercayainya dengan sepenuh hati bahwa itu adalah benar dan tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya.
Orang-orang yang beriman kepada hal-hal gaib tersebut, maka dinyatakan oleh Allah sebagai orang yang bertakwa. Oleh karena itu seorang yang bertakwa percaya bahwa makhluk Allah yang namanya iblis atau syetan dan jin itu ada, Malaikat itu benar-benar ada, dan makhluk lainnya yang diciptakan Allah namun kita tidak melihatnya itu juga ada. Orang yang bertakwa juga harus yakin dan percaya bahwa alam kubur yang di dalamnya ada siksa kubur bagi mereka yang banyak berbuat dosa itu niscaya.
Bertakwa juga berarti percaya bahwa semua ketentuan Allah mengenai padang mahsyar, mizan atau timbangan amal manusia, surga dan neraka, semua itu pasti akan terjadi dan ada sebagaimana telah dijelaskan oleh Allah SWT. Bagi orang yang bertakwa, keimanan kepada hal-hal yang gaib ini akan senantiasa mendorong dan membimbing manusia kepada jalan kebenaran, karena yakin bahwa semua yang dilakukan di dunia akan mendapatkan imbalan yang setimpal sesuai dengan perbuatannya.Kebaikan akan dibalas dengan kebaikan, dan keburukan akan dibalas pula dengan keburukan oleh Allah SWT.
Ciri yang kedua orang yang bertakwa adalah mereka yang mendirikan shalat. Allah memerintahkan kepada manusia untuk beribadah dan mengabdi hanya kepada-Nya. Diantara perintah ibadah yang paling penting dan utama adalah melaksanakan shalat lima waktu. Shalat merupakan induk dari segala ibadah. Nabi Muhammad SAW bahkan menyatakan bahwa amalan yang pertama nanti akan dihisab (dihitung) di hari kiamat adalah shalat. Jika seseorang shalatnya baik maka baik pulalah amal ibadah yang lainnya, namun jika shalatnya buruk maka amalan yang lainnya menjadi tidak berarti (al-Hadits). Dalam hadits lain, Rasulullah menegaskan bahwa yang membedakan antara orang mukmin dan orang kafir adalah shalat. Karena itu melihat pentingnya menegakkan shalat sebagai ibadah yang wajib dan paling utama, maka ukuran ketakwaan seseorang kepada Allah diukur dari shalatnya. Dengan kata lain, sesorang yang tidak mendirikan shalat lima waktu, maka dia bukan orang yang bertakwa.
Ciri yang ketiga orang bertakwa adalah mereka yang menginfakkan sebagian rejekinya kepada jalan Allah SWT dan untuk membantu sesama. Perlu dipahamai bahwa sebagain rejeki yang kita terima sesungguhnya bukan milik kita sepenuhnya, sebagian adalah hak milik orang lain, yaitu milik mereka yang dhu’afa, fakir miskin, anak-anak yatim, untuk perjuangan di jalan Allah, dan yang membutuhkan pertolongan lainnya. Seorang yang bertakwa harus menyadari hal itu sepenuhnya, dengan hal itu ia akan dengan ringan untuk menginfakan sebagian hartanya bagi mereka yang membutuhkan. Allah menjanjikan dengan pahala yang berlipat ganda bagi mereka yang mau berinfak dan bersedekah. Sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT dalam surat al-Baqarah ayat 261, bahwa orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir berisi seratus biji. Begitu Allah melipatgandakan pahala bagi siapa saja yang dikehendaki, terutama bagi mereka yang berinfak semata-mata karena ingin menggapai ridha-Nya.
Keempat, ciri orang yang bertakwa adalah mereka yang beriman kepada Kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yaitu Al-Qur’an dan kitab-kitab sebelumnya yang diwahyukan kepada Nabi-Nabi sebelum Rasulullah SAW. Percaya kepada Al-Qur’an berarti percaya akan firman-firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril. Dengan beriman kepada al-Qur’an berarti juga percaya terhadap segala isi dan kandungan yang ada di dalamnya berupa penjelasan-penjelasan, perintah-perintah dan larangan-larangan dari Allah SWT. Bagi orang yang bertakwa, al-Qur’an adalah landasan hidup dan pedoman dasar serta sumber segala sumber hukum sebagai pedoman dalam mengarungi kehidupan ini.
Tidak hanya beriman kepada kitab yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, orang bertakwa juga adalah mereka yang mengimani kitab-kitab sebelumnya. Allah SWT pernah menurunkan wahyu kepada para Nabi terdahulu, seperti Nabi Isa alaihis salam diberikan kepada kitab Injil, kepada Nabi Musa alaihis salam diberikan kitab Taurat dan kepada nabi Daud alaihis salam diberikan kepada kitab Zabur. Lembaran-lembaran shuhuf juga diturunkan kepada Nabi Ibrahim alaihi salam. Terhadap semua kitab-kitab sebelum al-Qur’an itu kita harus percaya dan mengimaninya. Semua keterangan itu dijelaskan oleh Allah SWT dalam al-Qur’an.
Ciri yang terakhir atau yang kelima dari orang yang bertakwa adalah yakin dengan sepenuh hati akan adanya negeri akhirat. Allah SWT menjelaskan bahwa kehidupan di dunia ini hanya bersifat sementara (fana). Dunia ini akan mengalami kehancuran besar sehancur-hancurnya dengan peristiwa dahsyat yang disebut hari kiamat. Setelah kiamat, maka manusia akan memasuki kehidupan dan dunia baru yaitu alam akhirat. Alam akhirat ini dijelaskan oleh Allah SWT merupakan alam yang kekal dan abadi. Alam dimana manusia akan memetik dari aamal perbuatannya ketika hidup di alam fana atau alam dunia. Ketika manusia banyak amal shalihnya waktu di dunia, maka ia akan hidup bahagia di akhirat. Namun jika manusia banyak berbuat dosa waktu di dunia, maka hidupnya akan sengsara dan mengalami penyiksaan di akhirat.
Demikianlah lima ciri dari orang yang bertakwa sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT alam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 3-4. Seseorang yang berpuasa Ramadhan selama sebulan penuh dengan penuh keihlasan dan semata berharap ridha Allah SWT, insya Allah akan mendapatkan derajat muttaqin (Orang yang bertakwa). Pembuktian terhadap status ketakwaan itu akan terlihat nanti setelah melewati bulan Ramadhan yaitu pada bulan Syawal dan seterusnya. Diantara bukti ketakwaan itu adalah beriman kepada yang gaib, senantiasa mendirikan shalat lima waktu, rajin berinfak dan bersedekah, beriman kepada kitab-kitab Allah dan meyakini dengan sepenuh hati akan hari akhirat. Wallahu a’lam bishawab. (*)
Sumber: Metrouniv.ac.id dengan judul CIRI-CIRI ORANG YANG BERTAKWA