MOZAIK ISLAM

4 TIPS ISTIQOMAH DALAM AMAL SHOLEH

ASSAJIDIN.COM — Ada seorang di antara kawan-kawan yang bertanya demikian..

“Saya itu ingin terus beramal ustadz, tapi ada masa dimana rasanya malas beramal. Kalau pas saya butuh hajat, saya semangat beramal, kalau Alloh beri lapang, kadang malah jadi lalai. Gimana caranya agar bisa tetap istqomah?”

Kawan-kawan yang dirahmati Alloh.. sudah jadi janjinya setan akan menggoda kita sebagai umat manusia. Maka kemalasan dalam ibadah, bisa jadi adalah bagian dari godaan setan kepada kita atas ketaatan kepada Alloh ta’ala.

“Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 168)

Maka sebagai hamba yang berusaha istiqomah dan bertakwa di jalan Alloh, maka perlu juga ada siasat yang kita lakukan untuk melawan godaan rasa malas itu.

Saya pun mengalaminya, dan saya juga pernah bertanya ke guru saya perihal serupa. Dan ada 6 saran yang beliau berikan ketika itu..

1. Lakukan amalan mulai dari sedikit demi sedikit.

Masalah utama banyak orang yang sedang seneng-senengnya beramal adalah ingin pahala maksimal, lalu mengambil porsi amal yang besar.

– Kalau sholat sunnah misalnya, mengambil rakaat yang banyak..
– Kalau sedekah, mengeluarkan nominal yang amal besar..
– Kalau dzikir, menggunakan bacaan dzikir yang paling panjang dan banyak jumlahnya..

Semua itu baik saja. Tidak salah. Namun apa gunanya jika lama-lama kita kelelahan, kepayahan, tak sanggup melanjutkan lalu menyerah dan meninggalkan amalan tadi?

Padahal seuatu amalan diukur atau dilihat akhirannya.

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari, no. 6607)

Maka saran para ulama, lakukanlah amalan pada mulanya sedikit demi sedikit.

Hal ini berfungsi untuk 2 hal. Dengan melakukan sedikit, kita merasa ringan mengamalkannya, maka tidak ada rasa berat dan malas. Harapannya, bisa setiap hari melakukan. Dan setelah berbulan-bulan, akhirnya terekam oleh sel tubuh, oleh otak dan dalam hati, akhirnya jadi kebiasaan. Kalau sudah jadi kebiasaan, akan sulit dihilangkan.

Lihat Juga :  Janji Allah SWT Bagi Mereka yang Istiqomah 

Selain itu, melakukan amal sedikit di awal adalah untuk mencapai level ikhlas. Mungkin ada yang pertama beramal belum ikhlas, sebab ingin sesuatu, ingin hajatnya terpenuhi. Tapi ketika rutin melakukannya, maka siapa tahu Alloh bukakan hati kita untuk bisa ikhlas, sebab terlanjur menikmati amalannya, bukan karena ingin lagi mengejar fadhilahnya.

2. Pilah Teman

Memilah dengan siapa kita menghabiskan waktu sangatlah berpengaruh dalam ketakwaan kita. Coba bayangkan, jika antum diberi kesempatan semingguan di satu pondok pesantren, saya yakin, pasti sholatnya barengan para santri tepat waktu di masjid. Habis subuh, pasti malu tidur lagi sebab yang lain pada tadarus.

Bangun kesiangan pasti malu sebab yang lain jam 3 udah tahajud. Sampai mau bertingkah tak pantas pun pasti sungkan sebab ada di lingkungan santri.

Karena memang begitulah manusia. Ia akan tercitra seperti lingkungannya.

Memilah teman bukan berarti memutus silaturahim..

Tetapi hanya memberikan batasan kepada mereka yang cenderung punya pengaruh buruk, agar tidak sering-sering berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dan dalam waktu yang lama.

Ini dalam rangka membangun pondasi karakter. Jika sudah merasa kuat karakternya, silahkan saja. Mungkin antum malah bisa mempengaruhi orang lain. Namun jika belum, menarik diri sedikit adalah pilihan paling bijak.

Termasuk kenapa saya membuat KAJIAN KAMIS untuk antum adalah karena setidaknya saya menyumbang 1 perkara untuk mengingatkan antum dalam amal sholeh. Semoga berkenan.

3. Hadiri Majelis Ilmu

Ini penting, karena semakin banyak ilmu yang kita tahu, akan menguatkan hati. Bila pun tak paham, setidaknya, berada dikumpulan majelis ilmu merupakan cara untuk menjaga semangat ketakwaan.

Hadir ya.. bukan nonton di Youtube. Nonton kajian di Youtube memang bisa menambah ilmu. Tapi tidak menyuntikkan ruh ketakwaan. Sebab tak ada interaksi, tak ada hawa dan energi yang kita bisa serap dan rasakan.

Dan setidaknya, Antum jadi punya guru. Bisa datang kepada beliau kalau lagi galau hati.

Lihat Juga :  Antara Istiqomah dan Karomah

Bisa datang dan meminta nasihat jika sedang lemah iman dan tak tahu langkah.. itu yang terus membuat saya pribadi bisa terjaga. Jika belum punya.. cari..!!!

4. Berbuat baik dan berdoa kepada Alloh

Ini tak kalah penting. Hati itu tempatnya lalai. Dalam keadaan apapun berbuat baiklah. Sedang di rumah, bantulah orangtua. Sedang di jalan bantulah orang yang butuh bantuan, pokoknya berbuat baik, selagi sempat maupun sempit baik dengan tenaga maupun harta.

Maka salah satu doa yang dibiasakan oleh Rasulullah Sholallahu’alaihi wassalam adalah

“Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik”
(Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu)

Agar Alloh berkenan menjaga hati kita untuk tetap istiqomah dalam amal kebaikan.

Pokoknya butuh nggak butuh berdoa. Doa itu jangan hanya sewaktu punya keinginan, tapi saat tak punya pun berdoa. Dulu guru saya memberi nasihat..

Sering-seringlah berdoa ke Alloh, sebab itu adalah wasilahmu ngobrol dengan Alloh. Ibarat orang ngobrol, ya harus ada bahan.. maka kalau kamu sedang nggak ada baha (ngga punya keinginan) tapi pingin tetap ngobrol ke Alloh.. berdoalah 2 hal:

Pertama, berdoa agar hati terus diberi hidayah..
Kedua, mintalah mati yang husnul khotimah..

Kedua hal itu tak mungkin tidak kamu inginkan.. begitu kata guru saya.

Semoga kita semua menjadi pribadi yang istiqomah dalam amal kebaikan. Bukan hanya di saat sempit, tapi juga di saat lapang. Bukan hanya di saat susah, tapi juga di saat senang. Bukan hanya yang semangat di awal, tapi juga sampai akhir hayat.

Karena Alloh paling senang dengan amalan yang istiqomah meski hanya sedikit..

Dari Aisyah Radhiallahu’anha, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” (HR. Muslim no. 783). (*/Sumber: motivasi hidup penyejuk hati)

Back to top button