MOZAIK ISLAM

Belajar Hidup dari Narapidana Divonis Hukuman Mati

 

ASSAJIDIN.COM –– Hidup ini untuk apa sih? Bila kita ingat, tiap tiap yang hidup akan merasakan mati.
Kalau kita sadar, sadar akan mati, pasti kita prihatin…

Sebuah ilustrasi :
Ada seorang narapidana diputuskan hukuman mati, tidak tahu kapan akan dieksekusi tembak.

Hari demi hari dia prihatin, dia memikirkan akan mati
Hari-harinya pun dipakai untuk ibadah, dipakai untuk puasa, dipakai untuk riyadhoh, melatih hatinya bersiap untuk kembali pulang menghadap keharibaanNya.

Akhirnya “Si Narapidana” yang akan dihukum mati dipindah ke ruang isolasi untuk dieksekusi mati.
Dia menyadari berarti hidupnya sudah tidak lama lagi, hanya tinggal menghitung hari.
Mulai stress karena dia akan dihadapkan di regu tembak.

Tiap malam menangis, mengisolasi diri, tidak banyak bertanya, tidak banyak berkata, mulut dibungkam erat-erat, hati menyadari akan mati diujung tembak.

Diputuskan kurang besok dia akan dieksekusi dihadapan regu tembak, semakin dekat dia tidak semakin enak makan, tidak bisa tidur, karena sadar dia akan mati.

Saatnya dihukum tembak, mungkin dia menjerit sekuat-kuatnya memohon ampun dihadapan Allah dengan takbir sekuat-kuatnya diujung maut regu tembak.
Ini orang sadar ingat mati!

Lihat Juga :  Hadir di Kota Palembang, Hubabah Ummu Salim bin Hafidz Jabarkan Makna QS Al Hujurat 11-12

Kitapun akan dieksekusi oleh Izroil, bedanya tidak diujung tembak, mungkin kita tidak tahu kapan mati itu ada, padahal mati sudah mendekat, kita sudah mendekat dengan kematian, kita sudah mendekat dengan kematian!

Hidup, antri untuk mati

Tapi kita malah senang-senang tidak pernah ingat dosa kita, tidak pernah kita tunduk dihadapan Allah, bahkan mungkin kita banyak tertawa, padahal mati sudah mendekat, kita sudah antri sangat dekat sekali tapi tidak tahu.

Mari kita renungkan wahai saudaraku…
Hidup ada batasnya, apalagi kalau kita nanti dimasukkan neraka, disana tidak ada kematian, mengapa kita tidak menangisi dosa kita.

Orang yang cerdas, orang yang mengetahui dosanya!
Orang yang cerdas, orang yang mengenal bahwa dia akan meninggalkan dunia!
Orang yang cerdas itu tahu bahwa dirinya akan mati, dia akan mati!

Persiapan menghadap Allah yang Maha Suci, tiada sekutu baginya!
Maka dia mengeNOLkan diri, tidak menjagakan siapa-siapa, tidak menjagakan ibadahnya, tidak menjagakan amalnya, yang dijagakan Alloh Sang Penciptanya!

Renungkan

Kita akan pulang tapi kita tidak pernah menyesal!
Kita akan mati tapi kita tidak pernah merasa dosa!
Air mata ini kering untuk bertaubat, tapi air mata itu subur untuk memikirkan dunia!
Air mata mudah tumpah untuk urusan dunia!
Tapi untuk urusan akhirat, urusan dosa sangat kering… kering sekali…
Sehingga tidak ada manusia yang menangisi dosa lagi
Kembali… kerendahan… kerendahan… perasaan penuh dosa harus ada di dada kita.

Lihat Juga :  Kisah Perjalanan Nabi, Perang Melawan Kebathilan (4)

Renungkan dan rasakan di dalam hati…

Mari kita mohon kepada Allah, keluarga kita, anak-anak kita, yang mungkin umat islam dimasa akan datang sudah akan muncul jahiliyah yang kedua, dan ini butuh pertolongan, butuh doa dari kita semua dengan penuh kerendahan.

Kalau memang kita cerdas, merasa akan mati, maka air mata pasti akan tumpah, kalau kita lengah, tidak penyesalan itu ada di dalam diri kita.

Saudaraku… dilatih… kami menyadari terutama diri saya, penuh dosa, tidak mampu, tidak bisa, tapi dilatih… dilatih… ALLAH RAHMAN RAHIM… ALLAH RAHMAN RAHIM… ALLAH RAHMAN RAHIM…

Rasulullah Saw akan memberi syafaat, sayang kepada umatnya, maka harus dilatih, kita tidak hanya bermujahadah hanya bungkusnya, tapi melatih mujahadah ini dengan jiwa kita, dengan perasaan rendah serendah-rendahnya.(*/sumber: unknowned name)

Back to top button