SYARIAH

Tata Cara Salat Khauf

وَإِذَا كُنتَ فِيهِمْ فَأَقَمْتَ لَهُمُ ٱلصَّلَوٰةَ فَلْتَقُمْ طَآئِفَةٌ مِّنْهُم مَّعَكَ وَلْيَأْخُذُوٓا۟ أَسْلِحَتَهُمْ فَإِذَا سَجَدُوا۟ فَلْيَكُونُوا۟ مِن وَرَآئِكُمْ وَلْتَأْتِ طَآئِفَةٌ أُخْرَىٰ لَمْ يُصَلُّوا۟ فَلْيُصَلُّوا۟ مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا۟ حِذْرَهُمْ وَأَسْلِحَتَهُمْ ۗ وَدَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لَوْ تَغْفُلُونَ عَنْ أَسْلِحَتِكُمْ وَأَمْتِعَتِكُمْ فَيَمِيلُونَ عَلَيْكُم مَّيْلَةً وَٰحِدَةً ۚ وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِن كَانَ بِكُمْ أَذًى مِّن مَّطَرٍ أَوْ كُنتُم مَّرْضَىٰٓ أَن تَضَعُوٓا۟ أَسْلِحَتَكُمْ ۖ وَخُذُوا۟ حِذْرَكُمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ أَعَدَّ لِلْكَٰفِرِينَ عَذَابًا مُّهِينًا

Artinya: “Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan salat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (salat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang sholat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu], dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata.

Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu.

Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu.” (QS An-Nisaa’ 102)

 

ASSAJIDIN.COM — Apa itu Khauf?

Khauf bermakna rasa takut. Konteks dari rasa takut tersebut merujuk pada dosa dan siksa Allah SWT.

Nabi SAW pernah melaksanakan salat khauf pada 4 tempat, yaitu ketika perang Dzatur Riqaa, Bathn Nakhl (daerah Najad, kekuasaan Bani Ghathafan), ‘Usfaan, dan di Dzi Qarad. Rasulullah SAW melakukan salat khauf sebanyak 24 kali.

Lihat Juga :  One Day One Ayat: QS Al-A'raaf 81, Kaum yang Melampaui Batas

Al-Khaththabi menjelaskan Rasulullah SAW melakukan salat khauf dengan berbagai cara, sesuai dengan keadaannya.

Dari Al-Khaththabi rahimahullah, ia berkata:

“Salat khauf banyak ragamnya. Nabi SAW pernah melakukannya pada keadaan dan cara yang berbeda-beda. Masing-masing disesuaikan agar salat terlaksana lebih baik dan lebih mendukung untuk pengawasan musuh. Sekalipun tata caranya berbeda, namun intinya tetap sama.” (HR. Muslim)

Mengutip Tafsir al-Munir Jilid 3: Aqidah, Syariah, Manhaj (Juz 5-6 an-Nisaa’ – al-Maa’idah) oleh Prof Wahbah az-Zuhaili, berikut 3 cara melakukan sholat khauf.

1. Tata Cara Salat Khauf Pertama

Ibnu Umar RA berkata,

“Rasulullah SAW melakukan salat khauf satu rakaat bersama salah satu golongan, sementara golongan yang lain menghadap ke musuh.

Kemudian golongan pertama berpaling dan menggantikan di tempat kawan-kawan mereka yang lain sambil menghadap ke arah musuh.

Setelah itu, datanglah golongan kedua lalu salat bersama SAW satu rakaat. Lalu Nabi SAW dan golongan kedua pun meneruskan satu rakaat, begitu juga dengan golongan yang pertama.”

2. Tata Cara Salat Khauf Kedua

Dari Sahl bin Abi Hatsmah RA, ia menjelaskan:

“Rasulullah SAW mengimami para sahabatnya pada waktu salat khauf. Beliau membariskan mereka di belakangnya menjadi dua shaff.

Kemudian beliau salat satu rakaat bersama shaff yang dekat dengannya (shaf pertama).

Setelah itu, beliau berdiri dan terus berdiri hingga para sahabat di shaf pertama merampungkan satu rakaat (yang tersisa secara sendiri-sendiri).

Kemudian para sahabat di shaf kedua maju, dan golongan yang berada di shaf pertama mundur ke belakang.

Nabi SAW mengimami mereka (yang awal mulanya berada di shaf kedua) lalu duduk (dan menunggu) hingga mereka merampungkan satu rakaat (yang tertinggal). Kemudian beliau salam (beserta mereka).”

3. Tata Cara Salat Khauf Ketiga

Lihat Juga :  Ketahuilah, Semua Takdir itu Baik

Jabir bin ‘Abdillah RA berkata,

“Aku pernah salat khauf bersama Rasulullah SAW. Beliau membariskan kami dalam dua shaf. Satu shaf di belakang Rasulullah SAW. Sementara musuh berada di antara kami dan kiblat.

Nabi SAW bertakbir, lalu kami semua bertakbir. Ketika beliau ruku’, kami semua pun ruku’, kemudian bangkit dari ruku’, kami pun melakukannya bersama-sama.

Kemudian beliau dan shaf terdepan menyungkur sujud. Sedangkan shaff terakhir tetap berdiri menghadap musuh.

Tatkala Nabi SAW dan shaf terdepan selesai sujud lalu berdiri, shaf belakang pun sujud lalu berdiri. Kemudian shaf belakang maju ke depan dan shaff yang di depan mundur.

Nabi SAW ruku’, dan kami semua pun ruku’. Dan ketika bangkit dari ruku’, kami pun bangkit bersama-sama.

Kemudian beliau dan shaf pertama yang sebelumnya pada rakaat pertama berada di belakang, menyungkur sujud. Sementara shaf kedua berdiri menghadap ke musuh.

Saat Rasulullah SAW dan shaf di belakang beliau selesai sujud, shaf belakang pun menyungkur sujud. Lalu Nabi SAW dan kemudian kami pun salam bersama-sama.”

 

 

Sumber : Detik.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button