PENDIDIKAN

Inilah Nasihat Guruku yang Dinantikan

Assajidin.com – Guru adalah sebuah profesi yang mulia. Anak-anak yang cerdas dilahirkan dari guru yang berdedikasi tinggi.  Tidak ada salahnya  bagi kita untuk mendukung kemajuan kualitas dan kuantitas guru. Salah satu cara mewujudkan guru yang berkualitas adalah dengan mempelajari bagaimana cara untuk menjadi guru yang berhasil mendidik murid-muridnya dengan cemerlang.

Pada laman National Public Radio, ada  beberapa tips dari guru terbaik di banyak negara tentang bagaimana cara menjadi guru yang hebat. Pertama , guru dituntut mengajarkan kebenaran. “’Saya akan mengatakan yang sebenarnya, Anda mengatakan yang sebenarnya, sisanya adalah pandangan Anda tentang hal tersebut.” Begitu kata, Molly Pollak, 40 tahun menjadi guru bahasa Inggris menengah dan tinggi, di New York City.

Lalu kedua kata dia, guru harus selalu peduli. “Bagi saya, guru yang baik adalah yang peduli pada muridnya. Saya senang saat mendengar mereka berkata, ‘Miss Begay adalah guru yang selalu memerhatikan saya. Dialah yang akan saya cari saat saya membutuhkan nasihat.” Kata Molly dalam kutipan dilaman yang sama National Public Radio.

Ada pepatah mengatakan: guru ibarat ‘lilin’, membakar diri untuk menerangi orang lain. Artinya, guru rela mengorbankan diri agar murid-muridnya memiliki pengetahuan dan sukses sebagai manusia. Tapi, yang bikin prihatin, tak sedikit murid yang suka menentang nasihat gurunya. Namanya juga nakalnya anak-anak, mungkina begitulah warna-warninya menjadi guru.

Sesungguhnya,  nasihat guru untuk muridnya diberikan agar si murid sanggup menjalani hidup yang kadang bikin sakit hati ini. Si guru yang lebih tua tentu lebih berpengalaman dalam soal hidup. Percaya atau tidak, banyak nasihat dari guru yang berguna ketika si murid sudah besar dan dewasa kelak kemudian hari. Bahkan nasihat itu bisa membuat sang mantan murid meraih kesuksesan dalam dunia karir bila mempraktekkannya. Saya (penulis) pernah tidak suka matematika, ahirnya, susah saya mengerjakan soal matematika. Begitulah kalau kita suka nakal sama guru matematika, akhirnya sulit belajarnya.

Lihat Juga :  Kado untuk Santri, Ijazah Pendidikan Diniyah Formal Dapat Penyetaraan dari Al-Azhar Mesir

Sepanjang mengajar, rasanya – sepanjang yang kita ketahui – bahwa guru selalu berusaha dengan kerasnya untuk menasehati anak-anak muridnya. Bahkan, tak jangan kita membaca tulisan para guru di sebagian laman online mereka atau pada artikel-artikel yang mereka terbitkan di blog atau  di harian cetak, mereka mengemukakan isi hati dengan uangkapan seperti ini.

“’Wahai anakku, semoga Allah memberimu petunjuk dan pertolongan untuk selalu beramal shalih. Sesungguhnya bagiku engkau ibarat seorang anak yang berada di sisi ayah yang dicintainya. Aku akan bahagia dirimu berbadansehat, berpendirian kuat, suci hati, berakhlak mulia, menjaga adab, menjauhi perkataan tercela, lemah lembut dalam bergaul, menyayangi sesama, menolong fakir, belas kasih terhadap yang lemah, pemaaf, tidak meninggalkan sholat, dan tidak menunda-nunda waktu untuk beribadah kepada Pencipta, Pemiliki, Pemelihara, Penguasamu.

Bakah dalam sebuah buku terjemahan yang tertulis dalam Kitab washoya Al-Abaa’ Lil Abnaa mengemukakan’; Anak-anak yang tersayang, seandainya engkau mau menerima nasihat dari seseorang, maka akulah orang yang pantas untuk kau terima nasihatnya. Aku adalah gurumu, pendidikmu yang membantu memelihara jiwamu. Engkau tidak akan mendapat seorangpun yang telah mengharapkan kebaikan darimu sesudah orang tuamu keceali aku (gurumu).

Lihat Juga :  Sempat Ditentang Ibunda, Rey Buktikan dengan Prestasi

Sungguh aku adalah seorang pemberi nasihat yang patut untuk dipercaya. Karena itu, terimalah dengan ikhlas segala nasihatku, dan amalkanlah dalam hidupmu serta dalam pergaulan dengan teman-temanmu. Anakku, bila engkau tidak mengamalkan segala nasihatku dalam kesendirianmu, maka engkau tidak akan dapat mengamalkannya di kala bergaul dengan teman-temanmu. Anakku, bila engkau tidak menuruti nasihatku, siapakah yang akan engkau ikuti? Apakah artinya engkau memaksa dirimu untuk duduk dihadapanku?!

Betapa, seorang guru menyayangi anak didiknya yang taat dan sholih. Mereka ingin anaknya, sebagaimana yang kemukakan oleh, Rasulullah saw, dalam bersabdanya: “Sesungguhnya Allah mensucikan agama ini (Islam) karena diri-Nya. Tidak akan suci agamamu kecuali dengan sifat derawan dan baik budi pekerti. Hiasilah agamamu dengan keduanya.” (HR. Ath-Thabrani dari Imran bin Husain. Imam As-Sayuthi menyatakan bahwa hadist ini dha’if).

Nasihat guru kepada para muridnya, demikian terurai dan terpanjat bersama doa, agar para murid bisa mengikuti jejak para nabi yang memiliki akhlak yang mulia.(*)

Penulis: Salamah Syahabudin

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button