NASIONAL

Alhamdulillah, Demo Mahasiswa Protes UU Cipta Karya tak Menambah Klaster Baru Covid-19

ASSAJIDIN.COM — Dalam sebulan belakangan ini aksi demonstrasi Omnibus Law yang memicu keramaian sempat dikhawatirkan Satuan Gugus Tugas (Satgas) Covid-19 di Palembang akan adanya penambahan klaster baru penularan Virus Corona.

Aksi tersebut sudah dilakukan sejak Oktober lalu. Menurut Juru Bicara Bidang Satgas Covid-19, Yudhi Setiawan setelah ada aksi tersebut belum ada klaster baru atau mungkin belum terungkap.

“Karena kalau dihitung dari kejadian ke 14 hari ke depan, mestinya klaster demonstran Covid-19 di Palembang sudah bermunculan, namun sampai hari ini belum ditemukan,” katanya.

Pihaknya baru-baru ini menemukan sejumlah kasus positif pasca aksi unjuk rasa. Namun baru ada sekitar 30 orang yang dinyatakan terpapar Covid-19. Mereka berada di rentang usia 18-24 tahun.

Lihat Juga :  Siap Berkolaborasi, ACT dan Pemkot Palembang akan Kirimkan Bantuan Logistik ke Semeru

“Kalau dilihat analisa grafik kami, kasus pada kelompok tersebut tidak menunjukkan klaster mahasiswa yang demo, ini dari hasil lab yang diterima sampai 29 Oktober lalu,” katanya.

Yudhi mengatakan, walau di Palembang belum ditemukan penambahan klaster baru penularan Covid-19. Namun akan ada kemungkinan penyebaran Virus Corona masih terjadi. Terlebih jika masih berdesakan di tengah keramaian dan kepadatan.

“Termasuk kemungkinan aksi demo dapat menularkan Covid-19. Kemungkinan tertular akibat demo pasti ada hanya saja sekarang belum terungkap,” katanya.

Ahli Epidemiolog Satgas Covid-19, Dr Iche Andriani Liberty melanjutkan, kesulitan dalam mengungkap klaster demo adalah peserta aksi yang tidak saling kenal sehingga klaster tersebut belum terungkap.

Lihat Juga :  Menjelang Aksi Demo Kembali Tolak UU Cipta Kerja , Spanduk ini Beredar di Sumsel

“Itu sulitnya, meski mereka berdesak-desakan, saat unjuk rasa banyak yang tidak mereka kenal satu sama lain. Dari data dan indikasi Sumsel juga begitu, belum ada yang mengarah ke demonstran, ” katanya.

Oleh sebab itu, tracing dan tracking serta treatment harus dilakukan optimal sehingga dapat mengidentifikasi klaster yang dimaksud. Ditambah pihak satgas juga harus jeli menelusuri.

“Tracking dan tracing harus jelas. Kepada masyarakat juga saya minta jangan takut jangan ada stigma negatif jika hendak menghubungi fasilitas kesehatan untuk memastikan kondisi kesehatan,” katanya. (*/Sumber: assajidingroup/Kamayel Ar-Razi)

Back to top button