Uncategorized

Asmaul Husna Al-Ghafar (Maha Pengampun) Arti dan Makna dalam Kehidupan Sehari-hari

ASSAJIDIN.COM — Dalam bahasa Arab, kata dasar ghafara dapat terbentuk menjadi kata yang sangat beragam seperti istighfâr (permohonan ampunan), maghfirah (ampunan), ghufrân (ampunan), ghâfir (yang mengampuni), ghafûr (pengampun), ghufrah (alat penutup), ghafîr (yang menutupi), dan seterusnya.

Secara istilah, kata al-Ghaffâr selalu mengacu pada arti Maha Mengampuni. Mengampuni berarti menutupi dosa dengan ampunan sehingga dosa itu tidak terlihat lagi.

Dengan demikian manusia tetap dalam kemuliannya, di dunia maupun di akhirat. Allah juga yang menutupi segala kekurangan manusia walaupun manusia bersalah. Namun, karena maghfirah (ampunan) Allah manusia menjadi terhormat dan mulia di hadapan manusia lainnya.

Lihat Juga :  Habis Tes CPNS Langsung Liburan, Begini Sosok Rahmat Peraih Nilai SKD Tertinggi

Manusia juga akan menjadi makhluk yang hina dan menjijikkan jika selalu dihiasi dengan perbuatan dosa. Oleh karena itu, supaya manusia selalu dalam kemuliaan, Allah menyuruh manusia meminta maghfirah dengan istighfâr supaya ditutupi dosa-dosanya dengan ghufrân (ampunan).

Dengan selalu beristighfâr, Allah akan memberi ampunan (penutup dosa), sehingga manusia selalu mulia di hadapan manusia lainnya.

Manusia juga diminta untuk menjadi orang yang pemaaf karena pada dasarnya Allah adalah Maha Pengampun Maha Pemaaf.

Kita tidak dapat membayangkan jika Allah membuka seluruh dosa, aib, dan kekurangan kita di hadapan orang lain. Kita akan menjadi hina di hadapan orang lain. Allah berfirman,

Lihat Juga :  Asmaul Husna Al-Mumit, Maknanya Berdasarkan Alquran dan Hadist

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا ١٠

Maka aku katakan kepada mereka, “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun,” (QS. Nuh[71]: 10).

Dengan menghayati makna al-Ghaffâr tersebut, manusia akan menyadari dirinya adalah makhluk yang lemah. Kemuliaan yang selama ini disandangnya tidak lain karena kekurangan, aib, dan dosa-dosanya ditutupi oleh Allah dari penglihatan manusia. Oleh karena itu, wajib bagi manusia untuk selalu istighfâr hanya kepada Allah, al-Ghaffâr.(*/SUMBER:Majalah SM Edisi 3 Tahun 2018)

Back to top button