Tadabbur Alam dalam Islam, Apa Maksudnya?
ASSAJIDIN COM — Seperti yang diketahui, Tadabbur alam yakni sebuah proses untuk merenungi, memperhatikan serta menghayati segala sesuatu yang berkaitan dengan alam, baik di langit maupun di bumi.
Hal ini bertujuan untuk lebih mengenal ciptaan Sang Pencipta yaitu Allah SWT.
Agar menumbuhkan keyakinan bahwa Allah benar-benar ada di sekeliling kita. Dialah yang Maha menciptakan maupun memusnahkan.
Tentu makna dari tadabbur alam di sini, merenungi tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah dengan melihat keberagaman ciptaannya.
Sebagaimana dalam Firman QS. Ali Imran (3): 190, berikut bunyi surahnya:
إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.”
Ditegaskan dalam ayat tersebut, bahwa manusia diharapkan untuk memperhatikan ciptaan-ciptaan Sang Pencipta.
Mengapa hanya manusia yang diperintahkan ? Ya, karena hanya manusia yang diberi akal pikiran.
Jadi, sudah semestinya manusia meluangkan waktu untuk tadabbur alam, dalam pepatah mengatakan:
“Cukup dengan melihat alam, kamu merasakan kedamaian. Bertualanglah sejauh mata memandang, mengayuhlah sejauh jalanan terbentang, bergurulah sejauh alam terkembang.”
Jadi, Alam memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan. Sebab,Alam merupakan media dan sarana untuk mengenal Allah SWT, hingga tumbuh keyakinan akan keberadaan-Nya.
Selain itu Allah SWT juga menciptakan alam semesta untuk mencukupi kehidupan manusia di dunia. Baik kebutuhan primer maupun sekunder.
Maka sudah menjadi hal yang lumrah, kita sebagai manusia untuk tadabbur terhadap alam, karena manusia yang hidup di alam, dan kelak mati juga dikuburkan di alam.
Dengan tadabbur alam, kita sebagai manusia akan semakin mengenal dan memahami tentang Sang Pencipta alam semesta ini.
Maka tadabbur alam dapat digunakan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Serta memperbaiki iman keyakinan nya.
Adapun beberapa cara untuk tadabbur alam yang diajarkan dalam islam, berikut beberapa tips yang InsyaAllah bermanfaat bagi kalian:
1. Membaca dan memahami Al – Qur’an.
Al – Qur’an mengandung hikmah dari segala peristiwa baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi.
Akan tetapi perlu pemahaman yang dalam untuk dapat mengaitkannya dengan fenomena yang terjadi.
Dengan mengerti makna, kandungan serta arti isi dalam Al – Qur’an, manusia akan mampu mentadabburi alam dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
2. Mengenal alam.
Kita pasti pernah berwisata baik ke pantai, gunung ataupun tempat – tempat indah lainnya. Nah dari penjelajahan tersebut, tidakkah terbesit dalam benak kita “alam yang indah ini sungguh luar biasa, apalagi penciptanya”.
Dengan berfikir demikian maka kita akan lebih bersyukur terhadap ciptaan Allah SWT di muka bumi ini.
Dari berbagai ayat yang menjelaskan tentang tadabbur alam, ada salah satu ayat yang menegaskan maupun menekankan hal ini dalam QS. Ali Imran(3): 191. Berikut bunyi Firman-Nya:
الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (Q.S. Ali ‘Imran : 191)
3. Mengambil hikmah dari bencana di alam.
Dilihat dari awal tahun 2021 ini bencana dan musibah silih berganti bermunculan.
Sebagai muslim, kita harus merenung dan memikirkan hikmah yang bisa diambil dari musibah tersebut sebagai bentuk tadabbur. Ketika sudah memahaminya.
Maka kita akan mengerti bahwa alam semesta ini bersifat fana atau rusak. Tidak ada yang kekal abadi di alam semesta ini termasuk kita manusia.
Dengan memahami hal tersebut, maka intensitas ibadah kita kepada Allah SWT akan meningkat.
Apakah masih kurang peka terhadap lingkungan ?
Alam seindah ini, apakah tak kau hiraukan ?
Manusia di turunkan ke bumi untuk menjadi khalifah/pemimpin yang bertugas untuk menjaga melestarikan Alam semesta.
Sebab, alam menjadi rahmat bagi setiap makhluk, sebagaimana Firman Allah dalam QS. Al-Anbiya’: 107
وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ
Artinya: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Menurut Quraish Shihab, redaksi ayat di atas sangat singkat, tetapi ia mengandung makna yang sangat luas, yakni:
1. Rasul atau utusan Allah dalam hal ini Nabi Muhammad SAW.
2. Yang mengutus beliau dalam hal ini Allah.
3. Yang diutus kepada mereka (al-‘alamin)
4. Risalah, yang kesemuanya mengisyaratkan sifat-sifatnya, yakni rahmat. (*)