Perbuatan Baik dan Jahat Itu Untuk Dirimu Sendiri, Pilihan yang Harus Dipertanggungjawabkan

ASSAJIDIN.Com – Perbuatan jahat Kaum Bani Israil sebagaimana yang dipaparkan secara rinci di dalam Al Qur’an, hendaklah menjadi sebuah renungan yang terus menerus diresapi. Betapa dahsyatnya bila murka Allah telah tiba terhadap siapapun dan golongan mereka yang mungkar atas perintahNya.
Sesungguhnya, perbuatan baik dan jahat adalah untuk dirimu sendiri. Jelas sekali kita membacanya dalam firman Allah SWT dalam Al Qura’an; //”Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.// (QS. Al Isyra’(17): 7)
Sebelunya telah disebutkan bagaimana Allah mengabarkan Bani Israil telah dua kali berbuat kerusakan di muka bumi. Dan setiap kali berbuat kerusakan Allah menjadikan kaum yang lebih kuat menguasai mereka. Kaum ini menghancurkan rumah dan tanah pertanian mereka. Ayat ini kembali mengulangi singgungan Allah sebelumnya.
Sebagaimana ditulis oleh Ustadz Nasaruddin Umar, dalam sebuah buku “Perbuatan Baik Manusia.’ Dia mengutip berbagai keterangan dari al quran yang menyebutkankan, bahwa; “Dunia yang ditinggali adalah dunia aksi dan reaksi. Bila kalian berbuat baik, niscaya kebaikan pula yang akan kalian saksikan dan bila keburukan yang kalian lakukan, maka keburukan pula yang akan kalian terima. Kalian telah berbuat satu kerusakan di muka bumi dan akibatnya telah kalian rasakan, namun sayangnya kalian tidak mengambil pelajaran dan kembali berbuat kerusakan. Oleh karena itu kalian harus menanti kali ini sebuah kaum akan mengalahkan dan membuat kalian terhina. Kaum tersebut akan mengambil kembali Masjidul Aqsa dan menguasai kalian.”
Mengenai detil peristiwanya dan kapan terjadinya tidak disebutkan dalam ayat-ayat al-Quran. Karena yang terpenting dari pelbagai peristiwa sejarah adalah pelajaran yang dapat diambil oleh semua orang dan bangsa. Semua harus tahu betapa kekafiran tidak akan dibiarkan begitu saja tanpa sangsi. Kerusakan yang dilakukan di atas bumi juga akan mendapat balasannya langsung di bumi.
Dari ayat tadi terdapat pelajaran yang dapat dipetik: yakni bahwa perbuatan buruk dan baik yang kita lakukan tidak akan merugikan atau menguntungkan Allah dan perlu dicamkan hasilnya kembali kepada diri kita sendiri. Sunnah ilahi tetap dan konstan terkait sejarah dan masyarakat. Setiap orang yang melakukan kerusakan bakal binasa.
Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat(Nya) kepadamu dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan), niscaya Kami kembali (mengazabmu) dan Kami jadikan neraka jahannam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS. Al Isyra’( 17): 8)
Namun demikian, jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah dan senantiasa mengharapkan rahmat-Nya. Bila kalian telah melakukan kerusakan di muka bumi, tetaplah berharap semoga rahmat Allah meliputimu. Namun bila kalian tetap melakukan kerusakan, ketahuilah rahmat Allah akan ditarik dari kalian dan selain menemui kebinasaan di dunia, kalian juga bakal di siksa di neraka jahannam dengan siksaan yang pedih.”
Firman Allah; Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. (QS, Al Isyra’17: 9).”Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih. (QS. Al Isyra’(17): 10)
Penulis & Editor: Bangun Lubis