Dari Pedalaman Sungai Musi, Rizal Sosok Guru Honorer Distabilitas : Pejuang Pendidikan Tanpa Gaji

AsSajidin.com— Hampir satu tahun lebih, dunia pendidikan di Sumatera Selatan (Sumsel) masih menerapkan system belajar daring. Bahkan talik ulur pembelajaran tatap muka yang belum juga maksimal menjadikan tidak hanya guru, bahkan sebagian siswa dan orang tua pun merasa jenuh. Namun tidak bagi anak-anak di Desa Pasenan kecamatan Terawas Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan (Sumsel) yang terus berjuang mengarungi derasnya sungai musi demi menyongsong masa depan depan yang jauh lebih baik.
Peluh di dahi tak ia hiraukan, lelah dan letih pun selalu Ia kesampingkan demi senyum manis dan cita murid-murid kesayangannya di seberang sungai sana. Kalimat indah ini nampaknya cukup melukiskan sosok keseharian seorang pria yang menjalani hidup dengan keterbatasan fisik yang tinggal di Desa Pasenan kecamatan Terawas Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan (Sumsel) ini. Dia adalah Rizal, sosok guru disabilitas yang pantang menyerah.
Mendapat upah sebagai tenaga pengajar honorer di Desa Sri Pengantin dengan upah sebesar 200 ribu perbulan, nyaris tak pernah Ia nikmati. Semua Ia dedikasikan untuk keperluan transportasi sungai untuk dirinya dan anak-anak didiknya menuju sekolah tempatnya mengabdi.
“ Memang sejak lama, hanya transportasi sungai inilah yang ada. Sementara untuk menempuh jalan darat belum tersedia sampai kini. Kami menempuh perjalanan sungai ini hampir 1 jam lamanya setiap hari untuk sampai ke sekolah,” ujar Dini salah seorang murid di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Desa Sri Pengantin.
Menurut Dini dan teman-temannya , semangat menempuh pendidikan ini tidak terlepas dari semangat pantang menyerah yang di tunjukkan Pak Rizal, salah seorang guru disabilitas yang dengan rela menyumbangkan semua hasil upahnya mengajar untuk menyewa perahu bagi dirinya dan anak-anak desa.
“ Semangat itu lah yang menjadikan kami tidak patah arang untuk mewujudkan mimpi mengejar cita-cita mulia. Kami sangat menyayangi pak Rizal, meskipun dia sendiri dalam keterbatasan, namun demi kami ia rela korbankan semuanya. Pak Rizal adalah sosok tangguh yang dalam diamnya tak pernah mengeluh, hanya satu yang dia impikan untuk murid-muridnya, semoga suatu saat muridnya dapat menjadi orang sukses, calon pemimpin bangsa ini,” ungkap Dini.
Mengutip laman amalsholeh.com yang merupakan salah satu portal jembatan kebaikan untuk kemanusiaan, Yayasan Pesantren Quran Takwa membuka donasi untuk membantu para pejuang di pelosok negeri, yuk sentuh hati kita untuk membantu Pak Rizal untuk membeli perahu baru dengan kisaran harga 17 hingga 20 juta. Dan turut peduli akan nasib dan masa depan Pak Rizal dan keluarganya yang sering menahan perih di hati saat tidak punya lagi uang untuk menyewa perahu demi keberlangsungan proses belajar mengajar serta pendukung kegiatan lainnya agar perjuangan beliau dalam mencerdaskan siswa-siswa di pedalaman Sumatera Selatan menjadi semakin mudah. (Jemmy Saputera)